BAB I
A. Pengertian Skeleton
Kerangka (Dari
skeletos Yunani = "kering-tubuh", "mumi") adalah bagian
tubuh yang membentuk struktur pendukung dari suatu organisme . Ada dua jenis
kerangka yang berbeda: exoskeleton , yang merupakan kulit terluar yang stabil
dari suatu organisme, dan endoskeleton , yang membentuk struktur pendukung di
dalam tubuh
PISCES
A. Kelas
Agnatha
Yang termasuk kelas ini adalah Ostracoderma yang merupakan Agnatha
purba yang telah punah, sedang yang masih hidup adalah sub kelas Cylostomata. Ciri khusus dari Cylostomata adalah memiliki tubuh yang
bulat panjang dan silindris bagian ekornya pipih. Mulut terletak vetro-anteriol
dan merupakan mulut penghisap, pada pinggiran mulut terdapat papil daging atau
tentakel pada sebuah median terdapat sebuah saku rongga hidung. Tulang
tempurung kepala dan archus viceralis (tempat insang ) berupa tulang rawan,
terdapat notochord yang di lengkapi oleh archus neuralis yang tidak sempurna sebagai
sebagai wakil vertebrata (Jasin, 1991).
Kerangka tubuh terdapat notochord
yang ada selama hidup sebagai skeleton aksial, terbungkus oleh jaringan ikat
keras. Notochord terdapat sebagai sumbu tubuh yang berupa batang silindris dari
bahan gelatin yang terbungkus oleh jaringan ikat. Bagian skeleton lainnya yang
berupa tulang rawan yaitu :
1. Tulang
tempurung kepala yang meliputi tulang cranium dan capsula sensoris.
2. Tulang
rawan lingualis yang kuat dan tulang cincin rawan sekitar saluran buccalis.
3. Sekelompok
tulang rawan archus viceralis yang menyokong bagian insang.
4. Bentuk
archus yang terdapat di atas notochord seolah-olah seperti archus neuralis pada
vertebrata.
B. Kelas
Chondrichthyes
Kelas ini merupakan kelas dimana
ikan-ikan yang memiliki mulut dengan mulut ventral yang disokong oleh rahang
dan vertebralisnya ini sempurna yang terpisah satu sama lain sehingga mudah
membengkokkan tubuhnya. Skeletonnya terdiri atas tulang rawan. Salah satu
contoh ikan yang masuk pada kelas ini yaitu ikan hiu Squalus bawah acanthias, ikan pari Raja sp dan Chimaera sp
(Brotowidjoyo, 1989).
Pada ikan hiu Squalus acanthias otak dan organ-organ sensori dibungkus dan
dilindungi oleh kondrokranium. Dibawahnya ada skeleton visceral yang terdiri
dari rahang bawah dan lengkung-lengkung insang. Selain itu skeletonnya berupa
tulang rawan tanpa tulang keras, tulang cranium bergabung dengan capsula
sensori, terdapat notochord dengan banyak bervertebrae yang sempurna daan
terpisah satu sama lain. Vertebrae 2 macam yaitu batang dan ekor, masing-masing
dengan lengkung-lengkung natural. Hanya vertebra kaudal yang berisi
lengkung-lengkung haemal. Sirip-sirip disokong oleh tulang rawan dan bagian
distal diperkuat dengan jari-jari keratin serta ada sabuk-sabuk pectoral dan
pelvik yang berturut-turut menyokong sirip-sirip pektoral dan pelvik
(Brotowidjoyo, 1989).
C. Kelas
Osteichthyes (Kelas Ikan Bertulang Keras)
Pada kelas pisces ini, memiliki
skeleton sebagian atau seluruhnya bertulang menulang. Kondrokranium (cranium
tulang rawan) dilengkapi oleh tulang dermal untuk membentuk tengkorak majemuk.
Mulut terletak di ujung dan bergigi rahang tumbuh dengan baik dan bersendi pada
tulang tempurung kepala dan mempunyai dua sacci olfactorius yang umumnya
berhubungan dengan rongga mulut. Skeleton terutama berupa tulang keras, kecuali
beberapa jenis yang sebagian bertulang rawan dan bentuk vertebrae
bermacam-macam, pina caudalis biasanya homocercal serta sisa-sisa notochord
masih tampak (Brotowidjoyo, 1989).
Sisik dan sirip merupakan
exeskeleton sedangkan endoskeleton terdiri atas tulang tempurung kepala,
columna vertebralis, cingulum pectoralis dan tulang-tulang kecil tambahan yang
menyokong sirip (Jasin, 1991).
Tulang tempurung kepala terdiri atas
cranium sebagai tempat otak, capsula untuk tempat beberapa pasang organon
sensoris (olfactory, optic, auditory) dan skeleton viceralis yang merupakan
bagian pembantuk tulang rahang dan penyokong lidah insang untuk mekanisme.
Tengkorak (tempurung) melekat dekat sekali dengan columna vertebralis. Oleh karena
itu, ikan tidak bias memutar kepalanya dan giginya biasa terdapat pada tulang
premaxillary dentary, vomer dan tulang palatina (Jasin, 1991).
Pada embryo dan ikan yang masih
muda, cranium berupa tulang rawan, akhirnya sebagian besar akan diganti oleh tulang-tulang
rawan yang mendapat tambahan tulang membran sebagai hasil penulangan jaringan
ikat pada masa embryo.
Tujuh pasang archus yang masuk
skeleton viceralis yang pertama adalah tulang rawan dan yang terakhir adalah
tulang keras. Bagian atas (platoquadrate) dari archus mandibularis menempel
pada tulang cranium dan masing-masing setengah dari rahang atas dibentuk oleh
dua tulang membran (premaxillae dan maxillae). Rahang bawah yang yang primitive
(tulang rawan Meckel) pada masing-masing sisi disusun oleh 3 tulang yaitu
dentary, angular dan articular menggantung pada tulang quadratnyang menempel
pada cranium. Archus hyoid sebagian menyokong lidah. Empat archus Branchialis
masing-masing menanggung seberkas insang pada lengkung sebelah luar dan sisir
dari pada sebelah dalam pada batas bagian dalam pharynx. Sisir-sisir itu untuk
mencegah kerusakan pembuluh darah dari benda-benda keras. Pada archus yang
terakhir terdapat gigi pharynx, tapi tidak berinsang (Jasin, 1991).
Columna vertebralis merupakan
ruas-ruas yang sama, masing-masing terdiri atas beberapa bagian :
1. Centrum
dimana masih terdapat sisa-sisa chorda, masing-masing terdiri atas
bagian-bagian.
2. Archus
neuralis merupakan suatu lengkung di atas centrum bersama-sama dengan sesamanya
akan membentuk suatu saluran tempat sumsum (medulla spinalis).
3. Diatas
archus neuralis mencuat tonjolan runcing yang disebut Prosessus spinosus dorsalis atau spina neuralis.
4. Pada
ruas dada dan perut terdapat dua tonjolan cabang ke bawah dan menjadi rusuk
yaitu processus spinosus ventralis.
Pada ekor sebelah bawah cenrum terdapat archus haemalis sebagai tempat arteri
dan vena caudalis dan selanjutnya archus mempunyai tonjolan ke bawah yaitu Processus spinosus haemalis.
Ikan
tidak mempunyai tulang dada, cingulum pectoralis terdiri atas tulang scapula,
coracoid dan clavicula. Pada cingulum pectoralis ini melekat sirip pectoralis
(pinna pectorans). Cingulum pelvicus tidak ada, sehingga pina pelvicus melekat
pada tulang pubis dan pada cingulum terdapat ligament, tapi tidak ada hubungannya
dengan columna vertebralis (Jasin, 1991).
BAB II
AMPHIBIA
Amphibia adalah vertebrata yang
secara tipikal dapat hidup baik dalam air tawar dan di darat. Sebagian besar
mengalami metamorfosis dari berudu (akuatis dan bernapas dengan insang) ke
dewasa (amfibius dan bernapas dengan paru-paru), namun beberapa jenis amfibia
tetap mempunyai insang selama hidupnya (Brotowidjoyo, 1989).
Rangka katak tersusun atas
endoskeleton yang di sokong oleh bagian-bagian yang lunak. Fungsi rangka adalah
untuk melindungi bagian-bagian tubuh yang vital, melekatnya otot daging yang
berguna untuk bergerak dan berjalan. Pada fase cebong (berudu) tulang-tulang
masih lunak. Kemudian pada fase dewasa menjadi keras. Tapi sambungan-sambungan
tulang masih tetap lunak, dengan permukaan yang licin. Tempurung kepala,
vertebrae dan sternum merupakan skeleton axiale sedang kaki merupakan skeleton
appendiculare (Jasin, 1991). Tempurung kepala besar serta pipih terdiri atas :
1.
Cranium yang sempit
2.
Beberapa pasang capsula
sensoris dari hidung capsula pendengar dan capsula yang besar untuk mata.
3.
Tulang-tulang rahang,
os hyoid dan tulang rawan dari larynx (skeleton visceral). Bagian atap cranium
sebagian besar tersusun oleh os fronto parientalis os nasalis menutupi capsula
nasalis, os prootic sebagai pelindung bagian dalam dari telinga, sedang disebelah
posteriornya kita jumpai os exooccipicondylus occipitalis. Kedua condylus
tertanam kokoh pada vertebrae yang pertama dan memungkinkan kepala dapat
digerakkan ke suatu arah. Diantara condylus terdapat lubang yang besar yang
disebut foramen magnum. Melalui foramen ini terhubunglah otak dengan sumsum
tulang belakang (nervecord).
Masing-masing
tulang rahang atas (archus maxillaries) yang terdiri atas premaxillaris,
maxillae yang bergigi dan os quadrato jugularis. Semua bagian tersebut bersatu
dengan cranium. Rahang bawah (archus mandibularis) pada masing-masing setengah
bagian tersusun atas batang tulang rawan (mento mackelian) sebelah anterior,
bersambung dengan os dentary dan os angulosplenial. Tulang rawan yang terakhir
mempunyai hubungan sendi dengan tulang rawan quadrate pada cranium.
Tulang
punggung bersambung dengan kepla dan extrimitas berfungsi menyokong tubuh dan
melindungi sumsum, terdiri atas 9 columna vertebralis dan urostyl yang
silindris, masing-masing vertebrae merupakan suatu segmen pendek yang fleksibel
seperti vertebrae pada vertebrata lainnya. Tiap-tiap vertebrae terdiri atas
centrum atau corpus yang memiliki lengkung atas (archus neuralis) sebagai
tempat sumsum. Pada sebelah atasnya terdapat cuatan neuralis terdapat processus
articularis yang menyebabkan vertebrae dapat sedikit bergerak dan tidak
mempunyai costae (tulang rusuk) (Jasin, 1991).
Tempat
tumpuan extremitas anterior berupa cingulum cranialis (pectoral girdle) yang
berbentuk seperti rangka yang melingkari alat-alat dalam thorax. Cingulum
cranialis ini melekat pada vertebrae dengan otot daging. Masing-masing
setengahnya terdiri atas tulang rawan lebar. Tumpuan extremitas posterior
berupa cingulum posterior (pelvic girdle) merupakan persatuan tulang yang
mempunyai bentuk yang terdiri atas os illium sebelah anterior, os ischium
sebelah posterior dan os pubis sebelah ventral.
Dua
pasang extremitas ukurannya berbeda tetapi mempunyai bagian-bagian tulang yang
mirip dan dapat dibandingkan sebagai berikut :
Extremitas
anterior
·
Humerus
·
Radio-ulna menjadi satu
·
Carpus
·
Metacarpus
·
Phalangus
Extremitas
posterior
·
Femur
·
Tabia-fibula menjadi
satu
·
Tarsus
·
Meta tarsus
·
Phalangus
Selain
pada katak contoh skeleton pada kodok hijau juga hampir menyerupai dimana
tengkorak terdiri atas cranium kecil, tulang muka yang lebar, pipih serta
tulang orbital besar dan rahang sangat lebar. Columna vetebralis terdiri dari
10 elemen yang pertama disebut tulang atlas, yang ke-9 tulang sacral dan ke-10
tulang urostil (yang sangat memanjang). Semua vertebrae, kecuali pertama, ke-9
dan ke-10 mempunyai prosessus transversal yang panjang yang disebut rusuk. Ada
tulang dada (sternum) yang dihubungkan dengan sabuk pectoral (sabuk dada).
Skeleton kaki depan terdiri atas humerus, radio-ulna, kapal, metacarpal,
falang. Dan skeleton kaki belakang terdiri dari femur, tibio-fibula, tarsal dan
falang (Brotowidjoyo, 1989).
BAB III
REPTILIA
Reptilia adalah vertebrata dengan
kulit kering dan tertutp oleh sisik-sisik atau papan-papan epidermal dimana
tengkorak biasanya sedikit tertekan lateral dengan sebuah kondil oksipital.
Sabuk-sabuk badan (girdle) tumbuh baik (kecuali pada ular yang tereduksi atau
bahkan hilang sama sekali). Vertebrae terbagi dengan jelas menjadi 5 bagian
yaitu servikal, dada (toraks), lumbar, sakral dan ekor (kaudal) (Wikipedia,
2010).
Skeleton aksialis terdiri atas
tempurung kepala dan vertebrae. Tempurung kepala ada yang bermoncong panjang
merupakan tulang yang keras pada hewan yang dewasa. Rahang bawah yang panjang
bersendi pada tulang quadrat yang telah bersatu dengan tulang cranium dan
bagian ventral dari cranium merupakan plat yang keras. Columna vertebralis
terdiri atas 5 type yakni cervix, thorax, lumbal, sacrum dan cauda. Pada buaya
di cervix terdapat tulang rusuk pendek yang bebas (costae cervicalis) sedangkan
pada thorax dan sternum dihubungkan oleh costae thoracalis dengan peluasan
tulang-tulang rawan.
Kelas reptilian terbagi atas 4 ordo
yaitu :
1. Ordo
Chelonia
Reptilia
dengan skeleton yang sebagian bermodifikasi menjadi karapaks (perisai dorsal)
dan plastron (perisai ventral). Rahang-rahang tidak bergigi tetapi berzat
tanduk. Kedua bagian perisainya ini digabungkan pada bagian lateral bawah dan
dibungkus oleh kulit dengan lapisan zat tanduk yang sangat tebal. Tulang
quadrat pada cranium mempunyai hubungan bebas dengan rahang bawah sehingga
rahang bawah mudah digerakkan serta tulang ruang belakang thorax dan tulang
costae (rusuk) biasanya menjadi satu dengan perisai (Jasin, 1991).
Contoh
dari ordo ini yaitu kura-kura berlukis Chrysemys
picta, kura-kura air tawar Chelydra
serpentine, penyu Caretta sp.
2. Ordo
Squamata
a. Subordo
Lacertilia (Sauria)
Tubuhnya
panjang,mandibula bersatu dibagian anterior. Tulang quadrat berkontak dengan
pterigoid sehingga terbukanya mulut terbatas (tidak seperti ular). Contoh bengkarung (kadal Lacerta sp), tokek Hemidactylus
turcicus, Sphaerodactylus sp,
bunglon Agama sp, komodo Varanus komodoensis, Kamelion Chameleon chameleon.
b. Subordo
Ophidia (Ular)
Tubuh
tidak memiliki extremitas walaupun sisanya ditekankan pada spesies tertentu.
Mandibula (rahang bawah) terikat seluruhnya pada ligament, gigi bulat panjang.
Tengkorak lemah, karena bagian-bagian tulangnya dapat bergerak satu diatas
lainnya. Contoh ular weling Lampropeltis
bovlii, ular cobra Naya tripudont,
ular sawah Phyton molurus.
3. Ordo
Crocodilia
Merupakan reptilia besar dengan tulang
rusuk abdominal, rahangnya kuat dan mempunyai gigi yang tumpul. Kaki pendek
dengan jari-jari berselaput tebal, ekor panjang. Contoh Crododylus americanus, Aligator sp.
4. Ordo
Rhynchocephalia
Yang
masih hidup sampai sekarang mempunyai bentuk seperti kadal dimana memiliki
tulang rahang yang mudah digerakkan, columna certebralisnnya adalah amphicoel
dan memiliki costae abdominalis. Contoh yang masih hidup sampai sekarang adalah
Tautara Sphenodon punctatum.
BAB IV
AVES
Skeleton pada aves bila dibandingkan dengan
reptilia dan mamalia merupakan tulang yang berongga dan ringan. Hal ini
merupakan modifikasi untuk terbang. Tulang tempurungnya pada hewan yang masih
muda akan terpisah antara satu dengan yang lainnya namun setelah tua akan
bersenyawa menjadi satu. Tulang tempurung kepala terdiri atas kotak otak yang
bulat, rongga mata dan rahang yang terproyeksi ke luar (sebagai paruh), rahang
bawah bersendi dengan tulang quadrat yang mudah digerakkan. Persendian antara
tulang kepala dan leher dengan sebuah system condylus (condylus ocipitalis)
(Jasin, 1991).
Leher
tersusun atas kurang lebih 16 vertebrae cervicalis, yang masing-masing
mempunyai persendian bentuk sadel sehingga mudah untuk gerak dalam menggambil
makanan dan lain-lain. Columna vertebralis bagian truncus bersenyawa menjadi
satu, sedang bagian thorax mempunyai persendian dengan costae. Sisa vertebrae
lainnya menjadi tulang senyawa synsacrum tempat menempelnya tulang velvicus.
Tidak memiliki vertebrae lumbalis. Empat vertebrae caudalis menjadi satu dan
terkenal sebagai pygostyl yang menyebabkan bulu ekor dapat digerakkan (Jasin,
1991).
Tulang
thorax melindungi alat-alat bagian dalam dan merupakan bagian yang menyokong
pada mekanisme terbang. Dalam mekanisme ini terjadi peluasan dan kontraksi
rongga tubuh guna pernapasan. Tulang yang menggambil bagian dalam hal ini yaitu
:
1. Tulang
vertebrae sebelah dorsal
2. Tulang
costae yang pipih sebelah lateral
3. Tulng
sternum sebelah ventral yang mempunyai tonjolan sebelah median yang disebut
carina sebagai tempat melekatnya musculus pectolaris guna keperluan terbang.
Carina hanya terdapat pada jenis burung-burung yang terbang .
BAB
V
MAMALIA
Skeleton sebagian besar terdiri
atas tulang keras dan tulang rawan pada permukaan sambungan-sambungan dan pada
bagian tertentu. Disamping tulang rawan terdapat tulang membrane dan
kandang-kandang terdapat tondon yang berisi sel-sel tulang yang terkenal
sebagai ossmoidus. Sebagai contoh yang terkenal adalah tulang tempurung lutut
(patella), tulang mata kaki (kemiri) (Jasin, 1991).
Tulang tempurung kepala keras dan
merupakan suatu kontak yang tersusun atas bagian tulang yang bersenyawa pada
bagian sutura. Bagian fasial terdapat nostril di sebelah dorsal dan sepasang
orbita sebagai tempat biji mata dan disebelah ventral terdapat plat dengan
ditepi tulang rahang atas yang mengandung gigi. Pada permukaan sebelah
posterior terdapat lubang foramen magnum yang dilalui oleh medulla spinalis
yang berhubungan dengan otak. Disebelah kanan kiri foramen magnum terdapat condyllus occipitalis yang merupakan
sendi yang berhubungan vertebrae pertama atau atlas. Rahang bawah mengandung
gigi terdiri atas sebuah tulang yang bersendi dengan tulang squamosa pada
cranium (Jasin, 1991),
Columna vertebralis terbagi atas 5
bagian yaitu :
1.Vertebrae
cervicalis
2.
Vertebrae thoracalis yang memiliki hubungan dengan costa
3.
Vertebrae lumbalis
4.Vertebrae
sacralis
5.Vertebrae
caudalis.
Cingulum
pelvicus berupa tulang pinggul yang menempel secara kokoh pada sacrum dan
masing-masing setengah tulang pinggul itu terdiri atas os ischium (sebelah
posterior), os illium dan os public (sebelah ventral). Pertemuan ketiga tulang
ini membentuk mangkokkan yang terkenal sebagai acetabulum bersatu secara
senyawa di bawah vertebrae (Jasin, 1991).
Masing-masimg
extremitas caudalis terdiri atas femur sebagai tungkai atas, crus sebagai
tungkai bawah yang terdiri atas tibia dan fibula, pes (kaki) terdiri atas ossa
tarsalia (tulang pergelangan tangan), ossa metacarpalia (telapak kaiki) dan
phalangus (ruas jari-jari). Jari ada yang bertufucula (cakar) dan berunggula
(teracak) (Jasin, 1991).
DAFTAR PUSTAKA
Brotowidjoyo,
Mukayat.,1989. Zoologi Dasar.
Erlangga. Jakarta.
Jasin,
Maskoeri., 1991. Zoologi Vertebrata
Untuk Perguruan Tinggi. Sinar Wijaya. Surabaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar