PERBANDINGAN SISTEM
EKSKRESI PADA HEWAN
Ahmad Ashar Abbas
Anatomi
Perbandingan Hewan
Biologi
Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas
Hasanuddin
Sistem Ekskresi pada Ikan
Ikan mempunyai alat ekskresi berupa
sepasang ginjal opistonefros yang berbentuk memanjang dan berwarna
kemerah-merahan. Beberapa jenis ikan, seperti ikan mas, saluran ginjal dan
saluran kelenjar kelaminnya bersatu, disebut saluran urogenital yang terletak
di belakang anus. Ikan-ikan lain mempunyai kloaka.
Alat ekskresi
ikan berupa ginjal opistonefros yaitu merupakan tipe ginjal yang paling
primitive. Pada ginjal ini, tulbulus-tubulus bagian anterior telah lenyap,
beberapa tubulus bagian tengah berhubungan dengan testis serta terdapat
konsentrasi dan pelipatgandaan tubulus di bagian posterior.
Sumber : Buku
Biologi untuk SMU, Hartini
Etik Widayati, Intan Pariwara
Organ uropoetica terdiri atas :
-
Ren yang terjadi
dari mesonephros
-
Ureter yang terjadi
dari ductus mesonephridicus
-
Vesica urinaria
-
Sinus urogenitalis
Ada sepasang ren yang memanjang dinding dorsal abdomen,
kanan dan kiri dari linea mediana. Ureter ialah saluran keluar dari ren. Pada
suatu tempat ia membesar dan membentuk vesica urinaria. Ureter bermuara ke
dalam sinus urogenitalis. Sinus urogenitalis bermuara keluar melalui porus
urogenitalis yang terdapat caudal dari anus, cranial dari pangkal pinna analis.
Suatu kandung yang terisi hawa terdapat di sebelah ventral dari ren. Kandung ini
ialah panjang dan disebut pneumatocyst. Ia berhubungan dengan esophagus dengan
ductus pneumaticus. Pneumatocyst berguna untuk mengurangi berat jenis ikan.
Pada Cyprinus pneumatocyst terbagi
menjadi bagian cranial dan bagian caudal.
Ginjal pada ikan yang hidup di air
tawar dilengkapi sejumlah glomelurus yang jumlahnya lebih banyak. Sedangkan
ikan yang hidup di air laut memiliki sedikit glomelurus sehingga penyaringan
sisa hasil metabolisme berjalan lambat.
Sistem eksresi
ikan seperti juga pada vertebrata lain, yang mempunyai banyak fungsi antara
lain untuk regulasi kadar air tubuh, menjaga keseimbangan garam dan
mengeliminasi sisa nitrogen hasil dari metabolisme protein. Alat pengeluaran
ikan terdiri dari:
• Insang yang
mengeluarkan CO2 dan H2O
• Kulit ;
kelenjar kulitnya mengeluarkan lendir sehingga tubuhnya licin untuk
memudahkan
gerak di dalam air.
• Sepasang
ginjal (sebagian besar) yang mengeluarkan urine.
Berkembang dua
tipe ginjal pada ikan, yaitu;
• Pronefros,
Ginjal pronefros adalah yang paling primitif, meski terdapat pada pIerkembangan
embrional sebagian besar ikan, tetapi saat dewasa tidak fungsional, fungsinya akan
digantikan oleh mesonephros. Perkecualian pada ikan‘hagfish’(Myxine) dan lamprey.
Ginjal pronefros adalah yang paling primitif, meski terdapat pada pIerkembangan
embrional sebagian besar ikan, tetapi saat dewasa tidak fungsional, fungsinya akan
digantikan oleh mesonephros. Perkecualian pada ikan‘hagfish’(Myxine) dan lamprey.
• Mesonefros
Ginjal ikan bertipe mesonefros,
berfungsi seperti opistonefros pada embrio emniota. Keduanya mirip, perbedaan
prinsip adalah kaitannya dengan sistem peredaran darah, tingkat kompleksitas,
dan pada efisiensinya. Jumlah glomerulus ikan air tawar lebih banyak dan diameternya
lebih besar dibandingkan dengan ikan laut.
Sistem Ekskresi
pada Amfibi
Ginjal tipe
mesonefroid dan saluran-saluran kemih yang disebut saluran-saluran Wolff (atau
saluran-saluran mesonefros). Saluran-saluran itu langsung membawa secret ke
kloaka, walaupun ada juga kandung kemih di sebelah sisi ventral kloaka itu.
Alat ekskresi
pada katak ialah ginjal opistonefros yang dihubungkan dengan
ureter di vesika urinaria. Berwarna merah kecokelatan serta terletak di kanan
dan kiri tulang belakang. Alat ekskresi lainnya ialah kulit, paru-paru, dan
insang. Pada katak jantan, saluran ginjal dan saluran kelaminnya bersatu, sedangkan
katak betina tidak. Saat mengalami metamorfosis, amfibi mengubah ekskresi
amonia menjadi urea. Hal ini terjadi saat larva berubah jadi berudu dan hewan
darat dewasa. Seperti halnya ikan, ginjal pada katak juga berperan dalam
pengaturan kadar air dalam tubuh.
Sistem Eksresi pada Reptil
Sistem ekskresi pada reptil
berupa ginjal, paru-paru,kulit dan kloaka. Kloaka merupakan satu-satunya lubang
untuk mengeluarkan zat-zat hasil metabolisme. Reptil yang hidup di darat sisa
hasil metabolismenya berupa asam urat yang dikeluarkan dalam bentuk bahan
setengah padat berwarna putih. Reptil memiliki kandung kemih, tetapi
kotoran atau ekskret bersifat semisolid (setengah keras) seperti pada burung,
dan dikeluarkan langsung melalui kloaka bersama tinja.
Alat ekskresi
pada Reptil berupa sepasang ginjal metanefros, kulit, dan paru-paru.
Metanefros berfungsi setelah pronefros dan mesonefros yang merupakan alat
ekskresi utama saat stadium embrio menghilang. Ginjal dihubungkan oleh ureter
ke vesika urinaria yang bermuara langsung ke kloaka. Bentuk ureter menyempit di
bagian posterior, ukurannya kecil, dan permukaannya beruang-ruang. Selain
ginjal, reptile memiliki kelenjar kulit yang menghasilkan asam urat tertentu
yang berguna untuk mengusir musuh. Pada jenis kura-kura tertentu terdapat
sepasang vesika urinaria tambahan yang juga bermuara langsung ke kloaka dan
berfungsi sebagai organ respirasi.
Pada kura-kura
betina, alat respirasinya juga berperan membasahi tanah yang dipersiapkan untuk
pembuatan sarang sehingga menjadikan tanah lebih lunak dan mudah digali. Hasil
ekskresi reptile adalah asam urat. Dibandingkan Amfibi, Reptil hanya
menggunakan sedikit air untuk membilas sampah nitrogen dari darah karena
sebagian sisa metabolisme diekskresikan sebagai asam urat yang tidak beracun
dalam bentuk pasta berwarna putih. Sisa air direabsorpsi oleh bagian tabung
ginjal. Pada beberapa anggota Reptil, seperti buaya dan kura-kura air, selain
mengekskresikan asam urat juga mengekskresikan amonia. Khusus pada kura-kura
laut terjadi ekskresi garam dari sepasang kelenjar garam di kepala yang
bermuara di sudut mata, sehingga sering terlihat seperti mengeluarkan air mata.
Anggota lainnya, seperti ular, crocodilian, dan alligator tidak mempunyai
vesika urinaria sehingga asam urat keluar bersama feses.
Sistem Ekskresi
pada Aves
Ginjal pada aves bertipe metanefros,
berwarna coklat tua. Saluran ureter bermuara langsung pada kloaka. Tidak ada
kandung kemih. Ekskret bersifat semisolid (mengadung urat).
Alat ekskresi burung berupa sepasang ginjal metanefros, burung tidak memilki vessika urinaria. Tubukus ginjal burung lebih banyak dari pada mamalia sehingga kecepatan metabolisme burung sangat tingi. Setiap 1mm3 jaringan korteks ginjal burung mengandung 100-150 tubulus ginjal. Tubulus ginjal ini membentuk lengkung Henle berukuran kecil. Sampah nitrogen diekskresikan sebagai asam urat yang dikeluarkan melalui kloaka sebagai kristal putih yang bercampur feses. Pada burung-burung laut seperti camar, urinnya mengandung asamurat dan garam. Halini disebkakarena burung laut meminum air laut dan memakan ikan laut yang banyak mengandung garam. Burung laut memiliki kelenjar untuk mengeluarkan garam yang terletak di atas mata. Sistem Ekskresi pada Aves
Alat ekskresi burung berupa sepasang ginjal metanefros, burung tidak memilki vessika urinaria. Tubukus ginjal burung lebih banyak dari pada mamalia sehingga kecepatan metabolisme burung sangat tingi. Setiap 1mm3 jaringan korteks ginjal burung mengandung 100-150 tubulus ginjal. Tubulus ginjal ini membentuk lengkung Henle berukuran kecil. Sampah nitrogen diekskresikan sebagai asam urat yang dikeluarkan melalui kloaka sebagai kristal putih yang bercampur feses. Pada burung-burung laut seperti camar, urinnya mengandung asamurat dan garam. Halini disebkakarena burung laut meminum air laut dan memakan ikan laut yang banyak mengandung garam. Burung laut memiliki kelenjar untuk mengeluarkan garam yang terletak di atas mata. Sistem Ekskresi pada Aves
Alat ekskresi berupa sepasang ginjalmetanefros,
kulit, dan paru-paru. Ginjal dihubungkan oleh ureter ke kloaka karena burung
tidak memiliki vesika urinaria. Tabung ginjal burung lebih banyak dari mamalia
karena kecepatan metabolisme burung sangat tinggi. Tiap 1 ml kubik jaringan
korteks burung mengandung 100 sampai dengan 500 tabung ginjal yang membentuk
lengkung Henle kecil. Air dalam tubuh disimpan melalui reabpsorpsi di tubulus.
Di dalam kloaka juga terjadi reabsorpsi air yang menambah jumlah air dalam
tubuh. Sampah nitrogen dibuang sebagai asam urat yang dikeluarkan lewat kloaka
sebagai kristal putih yang bercampur feses. Khusus
pada burung laut, seperti camar, selain mengekskresikan asam urat juga
mengekskresikan garam. Hal ini disebabkan karena meminum air gram dan makan
ikan laut yang banyak mengandung garam. Burung laut memiliki kelenjar
pengekskresi garam di atas mata. Larutan garam mengalir ke rongga hidung
kemudian keluar lewat nares luar dan akhirnya garam menetes dari ujung paruh.
Burung hampir tidak memiliki kelenjar kulit, tetapi memiliki kelanjar minyak
yang terdapat pada tunggingnya. Kelenjar minyak berguna untuk meminyaki
bulu-bulunya.
Sistem Ekskresi pada Mamalia
Pada mamalia sistem ekskresinya berupa ginjal,
ginjal tertekan, berbentuk seperti biji kacang. Ruang median ginjal Yng disebut
pelvis renalis berhubungan dengan kandung kemih melalui ureter. Dari kandung
kemih itu keluar uretra yang bersatu dengan sinus genitalis (pada wanita) atau
dengan vas deferens (pada jantan). Pada kelinci tidak terdapat kloaka.
Sebagai
contoh sistem ekskresi pada mamalia yaitu manusia, Sistem
ekskresi pada manusia meliputi alat-alat ekskresi, diantaranya berupa ginjal,
kulit, paru-paru dan hati. Organ-organ tersebut mengeluarkan air, NH2, urea dan
asam urat, kulit mengeluarkan air, urea dan garam tertentu dalam keringat,
paru-paru mengeluarkan gas CO2 dan H2O, hati mengeluarkan zat warna empedu
A.
Ginjal
1.Struktur
ginjal
Ginjal terdiri dari 2 lapisan yaitu lapisan
luar atau korteks dan lapisan dalam atau medula. Didalam ginjal terdapat satuan
struktural dan pungsional terkecil yang disebut NEFRON. Nefronterdiri atas
badan malpighi, yang tersusun oleh 6 lomeruhes dan kapsula (simpai) Bawman,tubulus
kontortus proksimal, lengkung heule, tubulus kontortus distal dan tubulus
kolektius.Semua bagian nefron terdapat di korteks ginjal, kecuali lengkung
heule di medula ginjal. Bentukginjal seperti kacang merah, jumlahnya sepasang
dan terletak di dorsal kiri dan kanan tulangbelakang di daerah pinggang. Berat
ginjal diperkirakan 0,5% dari berat badan, dan panjangnya ±10 cm. Setiap menit
20-25% darah dipompa oleh jantung yang mengalir menuju ginjal.
Ginjal
terdiri dari tiga bagian utama yaitu:
a. korteks (bagian luar)
b. medulla (sumsum ginjal)
c. pelvis renalis (rongga ginjal).
a. korteks (bagian luar)
b. medulla (sumsum ginjal)
c. pelvis renalis (rongga ginjal).
Bagian korteks ginjal mengandung banyak
sekali nefron ± 100 juta sehingga permukaan kapilerginjal menjadi luas,
akibatnya perembesan zat buangan menjadi banyak. Setiap nefron terdiriatas
badan Malphigi dan tubulus (saluran) yang panjang. Pada badan Malphigi
terdapatkaps kapsul Bowman yang bentuknya seperti mangkuk atau piala yang
berupa selaput sel pipih. Kapsul Bowman membungkus glomerulus. Glomerulus
berbentuk jalinan kapiler arterial. Tubulus padabadan Malphigi adalah tubulus
proksimal yang bergulung dekat kapsul Bowman yang padadinding sel terdapat
banyak sekali mitokondria. Tubulus yang kedua adalah tubulus distal
Pada rongga ginjal bermuara pembuluh pengumpul.
Rongga ginjal dihubungkan
oleh ureter (berupa saluran) ke kandung kencing (vesika urinaria) yang berfungsi
sebagai tempat penampungan sementara urin
sebelum keluar tubuh. Dari kandung
kencing menuju luar tubuh urin melewati
saluran yang disebutur eretra.
B.
Kulit
Struktur
kulit dan fungsinya
1.
Lapisan epidermis
Pada
lapisan epidermis terdapat beberapa lapisan, yaitu:
a. Stratum
korneum berupa zat tanduk (sel mati) dan selalu mengelupas. Terdapat
dipermukaan kulit, tersusun dari sel-sel yang bersifat keras dan tahan dari
air. Pada tempat-tempat tertentu lapisan mengalami penebalan, misalnya pada
telapak tangan dan telapak kaki.
b. Stratum
lusidum. Lapisan berwarna kuning, terletak setelah stratum korneum.
c. Stratum
granulosum yang mengandung pigmen. Merupakan lapisan kulit berpigmen. Pada
stratum granulosum terjadi akumulasi kratin yang menyebabkan sel-sel pada
lapisan ini kehilangan nukleus yang akhirnya mati.
d.Stratum
germinativum ialah lapisan yang selalu membentuk sel-sel kulit ke arah luar.merupakan lapisan basal yang sel-selnya
aktif membelah untuk membentuk sel-sel kulit baru ke arah luar. Lapisan ini
memproduksi pigmen melanin.
2.
Lapisan dermis
Terletak
di bawah lapisan epidermis, lebih tebal dari lapisan epidermis. Terdapat
bagian-
bagian
pada lapisan ini, antara lain:
a.Pembuluh
darah.
b.Folikel
rambut.
Merupakan
kantung yang mengelilingi akar rambut. Dari forikel akan tumbuh rambut
yang
berwarna hitam, warna hitam disebabkan karena adanya melanin.
c.Kelenjar
minyak (glandula sabacea).
d.Kelenjar
keringat (glandula sudorifera)
C.
Paru-paru
Selain
sebagai alat pernafasan, paru-paru juga bergfungsi sebagai alat ekskresi,
mengeluarkan zatsisa oksidasi.
D.
Hati
Hati
atau hepar merupakan organ terbesar dalam tubuhdan merupakan salah satu organ
terpenting
dalam ekskresi.
Berikut ini merupakan
perbedaan ketiga ginjal tersebut:
A. Tipe Protonefros
Ginjal tipe ini muncul pertama kali pada saat embrio, bentuknya bersegmen, dan letaknya jauh ke arah rongga tubuh. Setiap unit memiliki satu nefrostoma yang bermuara ke dalam selom, tidak memiliki glomerulus. Pada ikan dan amfibi hanya ada pada tingkat larva dan hilang saat dewasa. Sedangkan pada reptilia, aves dan mamalia tampak sementara pada embrio kemudian segera menghilang
A. Tipe Protonefros
Ginjal tipe ini muncul pertama kali pada saat embrio, bentuknya bersegmen, dan letaknya jauh ke arah rongga tubuh. Setiap unit memiliki satu nefrostoma yang bermuara ke dalam selom, tidak memiliki glomerulus. Pada ikan dan amfibi hanya ada pada tingkat larva dan hilang saat dewasa. Sedangkan pada reptilia, aves dan mamalia tampak sementara pada embrio kemudian segera menghilang
B. Tipe
Mesonefros
Ginjal tipe ini berkembang secara segmental di tengah rongga tubuh. Beberapa nefrostoma bermuara ke dalam selom. Ekskresi dilakukan oleh glomerulus. Pada ikan dan amfibi, ginjal tipe ini terus berfungsi hingga dewasa. Sedangkan pada reptil, aves dan mamalia, ginjal ini timbul setelah protonefros dan berfungsi hanya selama fase embrio kemudian menghilang, meskipun demikian, salurannya tetap ada dan berfungsi sebagai vas deferes.
C. Tipe Metanefros
Ginjal tipe ini tidak bersegmen, tidak memiliki nefrostoma dan jumlah glomerulusnya banyak. Ginjal ini dimiliki oleh reptil, aves dan mamalia dan berfungsi terus selama hidupnya.
Jadi, perbedaan mendasar dari ketiga tipe ginjal tersebut adalah SEGMEN yang dimiliki, jumlah NEFROSTOMA dan jumlah GLOMERULUS
Materi Referensi:
Ginjal tipe ini berkembang secara segmental di tengah rongga tubuh. Beberapa nefrostoma bermuara ke dalam selom. Ekskresi dilakukan oleh glomerulus. Pada ikan dan amfibi, ginjal tipe ini terus berfungsi hingga dewasa. Sedangkan pada reptil, aves dan mamalia, ginjal ini timbul setelah protonefros dan berfungsi hanya selama fase embrio kemudian menghilang, meskipun demikian, salurannya tetap ada dan berfungsi sebagai vas deferes.
C. Tipe Metanefros
Ginjal tipe ini tidak bersegmen, tidak memiliki nefrostoma dan jumlah glomerulusnya banyak. Ginjal ini dimiliki oleh reptil, aves dan mamalia dan berfungsi terus selama hidupnya.
Jadi, perbedaan mendasar dari ketiga tipe ginjal tersebut adalah SEGMEN yang dimiliki, jumlah NEFROSTOMA dan jumlah GLOMERULUS
Materi Referensi:
Buku Biologi SMA Jilid 2B
Ensiklopedi Biologi Jilid III
Ensiklopedi Biologi Jilid III
Daftar Pustaka
Buku Biologi SMA Jilid 2B
Djarubito Brotowidjoyo, Mukayat, 1989,
Zoologi Dasar, Erlangga, Jakarta.
Etik Wildayanti, Hartini, Biologi untuk
SMU, Intan Pariwara
Ensiklopedi Biologi Jilid III
http://emwan9.blogspot.com/2009/05/ekskresi-vertebrata.html
http://www.scribd.com/doc/22234575/Sistim-Ekskresi-Pada-Manusia
http://green-airil.blogspot.com//2009/04/anatomi-vertebrata.html
Jasin, Maskoeri, 1992, Zoologi
Vertebrata, CV. Sinar Wijaya, Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar