Vertebrata Kelas aves (unggas)
di susun oleh :
Ahmad Ashar Abbas, S.Si
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar belakang
Hewan vertebrata yaitu hewan yang
bertulang belakang atau puunggung. Memiliki struktur tubuh yang jauh lebih
sempurna dibandingkan dengan hewan Invertebrata. Hewan vertebrata memiliki tali
yang merupakan susunan tempat terkumpulnyasel-sel saraf yang memiliki
perpanjangan kumpulan saraf dari otak. Tali ini tidak dimiliki oleh yang tidak
bertulang belakang (Yasin, 1992).
Aves termasuk hewan hemoiterm karena
suhu tubuhnya tetap walaupun suhu disekitarnya berubah-ubah. Dengan melihat
paruhnya maka kit adapt mengetahui jenis makanannya dan dengan melihat bentuk
kakinya kita dapat mengenal tempat dia hidup, apakah burung itu dapat berenang
atau tidak, bertenger dipohon, memanjat atau berjalan. Burung bernafas dengan
paru-paru dan dibantu dengan pundi-pundi udara (Ahmad, 2010).
Aves merupakan kelas tersendiri
dalam kingdom animalia, aves atau burung memiliki ciri-ciri umum yaitu berbulu
dan kbanyakan diantara mereka bisa terbang. Kelas aves adalah satu-satunya
hewan yang memiliki bulu,. Hal ni merupakan keunikan tersendiri dari kelompok
hewan tersebut. Berikut ini adalah uraian singkat tentang kelas aves (Ahmad,
2010).
BAB
II
PEMBAHASAN
Burung adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap. Fosil tertua burung ditemukan di Jerman dan dikenal sebagai Archaeopteryx. Jenis-jenis burung begitu bervariasi, mulai
dari burung kolibri yang kecil mungil hingga burung unta, yang lebih tinggi dari orang. Diperkirakan
terdapat sekitar 8.800 – 10.200 spesies burung di seluruh dunia; sekitar 1.500 jenis di antaranya ditemukan
di Indonesia. Berbagai jenis burung ini secara ilmiah
digolongkan ke dalam kelas Aves (Anonim, 2011).
Evolusi dan morfologi
Meskipun
burung berdarah panas, ia berkerabat dekat dengan reptil. Bersama kerabatnya terdekat, suku Crocodylidae alias
keluarga buaya, burung membentuk kelompok hewan yang disebut
Archosauria. Diperkirakan burung berkembang dari sejenis reptil di masa lalu,
yang memendek cakar depannya dan tumbuh bulu-bulu yang khusus di badannya.
Pada awalnya, sayap primitif yang merupakan perkembangan dari cakar depan itu belum
dapat digunakan untuk sungguh-sungguh terbang, dan hanya membantunya untuk bisa
melayang dari suatu ketinggian ke tempat yang lebih rendah (Arnest, 2009).
Burung masa
kini telah berkembang sedemikian rupa sehingga terspesialisasi untuk terbang
jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis yang primitif. Bulu-bulunya,
terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat.
Bulu-bulu ini juga bersusun demikian rupa sehingga mampu menolak air, dan
memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara dingin. Tulang belulangnya
menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di dalamnya, namun
tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih, sebagai
tempat perlekatan otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang,
digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk (Arnest, 2009).
Kesemuanya itu
menjadikan burung menjadi lebih mudah dan lebih pandai terbang, dan mampu
mengunjungi berbagai macam habitat di muka bumi. Ratusan jenis burung dapat
ditemukan di hutan-hutan tropis, mereka menghuni hutan-hutan ini dari tepi pantai hingga ke puncak-puncak pegunungan. Burung juga ditemukan di rawa-rawa, padang rumput, pesisir pantai, tengah lautan, gua-gua batu, perkotaan, dan wilayah kutub. Masing-masing jenis beradaptasi dengan lingkungan hidup
dan makanan utamanya (Linnaeus, 1758).
Maka dikenal
berbagai jenis burung yang berbeda-beda warna dan bentuknya. Ada yang warnanya
cerah cemerlang atau hitam legam, yang hijau daun, coklat gelap atau burik
untuk menyamar, dan lain-lain. Ada yang memiliki paruh kuat untuk menyobek
daging (Elang), mengerkah biji buah yang keras (Burung manyar), runcing untuk menombak ikan (Burung Kormoran), pipih untuk menyaring lumpur (Bebek), lebar untuk menangkap serangga terbang (Burung kacamata
biasa), atau kecil
panjang untuk mengisap nektar (‘Ō‘ō Kaua‘i). Ada yang memiliki cakar tajam untuk mencengkeram
mangsa, cakar pemanjat pohon, cakar penggali tanah dan serasah, cakar
berselaput untuk berenang, cakar kuat untuk berlari dan merobek perut musuhnya
(Linnaeus, 1758).
Aves
terbagi atas dua yaitu aves terbang dan aves tidak dapat terbang
1. Aves terbang
Ciri-cirinya:
☻ Tonjolan tulang
dada yang agak besar
☻ Memiliki tulang
pipa yang berisi rongga udara
Contohnya : Burung Elang, Burung Kasuari, dll
2. Aves tidak dapat terbang
Ciri-cirinya:
☻ Tulang pipinya
penuh sum-sum
☻ Tonjolan tulang
dadanya pendek atau tidak ada
Contohnya: Burung Unta, Penguin dll.
Sistematika
aves
Sistematika aves terbagi atas dua subclass yaitu:
Ø Subclass Archaeornithes
Subclass
archaeornithes merupakan burung yang masih memiliki beberapa sifat reptil,
misal memiliki gigi, sayapnya masih memiliki sisa-sisa kuku panjang yang
asalnya dari ekstremitas anterior. Kaki belakang bersisik seperti reptil dan
ekor masih tampak panjang contohnya : Archeoterix lithografis (Semua sp.
sudah punah)
Ø Subclass Neornithes
Subclass Neornithes terbagi atas dua superordo yaitu:
☻ Superordo palaeognathae
Ciri-cirinya :
- Burung tidak terbang tapi pelari cepat
- Sayap meeduksi atau hilang sama sekali
- Tulang dada atau sternum tanpa carina sterni
- Rahang tanpa gigi
Ordo
palaeognathae:
- Ordo
Struthioni formes contohnya Struthio camellus
- Ordo
casuarri formes contohnya Casuarius casuarius
- Ordo apterygi formes contohnya Apterix australis
- Ordo rheiformes contohnya Rhea americana
- Ordo tinami forms contohnya Eudromia elegans
☻ Superordo Neognathae
Ciri-cirinya :
- Tubuh kecil, bisa terbang.
- Sayap berkembang dengan baik
- Sternum memiliki carina sterni
- Tidak mempunyai gigi
- Tungkai depan berfungsi sebagai sayap
- Ruas tulang ekor 5 - 6
Ordo dari Neognathae
yang memiliki family:
Kingdom :
|
|
Phylum:
|
|
subphylum:
|
|
(tidak termasuk)
|
|
Class:
|
Aves
|
Klasifikasi aves
Kingdom: Animalia
Phylum: Chordata
Class: Aves
Ordo: Struthioniformes
Family: Struthionidae
Genus: Struthio
Spesies: S. Camelus
Phylum: Chordata
Class: Aves
Ordo: Struthioniformes
Family: Struthionidae
Genus: Struthio
Spesies: S. Camelus
Ciri-cirinya
Burung unta adalah hewan berdarah panas, mempunyai sayap dan tubuh yang diselubungi bulu. Bulu mereka tidak berfungsi sebagai kerajang udara, tetapi pernah populer sebagai hiasan topi wanita dan sebagainya. Paruhnya tidak bergigi dan lancip.
Burung unta mempunyai leher yang panjang dan mampu beralri sehingga 65 km/jam.
Burung unta terkenal dengan sarang masyarakat, di mana beberapa ekor burung betina akan bertelur dalam satu sarang, untuk dierami oleh betina pada waktu siang dan jantan pada waktu malam. Telur burung unta adalah telur terbesar.
Burung unta adalah hewan berdarah panas, mempunyai sayap dan tubuh yang diselubungi bulu. Bulu mereka tidak berfungsi sebagai kerajang udara, tetapi pernah populer sebagai hiasan topi wanita dan sebagainya. Paruhnya tidak bergigi dan lancip.
Burung unta mempunyai leher yang panjang dan mampu beralri sehingga 65 km/jam.
Burung unta terkenal dengan sarang masyarakat, di mana beberapa ekor burung betina akan bertelur dalam satu sarang, untuk dierami oleh betina pada waktu siang dan jantan pada waktu malam. Telur burung unta adalah telur terbesar.
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Ordo: Struthioniformes
Family: Rheidae
Genus: Rhea
Spesies: Rhea sp.
Phylum : Chordata
Class : Aves
Ordo: Struthioniformes
Family: Rheidae
Genus: Rhea
Spesies: Rhea sp.
Ciri-cirinya
Rhea adalah
burung besar yang tidak dapat terbang yang memiliki kaki dan leher panjang, dan
berwarna abu-abu kecokelatan. Burung ini bisa mencapai tinggi lima kaki (1.7
m). Sayap rhea sangat besar dan akan membentang ketika berlari, berfungsi
seperti layar pada kapal. Tidak seperti burung lainnya, jari kaki rhea hanya
berjumlah tiga, namun ini dapat membuat mereka berlari lebih leluasa. Rhea
adalah omnivora, umumnya daun pepohonan, namun Rhea juga memakan biji,
akar,buah, serangga.
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Ordo : Struthioniformes
Family : Casuariidae
Genus: Casuarius
Spesies: C. casuarius
Phylum : Chordata
Class : Aves
Ordo : Struthioniformes
Family : Casuariidae
Genus: Casuarius
Spesies: C. casuarius
Ciri-cirinya
Kasuari Gelambir-ganda atau dalam nama ilmiahnya Casuarius casuarius adalah salah satu burung dari tiga spesies Kasuari. Burung dewasa berukuran besar, dengan ketinggian mencapai 170cm, dan memiliki bulu berwarna hitam yang keras dan kaku. Kulit lehernya berwarna biru dan terdapat dua buah gelambir berwarna merah pada lehernya. Di atas kepalanya terdapat tanduk yang tinggi berwarna kecoklatan. Burung betina serupa dengan burung jantan, dan biasanya berukuran lebih besar dan lebih dominan.
Kasuari Gelambir-ganda atau dalam nama ilmiahnya Casuarius casuarius adalah salah satu burung dari tiga spesies Kasuari. Burung dewasa berukuran besar, dengan ketinggian mencapai 170cm, dan memiliki bulu berwarna hitam yang keras dan kaku. Kulit lehernya berwarna biru dan terdapat dua buah gelambir berwarna merah pada lehernya. Di atas kepalanya terdapat tanduk yang tinggi berwarna kecoklatan. Burung betina serupa dengan burung jantan, dan biasanya berukuran lebih besar dan lebih dominan.
Burung
Kasuari mempunyai kaki yang besar dan kuat dengan tiga buah jari pada
masing-masing kakinya. Jari-jari kaki burung ini sangat berbahaya karena
diperlengkapi dengan cakar yang sangat tajam. Seperti umumnya spesies
burung-burung yang berukuran besar, burung Kasuari Gelambir-ganda tidak dapat
terbang.
Pakan burung Kasuari Gelambir-ganda terdiri dari aneka buah-buahan yang terjatuh di dasar hutan. Burung Kasuari biasanya hidup sendiri, berpasangan hanya pada waktu musim berbiak. Anak burung dierami dan dibesarkan oleh burung jantan
Casuarius adalah salah satu dari dua genus burung di dalam suku Casuariidae. Genus ini terdiri dari tiga spesies Kasuari diperlengkapi tanduk di atas kepalanya, yang membantu burung ini sewaktu berjalan di habitatnya di hutan yang lebat. Selain tanduk dikepalanya, kasuari mempunyai kaki yang sangat kuat dan berkuku tajam. Burung kasuari betina biasanya berukuran lebih besar dan berwarna lebih terang daripada jantan yang berukuran sangat besar dan tidak dapat terbang.
Pakan burung Kasuari Gelambir-ganda terdiri dari aneka buah-buahan yang terjatuh di dasar hutan. Burung Kasuari biasanya hidup sendiri, berpasangan hanya pada waktu musim berbiak. Anak burung dierami dan dibesarkan oleh burung jantan
Casuarius adalah salah satu dari dua genus burung di dalam suku Casuariidae. Genus ini terdiri dari tiga spesies Kasuari diperlengkapi tanduk di atas kepalanya, yang membantu burung ini sewaktu berjalan di habitatnya di hutan yang lebat. Selain tanduk dikepalanya, kasuari mempunyai kaki yang sangat kuat dan berkuku tajam. Burung kasuari betina biasanya berukuran lebih besar dan berwarna lebih terang daripada jantan yang berukuran sangat besar dan tidak dapat terbang.
Kingdom : Animalia
Phylum: Chordata
Class : Aves
Ordo: Struthioniformes
Family : -
Genus : Dromaius
Spesies: D. Novaehollandiae
Phylum: Chordata
Class : Aves
Ordo: Struthioniformes
Family : -
Genus : Dromaius
Spesies: D. Novaehollandiae
Ciri-cirinya
Burung Emu mempunyai bulu lembut yang berwarna coklat dan boleh mencapai ketinggian sebanyak dua meter dan berat sebanyak 45 kilogram. Burung ini ialah haiwan berkelana, dan boleh membuat perjalanan jarak panjang untuk mencari makanan yang termasuk berbagai-bagai tumbuhan dan serangga. Jika perlu, bur ung ini boleh mencapai 50 kilometer sejam (31 batu sejam) untuk setakat masa. Burung Emu diternakkan untuk daging, minyak, dan kulitnya.
Burung Emu mempunyai bulu lembut yang berwarna coklat dan boleh mencapai ketinggian sebanyak dua meter dan berat sebanyak 45 kilogram. Burung ini ialah haiwan berkelana, dan boleh membuat perjalanan jarak panjang untuk mencari makanan yang termasuk berbagai-bagai tumbuhan dan serangga. Jika perlu, bur ung ini boleh mencapai 50 kilometer sejam (31 batu sejam) untuk setakat masa. Burung Emu diternakkan untuk daging, minyak, dan kulitnya.
Telurnya
gelap hijau hitam
Bekerja
sama walaupun binatang
Telur
dieram oleh yang jantan
Kingdom : Animalia
Phylum: Chordata
Class: Aves
Ordo : Galliformes
Family: Phasianidae
Genus: Gallus
Phylum: Chordata
Class: Aves
Ordo : Galliformes
Family: Phasianidae
Genus: Gallus
Spesies: Gallus gallus
Ayam hutan adalah nama umum bagi jenis-jenis ayam liar yang hidup di hutan. Dalam bahasa Jawa disebut dengan nama ayam alas, dalam bahasa Madura ajem alas, dan dalam bahasa Inggris junglefowl; semuanya merujuk pada tempat hidupnya dan sifatnya yang liar. Ayam-ayam ini dari segi bentuk tubuh dan perilaku sangat serupa dengan ayam-ayam peliharaan, karena memang merupakan leluhur dari ayam peliharaan. Jantan dengan betina berbeda bentuk tubuh, warna dan ukurannya (dimorfisme seksual, sexual dimorphism). Ayam hutan jantan memiliki bulu yang dberwarna-warni dan indah, berbeda dengan ayam betinanya yang cenderung berwarna monoton dan kusam.
Gambar
Macam-macam Aves
Tidak ada komentar:
Posting Komentar