Rabu, 08 April 2015

ANALISIS VEGETASI

ANALISIS VEGETASI
TUJUAN INSTRUKSIONAL KIHUSUS (TIK) :
Mahasiswa mampu mengaplikasikan dan menentukan metode sampling yang cocok dalam analisis komunitas ekosistem teresterial.
DASAR TEORI :
Ada dua fase dalam kajian vegetasi ini, yaitu mendiskripsikan dan menganalisa, yang masing-masing menghasilkan berbagi konsep pendekatan yang berlainan. Metode mana­pun yang dipilih yang penting adalah harus disesuaikan dengan tujuan kajian, luas atau sempitnya yang ingin diungkapkan, keahlian dalam bidang botani dari pelaksana (dalam hal ini adalah pengetahuan dalam sistimatik), dan variasi vegetasi secara alami itu sendiri (Webb, 1954).
Metode-metode yang umum dan sangat efektif serta efisien jika digunakan untuk pe­nelitian komunitas tumbuhan, yaitu metode kuadrat, metode garis, metode tanpa plot dan metode kwarter. Akan tetapi dalam praktikum kali ini hanya menitik beratkan pada peng­gunaan analisis dengan metode garis dan metode intersepsi titik (metode tanpa plot) (Syafei, 1990).
Metode plot adalah prosedur yang umum digunakan untuk sampling berbagai tipe organisme. Bentuk plot biasanya segi empat atau persegi ataupun dalam bentuk lingkaran. Sedangkan ukurannya tergantung tingkat keheterogenan komunitas. Ukuran plot umum­nya ditentukan berdasarkan luasan Kurva Spesies Area. Metode plot dapat digunakan un­tuk keperluan sampling tumbuhan dan hewan sessile (menetap) ataupun yang bergerak lambat, contohnya hewan tanah dan hewan yang bersarang di lubang. Untuk sampling tum­buhan dan hewan sessile dapat dua cara penerapan metode plot, yaitu :
1.            Metode Petak Tunggal : untuk metode petak tunggal hanya satu petak (ukuran) sam­pling contoh yang digunakan untuk mewakili suatu areal tertentu, yang dapat disebar dalam areal yang akan disampling
2.            Metode Petak Berganda (Nested Quadrat) : pada metode petak ganda, pengambilan contoh dengan menggunakan banyak petak contoh yang letaknya merata, tetapi se­baliknya secara sistematik. Ukuran petak berbeda-beda menurut ukuran tumbuhan atau hewan yang diamati.dengan pernbandingan panjang dan lebar 2 : 1. Petak lainnya diletakkan dalam petak terbesar. Metode ini baik digunakan untuk makro invertebrata tanah atau invertebrata bentik atau pada areal hutan mangrove.
Penentuan lokasi plot dapat dilakukan dengan acak atau sistematis yang bertujuan untuk meminimumkan bias.
LATIHAN 6
METODE SAMPLING DAN ANALISIS VEGETASI
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1.            Untuk mengetahui kepadatan, frekuensi, dan dominasi dari organisme penyusun dalam suatu komunitas dengan menggunakan metode petak tunggal, petak ganda, line transek dan belt transek.
2.            Melatih keterampilan mahasiswa dalam menerapkan teknik-teknik sampling orga­nisme dan rumus-rumus sederhana dalam analisis populasi.
B. ALAT DAN BAHAN
Alat dan Bahan yang digunakan sbb :
1.       Hand Counter                                                     5. Alat Tulis menulis
2.       Meteran/tali                                                         6. Timbangan
3.       Patok                                         7. Areal Komunitas
4.       Box sampel/Botol sampel                             8. Pinset/Skalpel
C. CARA KERJA
+ METODE PLOT (BERPETAK)
1.            Pilihlah suatu kawasan atau areal komunitas yang akan diamati, kemudian setiap kelompok memilih tempat yang berbeda sebagai titik awal pengamatan .
2.            Tentukanlah ukuran petak anda dengan melalui Kurva spesies area kemudian se­barlah petak tersebut dalam areal pengamatan, bisa secara acak maupun siste­matis.
3.            Pada setiap petak hitunglah jumlah organisme dan jenisnya, luas penutupannya maupun biomassanya.
4.            Catatlah data yang diperoleh per petak, untuk selanjutnya dilakukan perhitungan di laboratorium.
5.            Jangan lupa mencatat data-data ekologis di lapangan sehingga dapat menunjang data anda dalam pembahasan nantinya.
Pengolahan Data
                 1.        a. Kerapatan/Kepadatan (D).
Kerapatan Mutlak (DMi) = ni/A
ni = Jumlah Individu Spesies i A = Luas total habitat sampling b. Kerapatan Relatif (DRi) =DMi/DM x 100 %
DMi = Kerapatan mutlak Sp.i = Jumlah DM semua jenis
2.        a. Frekuensi Mutlak  (F).
Frekuensi Mutlak i (FMi) = Ji/K
Ji =Jumlah petak dimana sampel I didapat K=total petak sampling h. Frekuensi Relatif (FRi) = FMi/Fa x 100 %
FMi = Frekuensi mutlak Sp.i FA = total semua frekueni mutlak I
3.        Luas Penutupan/Kerimhunan atau Dominasi (C).
Luas Penutupan Mutlak CMi = Ci/A
Ci =Luas penutupan total sp.i /biomassa Sp.i
CA = Luas penutupan/biomassa semua Sp.
4.        Indeks Nilai Penting/Dominasi (Importance Value)
INP/Dominasi = DRi + FRi + Cri =........................... %
5.        Summet Dominance Ratio (SDR)
SDR = INP/3 =.................... %
+ METODE TRANSEK (JALUR)
Umumnya dipakai untuk jenis vegetasi tertentu misalnya padang rumput, se­mak atau tumbuhan perdu lainnya. Penggunaan metode petak / plot seringkali ku­rang praktis dan membutuhkan banyak waktu. Untuk mengatasi masalah tersebut maka dapat digunakan 3 macam metode transek, yaitu :
1.             Line Intercept (Line transect) umumnya untuk komunitas padang rumput. Ten­tukan dua titik sebagai pusat garis transek, panjang garis transek biasanya 10, 25, 50, 100 m, tebal garis transek 1 cm. Pada garis transek dibuat segmen dengan pan­jang 1, 5, 10 meter.
2.             Belt Transect, umumnya digunakan untuk mempelajari komunitas hutan yang lu­asnya, serta keadaannya (vegetasi, tanah, topografi, elevasi dll) belum diketahui. Lebar transek 10 - 20 m dan jarak antar transek 200 -1000 m tergantung intensitas. Pada transek dibuat petak dengan ukuran tertentu misalnya 10 x 10 m atau 20 x 20 meter dll.
3.             Strip Sensus, umumnya dipakai untuk vertebrata terestrial, metode ini hampir sa­ma dengan line intercept, dimana pengamat berjalan sepanjang garis transek dan mencatat spesies yang diamati dalam jalur transek (untuk menduga kepadatan populasi).
Catatan : Cara kerja dan analisa data sama dengan metode petak/plot
.




Tidak ada komentar: