PERBANDINGAN SISTEM REPRODUKSI
VERTEBRATA
BAB I
PENDAHULUAN
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan
keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan
melestarikan jenis agar tidak punah. Bayangkan apabila ada suatu organisme yang
tidak melakukan reproduksi, tentu saja akan menganggu keseimbangan alam. Pada
rantai makanan, bayangkan jika salah satu mata rantai tersebut hilang. Tentu
akan tidak seimbang proses alam ini. Yang akan menghancurkan sebuah
ekosistem,atau bahkan peradaban. Sistem reproduksi vertebata jantan
terdiri atas sepasang testis, saluran rreproduksi jantan, kelenjar seks
asesoris (pada mamlia) dan organ kopulatoris (pada hewan-hewan dengan
fertilisasi internal). Sistem reproduksi betina terdiri atas sepasang ovarium pada
beberapa hanya satu) dan saluran reproduksi betina. Pada mamlia yang dilengkapi
organ kelamin luar (vulva) dan kelenjar susu (Tenzer, 2003:19)
Reproduksi vertebrata pada umumnya sama, tetapi karena tempat hidup, perkembangan anatomi, dan cara hidup yang berbeda menyebabkan adanya perbedaan pada proses fertilisasi. Misalnya hewan akuatik pada umumnya melakukan fertilisasi di luar tubuh (fertilisasi eksterna), sedangkan hewan darat melakukan fertilisasi di dalam tubuh (fertilisasi interna). (Pratiwi,1996:101).
Bagi hewan yang melakukan fertilisasi interna dilengkapi dengan adanya organ kopulatori, yaitu suatu organ yang berfungsi menyalurkan sperma dari organisme jantan ke betina. Untuk lebih jelasnya bagaimana perbandingan anatomi sistem reproduksi hewan vertebrata yang meliputi amphibi, aves, reptil, mamalia, dan pisces, Alat kelamin jantan :
Reproduksi vertebrata pada umumnya sama, tetapi karena tempat hidup, perkembangan anatomi, dan cara hidup yang berbeda menyebabkan adanya perbedaan pada proses fertilisasi. Misalnya hewan akuatik pada umumnya melakukan fertilisasi di luar tubuh (fertilisasi eksterna), sedangkan hewan darat melakukan fertilisasi di dalam tubuh (fertilisasi interna). (Pratiwi,1996:101).
Bagi hewan yang melakukan fertilisasi interna dilengkapi dengan adanya organ kopulatori, yaitu suatu organ yang berfungsi menyalurkan sperma dari organisme jantan ke betina. Untuk lebih jelasnya bagaimana perbandingan anatomi sistem reproduksi hewan vertebrata yang meliputi amphibi, aves, reptil, mamalia, dan pisces, Alat kelamin jantan :
1.
Testis, organ untuk menghasilkan sperma.
2.
Penis, berfungsi untuk memasukkan sperma ke dalam
tubuh betina.
3.
Vas deferens, saluran yang menghubungkan testis
dengan lubang pengeluaran. Untuk lebih jelasnya maka bacalah materi
dibawah ini yang telah kami sajikan.
BAB II
ISI
Gambar II.1
: Organ Reproduksi Pada Amphibi Jantan
v Sistem
Genitalia Jantan
a. Testis berjumlah sepasang, berwarna
putih kekuningan yang digantungkan oleh
mesorsium. Sebelah kaudal dijumpai korpus adiposum, terletak di bagian posterior
rongga abdomen.
b. Saluran reproduksi. Tubulus ginjal
akan menjadi duktus aferen dan membawa spermatozoa dari testis menuju duktus
mesonefrus. Di dekat kloaka, duktus mesonefrus pada beberapa spesies akan
membesar membentuk vasikula seminalis (penyimpan sperma sementara). Vesikula
seminalis akan membesar hanya saat musim kawin saja. Vasa aferen merupakan
saluran-saluran halus yang meninggalkan testis, berjalan ke medial menuju ke
bagian kranial ginjal. Duktus wolf keluar dari dorsolateral ginjal, ia berjalan
di sebelah lateral ginjal. Kloaka kadang-kadang masih jelas dijumpai.
v
Sistem Genitalia Betina
a. Ovarium
berjumlah sepasang, pada sebelah kranialnya dijumpai jaringan lemak bermwarna
kuning (korpus adiposum). Baik ovarium maupum korpus adiposum berasal dari
plica gametalis, masing-masing gonalis, dan pars progonalis. Ovarium
digantungkan oleh mesovarium.
b. Saluran
reproduksi, oviduk merupakan saluran yang berkelok-kelok. Oviduk dimulai dengan
bangunan yang mirip corong (infundibulum) dengan lubangnya yang disebut oskum
abdominal.oviduk di sebelah kaudal mengadakan pelebaran yang disebut dutus
mesonefrus. Dan akhirnya bermuara di kloaka. (Buku SH II, diktat asistensi
Anatomi Hewan).
v Pembuahan
Eksternal
Sistem reproduksi
pada amphibi, pembuahannya terjadi secara eksternal artinya penyatuan gamet
jantan dan gamet betina terjadi di luar tubuh. Pada pembuahan eksternal
biasanya dibentuk ovum dalam jumlah besar, karena kemungkinan terjadinya
fertilisasi lebih kecil dari pada pembuahan secara internal.
Pada katak betina menghasilkan ovum yang banyak, kalau kita membedah katak betina yang sedang bertelur, kita akan menjumpai bentukan berwarna hitam yang hampir memenuhi rongga perutnya, itu merupakan ovarium yang penuh berisi sel telur, jumlahnya mencapairibuan.Pada katak betina juga ditemukan semacam lekukan pada bagian leher, yang berfungsi sebagai tempat ”pegangan” bagi katak jantan ketika mengadakan fertilisasi. Hal ini diimbangi oleh katak jantan dengan adanya struktur khusus pada kaki depannya, yaitu berupan telapak yang lebih kasar. Fungsinya untuk erat katak betina ketika terjadi fertilisasi.
Pada katak betina menghasilkan ovum yang banyak, kalau kita membedah katak betina yang sedang bertelur, kita akan menjumpai bentukan berwarna hitam yang hampir memenuhi rongga perutnya, itu merupakan ovarium yang penuh berisi sel telur, jumlahnya mencapairibuan.Pada katak betina juga ditemukan semacam lekukan pada bagian leher, yang berfungsi sebagai tempat ”pegangan” bagi katak jantan ketika mengadakan fertilisasi. Hal ini diimbangi oleh katak jantan dengan adanya struktur khusus pada kaki depannya, yaitu berupan telapak yang lebih kasar. Fungsinya untuk erat katak betina ketika terjadi fertilisasi.
B.
Sistem
Reproduksi Pada Aves ( Burung )
Gambar II.3 : Organ Reproduksi Pada Burung
jantan
Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok burung
tidak memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka.
Sistem Genitalia Jantan
a. Testis berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian permukannya licin,
terletak di sebelah ventral lobus penis bagian paling kranial.
Pada musim kawin ukurannya membesar. Di sinilah dibuat dan disimpan spermatozoa.
b. Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan epididimis.
Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada burung- burung kecil,
a. Testis berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian permukannya licin,
terletak di sebelah ventral lobus penis bagian paling kranial.
Pada musim kawin ukurannya membesar. Di sinilah dibuat dan disimpan spermatozoa.
b. Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan epididimis.
Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada burung- burung kecil,
duktus eferen bagian distal yang sangat
panjang membentuk duktus aferen yang
berdilatasi membentuk duktus ampula yang
bermuara dikloaka ssebagai duktus
ejakulatori. Duktus eferen berhubungan
dengan epididimis yang kecil dengan ureter
ketika masuk kloka.
Gambar
II.4 : Organ Reproduksi Pada Burung Betina
Sistem Genitalia Betina.
a. Ovarium. Selain pada burung elang, ovarium aves yang berkembang hanya yang kiri,
dan terletak di bagian dorsal rongga abdomen.
b. Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri,
dan dibagi menjadi beberapa bagian- bagian anterior adalah infundibulum
yang punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium
yang dikelilingi oleh fimbre- fimbre. Di posterionya adalah magnum yang akan
a. Ovarium. Selain pada burung elang, ovarium aves yang berkembang hanya yang kiri,
dan terletak di bagian dorsal rongga abdomen.
b. Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri,
dan dibagi menjadi beberapa bagian- bagian anterior adalah infundibulum
yang punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium
yang dikelilingi oleh fimbre- fimbre. Di posterionya adalah magnum yang akan
Mengekskrsikan albumin, selanjutnya istimus
yang mengsrkresikan fimbre. Di
Posteriornya adalah magnum yang akan
mensekresikan albumin, selanjutnya
Istimus akan mensekresikan membran sel
telur dalam dan luar.
Proses Fertilisasi
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri.
Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter.
Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk.
Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka.
Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan
bermuara di kloaka.Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri.
Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter.
Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk.
Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka.
Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan
bermuara di kloaka.Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan
dikeliingi oleh materi cangkang berupa zat kapur.
Telur dapat menetas apabila dierami
oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu pertumbuhan embrio menjadi anak
burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur dengan menggunakan
paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan
belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang.
belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang.
C. Sistem Reproduksi Pada Reptil
Gambar II.5 :
Organ Reproduksi Pada Reptil jantan
v Sistem
Genitalia Jantan
a. Testis berbentuk oval, relatif
kecil, berwarna keputih-putihan, berjumlah sepasang, dan terletak di dorsal
rongga abdomen. Pada kadal dan ular, salah satu testis terletak lebih ke depan
dari pada yang lain. Testis akan membesar saat musim kawin.
b. Saluran reproduksi, duktus
mesonefrus berfungsi sebagai saluran reproduksi, dan saluran ini akan menuju
kloaka. Sebagian duktus wolf dekat testis bergelung membentuk epididimis.
Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen yang menghubungkan tubulus
seminiferus testis dengan epididimis. Duktus wolf bagian posterior menjadi
duktus deferen. Pada kebanyakan reptil, duktus deferen bersatu dengan ureter
dan memasuki kloaka melalui satu lubang, yaitu sinus urogenital yang pendek.
Gambar II.6
: Organ Reproduksi Pada Reptil Betina
v Sistem Genitalia Betina
a. Ovaium berjumlah sepasang, berbentuk
oval dengan bagian permukaannya benjol-benjol. Letaknya tepat di bagian ventral
kolumna vertebralis.
b. Saluran reproduksi, oviduk panjang dan
bergelung. Bagian anterior terbuka ke rongga selom sebagai ostium, sedang
bagian posterior bermuara di kloaka. Dinding bersifat glanduler, bagian
anterior menghasilkan albumin yang berfungsi untuk membungkus sel telur,
kecuali pada ular dan kadal. Bagian posterior sebagai shell gland akan
menghasilkan cangkang kapur. (Buku SH II, diktat Asistensi Anatomi Hewan,
Zoologi).
D.
Sistem Reprodukasi Pada Pisces
Gambar II.7
: Organ Reproduksi Pada Ikan jantan
v Ikan
jantan alat reproduksinya terdiri atas :
Ø sepasang
testis, yang menghasilkan sel kelamin jantan (sperma) berbentuk bulat telur.
Testis sebelah kanan lebih tinggi bila dibandingkan dengan testis sebelah kiri.
Ø epididimis,
Ø vas
deferens, saluran sperma yang keluar dari testis’
Ø ginjal,
Ø saluran
kencing
Ø kloaka
Testis
Testis adalah organ reproduksi jantan yang terdapat berpasangan dan
terletak di bawah tulang belakang. Testis ikan berbentuk seperti kantong dengan
lipatan-lipatan, serta dilapisi dengan suatu lapisan sel spermatogenik (spermatosit).
Sepasang testis pada jantan tersebut akan mulai membesar pada saat terjadi
perkawinan, dan sperma jantan bergerak melalui vas deferens
menuju celah/ lubang urogenital. Testis berjumlah sepasang, digantungkan pada
dinding tengah rongga abdomen oleh mesorsium. Bentuknya oval dengan permukaan
yang kasar. Kebanyakan testisnya panjang dan seringkali berlobus. Saluran
reproduksi, pada Elasmoranchi beberapa tubulus mesonefrus
bagian anterior akan menjadi duktus aferen dan menghubungkan
testis dengan mesonefrus, yang disebut dutus deferen.
Bahian posterior duktus aferen berdilatasi membentuk vesikula
seminalis, lalu dari sini akan terbentuk kantung sperma. Dutus
deferen akan bermuara di kloaka. Pada Teleostei saluran dari
sistem ekskresi dan sistem reproduksi menuju kloaka secara terpisah.
Proses fertilisasi/pembuahan pada ikan ada 2 cara,
yakni pembuahan di dalam (internal fertilization) dan pembuahan
di luar (external fertilization). Namun demikian kebanyakan jenis
ikan melakukan pembuahan diluar (external fertilization). Ikan yang melakukan
pembuahan diluar disebut ikan jenis ovipar. Ikan jenis ovipar mengeluarkan
telur dari dalam tubuhnya untuk dibuahi oleh “si jantan”. Proses pembuahan sel
telur (oosit) oleh sel sperma berlangsung diluar tubuh ikan
dimana sperma memasuki sel telur melalui sebuah lubang yang disebut dengan
mikrofil. Umumnya hanya satu sperma yang dapat masuk ke dalam sebuah sel telur.
Oosit yang telah dibuahi oleh sel sperma disebut zigot. Sebaliknya ikan yang
melakukan pembuahan di dalam disebut ikan jenis ovovivipar. Ikan jenis ini
berkembang biak dengan cara melahirkan. Pembuahan terjadi di dalam tubuh ikan
betina (internal fertilization). Embrio berkembang di dalam tubuh induk betina,
kemudian melahirkan anak yang sudah berwujud mirip dengan induknya. Ikan yang
berkembangbiak secara ovovivipar adalah ikan dari famili Poecilidae, seperti
platy, guppy, dan molly. Kelangsungan hidup anakan memang baik, tetapi jumlah
anakan yang dihasilkan setiap kelahiran tidak dapat banyak karena daya dukung induk
terbatas (seperti pada halnya manusia).Proses kawinnya ikan didahului dengan
pematangan sel-sel telur pada betina dan sel-sel sperma dalam testis pada ikan
jantan. Selanjutnya proses kawin (spawning) pada ikan ini berlangsung secara
alamiah/insting.
v Sistem
Genitalia Betina
Gambar II.8
: Organ Reproduksi Pada Ikan Betina
a. Ovarium pada Elasmoranchi padat,
tapi kurang kompak, terletak pada anterior rongga abdomen. Pada saat dewasa yang berkembang
hanya ovarium kanan. Pada Teleostei tipe ovariumnya sirkular dan berjumlah
sepasang.
b. Saluran reproduksi Elasmoranchi
berjumlah sepasang, bagian anteriornya berfusi yang memiliki satu ostium yang
dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Oviduk sempit pada bagian anterior dan
posteriornya. Pelebaran selanjutnya pada uterus yang bermuara di kloaka. Pada
Teleostei punya oviduk pendek dan berhubungan langsung dengan ovarium. Pada
bagian posterior bersatu dan bermuara pada satu lubang. Teleostei tidak
memiliki kloaka. (Buku SH II, diktat Asistensi Anatomi Hewan, Zoologi).
c.
Ovary
Ovary pada ikan terdiri
dari banyak telur. Setiap jenis ikan memiliki ukuran telur sendiri, ada yang
besar dan ada yang kecil. Ukuran telur akan menentukan jumlah telur yang
dimiliki oleh seekor induk. Ikan yang memiliki ukuran telur besar contohnya
ikan Nila dan Arwana, akan memiliki jumlah telur yang lebih sedikit disbanding
dengan ikan yang ukuran telurnya kecil seperti ikan Cupang dan Mas. Hal ini
disebabkan oleh kapasitas yang dimiliki si induk untuk menampung telur. Ukuran
telur ikan banyak ditentukan oleh ukuran kuning telurnya. Makin besar kuning
telur makin besar pula peluang embrio untuk bertahan hidup.
d.
Ovarium pada Elasmoranchi
padat, tapi kurang kompak, terletak pada anterior rongga abdomen. Pada saat
dewasa yang berkembang hanya ovarium kanan. Pada Teleostei tipe ovariumnya
sirkular dan berjumlah sepasang.
e.
Saluran reproduksi Elasmoranchi berjumlah sepasang, bagian
anteriornya berfusi yang memiliki satu ostium yang dikelilingi oleh
fimbre-fimbre. Oviduk sempit pada bagian anterior dan
posteriornya. Pelebaran selanjutnya pada uterus yang bermuara di kloaka. Pada
Teleostei punya oviduk pendek dan berhubungan langsung dengan ovarium. Pada
bagian posterior bersatu dan bermuara pada satu lubang. Teleostei
tidak memiliki kloaka.
E. Sistem Reproduksi Pada mamalia
·
Sistem reproduksi pada manusia
Gambar II.9
: Organ reproduksi Pada laki – laki
v Organ Reproduksi
Organ reproduksi pria terdiri atas organ reproduksi dalam
dan organ reproduksi luar.
·
Organ Reproduksi Dalam
Organ repr oduksi dalam pria terdiri atas
testis, saluran pengeluaran dan kelenjar asesoris.
a.Testis
Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam kantung pelir (skrotum). Testis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan kanan. Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan otot polos. Fungsi testis secara umum merupakan alat untuk memproduksi sperma dan hormon kelamin jantan yang disebut testoteron .
a.Testis
Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam kantung pelir (skrotum). Testis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan kanan. Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan otot polos. Fungsi testis secara umum merupakan alat untuk memproduksi sperma dan hormon kelamin jantan yang disebut testoteron .
b.
Saluran Pengeluaran
Saluran pengeluaran pada organ
reproduksi dalam pria terdiri dari epididimis, vas deferens ,saluran ejakulasi danuretra.
1. Epididimis
Epididimis merupakan saluran
berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar dari testis. Epididimis berjumlah
sepasang di sebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi sebagai tempat
penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens.
2. Vas deferens
Vas deferens atau saluran sperma
(duktus deferens) merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas dan m erupakan lanjutan dari epididimis.
Vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam
kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma
dari epididimis menuju kantung semen atau kantung mani (vesikula seminalis).
3. Saluran ejakulasi
Saluran ejakulasi merupakan saluran
pendek yang menghubungkan kantung semen dengan uretra. Saluran ini berfungsi
untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra.
4. Uretra
Uretra merupakan saluran akhir
reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra berfungsi sebagai saluran
kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk membuang urin dari kantung kemih.
5.
Kelenjar Asesoris Selama sperma melalui saluran
pengeluaran, terjadi penambahan berbagai getah kelamin yang dihasilkan oleh
kelenjar asesoris. Getah-getah ini berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan
hidup dan pergerakakan sperma. Kelenjar asesoris merupakan kelenjar kelamin
yang terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar Cowper
6. Vesikula seminalis
veskula seminalis atau kantung semen
(kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di belakang
kantung kemih. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang
merupakan sumber makanan bagi sperma.
7. Kelenjar prostat
Kelenjar prostat melingkari bagian
atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung kemih. Kelenjar prostat
menghasilkan getah yang mengandung kolesterol, garam dan fosfolipid yang
berperan untuk kelangsungan hidup sperma.
8. Kelenjar Cowper
Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar
yang salurannya langsung menuju uretra. Kelenjar
Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali(basa).
·
Organ Reproduksi Luar
Organ reproduksi luar pria terdiri
dari penis dan skrotum.
1. Penis
1. Penis
Penis terdiri dari tiga rongga yang
berisi jaringan spons. Dua rongga yang terletak di bagian atas berupa jaringan
spons korpus kavernosa. Satu rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa
jaringan spons korpus spongiosum yang membungkus uretra. Uretra pada penis
dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung
pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Bila ada suatu rangsangan, rongga
tersebut akan terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi tegang dan
mengembang (ereksi).
2.
Skrotum
Skrotum (kantung pelir) merupakan
kantung yang di dalamnya berisi testis. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu
skrotum kanan dan skrotum kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri
dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos).
Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut dan
mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari
penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Otot ini
bertindak sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil.
Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil, yaitu
beberapa derajat lebih rendah daripada suhu tubuh.
·
Spermatogenesis
Spermatogenesis terjadi di dalam di dalam testis, tepatnya pada tubulus seminiferus. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang mana bertujuan untuk membentu sperma fungsional. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan di epididimis.
Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan jaringan epitelium germinal (jaringan epitelium benih) yang berfungsi pada saat spermatogenesis. Pintalan-pintalan tubulus seminiferus terdapat di dalam ruang-ruang testis (lobulus testis). Satu testis umumnya mengandung sekitar 250 lobulus testis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel epitel germinal (sel epitel benih) yang disebut spermatogonia (spermatogonium = tunggal). Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapisan luar sel-sel epitel tubulus seminiferus. Spermatogonia terus-menerus membelah untuk memperbanyak diri, sebagian dari spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma.
Spermatogenesis terjadi di dalam di dalam testis, tepatnya pada tubulus seminiferus. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang mana bertujuan untuk membentu sperma fungsional. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan di epididimis.
Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan jaringan epitelium germinal (jaringan epitelium benih) yang berfungsi pada saat spermatogenesis. Pintalan-pintalan tubulus seminiferus terdapat di dalam ruang-ruang testis (lobulus testis). Satu testis umumnya mengandung sekitar 250 lobulus testis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel epitel germinal (sel epitel benih) yang disebut spermatogonia (spermatogonium = tunggal). Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapisan luar sel-sel epitel tubulus seminiferus. Spermatogonia terus-menerus membelah untuk memperbanyak diri, sebagian dari spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma.
Pada tahap pertama spermatogenesis, spermatogonia yang
bersifat diploid (2n atau mengandung 23 kromosom berpasangan), berkumpul di
tepi membran epitel germinal yang disebut spermatogonia tipe A. Spermatogenia
tipe A membelah secara mitosis menjadi spermatogonia tipe B. Kemudian, setelah
beberapa kali membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit primer yang
masih bersifat diploid. Setelah melewati beberapa minggu, setiap spermatosit
primer membelah secara meiosis membentuk dua buah spermatosit sekunder yang
bersifat haploid. Spermatosit sekunder kemudian membelah lagi secara meiosis
membentuk empat buah spermatid. Spermatid merupakan calon sperma yang belum
memiliki ekor dan bersifat haploid (n atau mengandung 23 kromosom yang tidak
berpasangan). Setiap spermatid akan berdiferensiasi menjadi spermatozoa
(sperma).
Proses perubahan spermatid menjadi sperma disebut
spermiasi.
Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel. Namun, setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari kepala dan ekor. Kepala sperma terdiri dari sel berinti tebal dengan hanya sedikit sitoplasma. Pada bagian membran permukaan di ujung kepala sperma terdapat selubung tebal yang disebut akrosom. Akrosom mengandung enzim hialuronidase dan proteinase yang berfungsi untuk menembus lapisan pelindung ovum.
Pada ekor sperma terdapat badan sperma yang terletak di bagian tengah sperma. Badan sperma banyak mengandung mitokondria yang berfungsi sebagai penghasil energi untuk pergerakan sperma.
Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel. Namun, setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari kepala dan ekor. Kepala sperma terdiri dari sel berinti tebal dengan hanya sedikit sitoplasma. Pada bagian membran permukaan di ujung kepala sperma terdapat selubung tebal yang disebut akrosom. Akrosom mengandung enzim hialuronidase dan proteinase yang berfungsi untuk menembus lapisan pelindung ovum.
Pada ekor sperma terdapat badan sperma yang terletak di bagian tengah sperma. Badan sperma banyak mengandung mitokondria yang berfungsi sebagai penghasil energi untuk pergerakan sperma.
Semua tahap spermatogenesis terjadi karena adanya
pengaruh sel-sel sertoli yang memiliki fungsi khusus untuk menyediakan makanan
dan mengatur proses spermatogenesis.
Alat
reproduksi pada wanita juga terdiri alat / organ eksternal dan internal, sebagian besar terletak dalam rongga panggul. Eksternal (sampai vagina) : fungsi
kopulasi
Internal : fungsi ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi blastocyst, implantasi, pertumbuhan fetus, kelahiran. Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan / dipengaruhi oleh hormon-hormon gondaotropin / steroid dari poros hormonal thalamus - hipothalamus - hipofisis - adrenal - ovarium.
Selain itu terdapat organ/sistem ekstragonad/ekstragenital yang juga dipengaruhi oleh siklus reproduksi : payudara, kulit daerah tertentu, pigmen dan sebagainya.
Internal : fungsi ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi blastocyst, implantasi, pertumbuhan fetus, kelahiran. Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan / dipengaruhi oleh hormon-hormon gondaotropin / steroid dari poros hormonal thalamus - hipothalamus - hipofisis - adrenal - ovarium.
Selain itu terdapat organ/sistem ekstragonad/ekstragenital yang juga dipengaruhi oleh siklus reproduksi : payudara, kulit daerah tertentu, pigmen dan sebagainya.
GENITALIA EKSTERNA
1.
Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae externum, kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae externum, kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.
2.
Mons pubis/mons veneris
Lapisan lemak di bagian anterior
symphisis os pubis.
Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis.
Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis.
3.
Labia mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke
arah bawah dan belakang, banyak mengandung pleksus vena.Homolog embriologik dengan skrotum pada pria.
Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas atas labia mayora.
Di bagian bawah perineum, labia mayora menyatu (pada commisura posterior).
Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas atas labia mayora.
Di bagian bawah perineum, labia mayora menyatu (pada commisura posterior).
4.
Labia minora
Lipatan jaringan tipis di balik labia
mayora, tidak mempunyai folikel rambut. Banyak terdapat pembuluh darah, otot
polos dan ujung serabut saraf.
5.
Clitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan corpus clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina.
Homolog embriologik dengan penis pada pria.
Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak pembuluh darah dan ujung serabut saraf, sangat sensitif.
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan corpus clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina.
Homolog embriologik dengan penis pada pria.
Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak pembuluh darah dan ujung serabut saraf, sangat sensitif.
6.
Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora.Berasal dari sinus urogenital.Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae externum, introitus vaginae, ductus glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis.
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora.Berasal dari sinus urogenital.Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae externum, introitus vaginae, ductus glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis.
7.
Introitus/ orificium vagina
Terletak di bagian bawah vestibulum.
Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis bermukosa yaitu selaput dara / hymen,
utuh tanpa robekan.
Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut parous. Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput dara yang robek yang tampak pada wanita pernah melahirkan / para.
Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup total lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna.
Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut parous. Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput dara yang robek yang tampak pada wanita pernah melahirkan / para.
Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup total lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna.
8.
Vagina
Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di bagian kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di sekitar cervix disebut fornix, dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix posterior, dan fornix lateral kanan dan kiri. Vagina memiliki dinding ventral dan dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel skuamosa berlapis, berubah mengikuti siklus haid. Fungsi vagina : untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk jalan lahir dan untuk kopulasi (persetubuhan).Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam s ecara klinis yaitu fornices anterior, posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri.
Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior dinding vagina, sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus vaginal.
Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di bagian kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di sekitar cervix disebut fornix, dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix posterior, dan fornix lateral kanan dan kiri. Vagina memiliki dinding ventral dan dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel skuamosa berlapis, berubah mengikuti siklus haid. Fungsi vagina : untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk jalan lahir dan untuk kopulasi (persetubuhan).Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam s ecara klinis yaitu fornices anterior, posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri.
Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior dinding vagina, sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus vaginal.
9.
Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan
tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma pelvis (m.levator ani, m.coccygeus)
dan diafragma urogenitalis (m.perinealis transversus profunda, m.constrictor
urethra).
Perineal body adalah raphe median m.levator ani, antara anus dan vagina.
Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.
Perineal body adalah raphe median m.levator ani, antara anus dan vagina.
Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.
GENITALIA INTERNA
1.
Uterus
Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa).
Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus. Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan.Terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus dan serviks uteri.
Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa).
Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus. Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan.Terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus dan serviks uteri.
2.Serviks uteri
Bagian terbawah uterus, terdiri dari
pars vaginalis (berbatasan / menembus dinding dalam vagina) dan pars
supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos, jalinan jaringan
ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina
yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri externum
(luar, arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium
uteri internum (dalam, arah cavum). Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida)
lubang ostium externum bulat kecil, setelah pernah/riwayat melahirkan
(primipara/ multigravida) berbentuk garis melintang. Posisi serviks mengarah ke
kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar mukosa serviks
menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat
(musin) dan larutan berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan mukosa dan
viskositas lendir serviks dipengaruhi siklus haid.
3.Corpus uteri
Terdiri dari : paling luar lapisan
serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum latum uteri di intraabdomen,
tengah lapisan muskular/miometrium berupa otot polos tiga lapis (dari luar ke
dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam
lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan runtuh
sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium. Posisi corpus
intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada di atas
vesica urinaria.
Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks uterus bervariasi selama pertumbuhan dan perkembangan wanita (gambar).Ligamenta penyangga uterus
Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale, ligamentum ovarii, ligamentum sacrouterina propium, ligamentum infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina, ligamentum rectouterina.
Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks uterus bervariasi selama pertumbuhan dan perkembangan wanita (gambar).Ligamenta penyangga uterus
Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale, ligamentum ovarii, ligamentum sacrouterina propium, ligamentum infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina, ligamentum rectouterina.
Vaskularisasi uterus Terutama dari arteri uterina cabang
arteri hypogastrica/illiaca interna, serta arteri ovarica cabang aorta
abdominalis. Salping / Tuba
Falopii
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri-kanan, panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai cavum uteri.Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan sirkular) serta mukosa dengan epitel bersilia.Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta pars infundibulum dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan ketebalan dinding yang berbeda-beda pada setiap bagiannya.
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri-kanan, panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai cavum uteri.Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan sirkular) serta mukosa dengan epitel bersilia.Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta pars infundibulum dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan ketebalan dinding yang berbeda-beda pada setiap bagiannya.
Parsisthmica (proksimal/isthmus) Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter utero tuba pengendali transfer gamet.Pars ampularis (medial/ampula)
Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula / infundibulum, dan pada hamil ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini.
Parsin fundi bulum (distal) Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada ujungnya, melekat dengan permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi “menangkap” ovum yang keluar saat ovulasi dari permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam tuba.Mesosalping Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus).
Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula / infundibulum, dan pada hamil ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini.
Parsin fundi bulum (distal) Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada ujungnya, melekat dengan permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi “menangkap” ovum yang keluar saat ovulasi dari permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam tuba.Mesosalping Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus).
3.
Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval,
terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang kiri-kanan. Dilapisi mesovarium,
sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf. Terdiri dari korteks dan medula. Ovarium berfungsi dalam pembentukan
dan pematangan folikel menjadi ovum (dari sel epitel germinal primordial di
lapisan terluar epital ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum),
sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel,
progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi). Berhubungan dengan pars
infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae “menangkap”
ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi.
Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior terhadap arteri renalis.
Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior terhadap arteri renalis.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Jenis reproduksi yang terjadi pada vertebrata adalah
reproduksi seksual. System reproduksi pada vertebrata secara umum terdiri atas kelenjar
kelamin, saluran reproduksi dan kelenjar seks asesori. Hewan yang melakuakan
fertilisasi internal dilengkapi dengan organ kopulatoris pada yang jantan.Organ utama penyusun system
reproduksi adalah gonad. Pada hewan jantan gonadnya disebut testis, sedang pada
hewan betina disebut ovarium. Pada mamlia jantan dilengkapi dengan adanya
kelenjar asesori yang menghasilkan cairan sebagai medium sperma.sedang pada
betina terdapat uterus, khusus pada mamlia terdapat 4 macam tipe uterus:
o Dupleks; uterus kanan dan kiri
terpisan dan bermuara secara terpisah ke vagina.
o Bipartil; uterus kanan dan kiri bersatu yang bermuara ke vagina dengan satui lubang.
o Bikornuat; bagian uterus kana dan kiri labih banyak yang bersatu bermuara ke vagina dengan satu lubang.
o Bipartil; uterus kanan dan kiri bersatu yang bermuara ke vagina dengan satui lubang.
o Bikornuat; bagian uterus kana dan kiri labih banyak yang bersatu bermuara ke vagina dengan satu lubang.
o Simpleks; semua uterus bersatu
sehingga hanya memiliki badan uterus.
DAFTAR
PUSTAKA
Pratiwi, DA.1996. Biologi 2. Jakarta. Erlangga
Radiopoero.1998. Zoologi. Jakarta. Erlangga
Tenzer, Amy. 2003. Petunjuk Praktikum Struktur Hewan II. Malang. Jurusan Biologi UM
Tenser, Amy. 2003. Bahan Ajar: Strutur Hewan II. Malang. Dirjen Dikti
Tim Asistensi. 1990. Diktat Asistensi Anatomi Hewan-Zoologi. Yogyakarta. Jurusan Zoologi UGM
Pratiwi, DA.1996. Biologi 2. Jakarta. Erlangga
Radiopoero.1998. Zoologi. Jakarta. Erlangga
Tenzer, Amy. 2003. Petunjuk Praktikum Struktur Hewan II. Malang. Jurusan Biologi UM
Tenser, Amy. 2003. Bahan Ajar: Strutur Hewan II. Malang. Dirjen Dikti
Tim Asistensi. 1990. Diktat Asistensi Anatomi Hewan-Zoologi. Yogyakarta. Jurusan Zoologi UGM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar