Keanekaragaman
Hayati (Biodiversitas)
Rencana Materi Kuliah
·
pengertian
keanekaragaman hayati (biodiversitas)
·
evolusi-spesiasi-
kepunahan
·
dampak
terhadap biodiversitas
·
aspek
ekologi dari biodiversitas
·
pola
global biodiversitas
·
nilai biodiversitas
·
introduksi spesies eksotik
·
penyebab hilangnya biodiversitas
·
pengukuran dan pemantauan biodiversitas
·
konservasi biodiversitas.
Pengertian
Pengertian (dari Society
of American Foresters): Biodiversitas mengacu pada macam dan kelimpahan
spesies, komposisi genetiknya, dan komunitas, ekosistem dan bentang alam di
mana mereka berada.
Definisi yang lain
menyatakan bahwa biodiversitas sebagai diversitas kehidupan dalam semua
bentuknya, dan pada semua level organisasi. Dalam semua bentuknya menyatakan
bahwa biodiversitas mencakup tumbuhan, binatang, jamur, bakteri dam
mikroorganisme yang lain. Semua level organisasi menunjukkan bahwa
biodiversitas mengacu pada diversitas gen, speses dan ekosistem.
Diversitas genetik mencakup
variasi dalam material genetik, seperti gen dan khromosom. Diversitas
spesies (taksonomi) kebanyakan diintepretasikan sebagai variasi di antara
dan di dalam spesies (termasuk spesies manusia), mencakup variasi satuan
taksonomi seperti filum, famili, genus dsb.
Diversitas genetik
merupakan titik awal dalam memahami dimensi dari isu biodiversitas, tetapi pada
level spesies dan ekosistem bidang kehutanan memiliki pengaruh besar.
Diversitas ekosistem atau bahkan
dinamakan diversitas biogeografik berkaitan dengan variasi di dalam wilayah (region)
biogeografik, bentang alam (landscape) dan habitat. Kita harus menyadari
bahwa biodiversitas selalu peduli dengan variabilitas makhluk hidup dalam area
atau wilayah yang spesifik.
Belum semua aspek
biodiversitas sudah diberikan nama. Masih terdapat banyak bentuk variasi,
seperti variasi musiman, variasi non-genetik disebabkan oleh pengaruh
lingkungan (variasi fenotipik). Juga terdapat variasi karena perbedaan di
antara fase kehidupan (diversitas ontogenik) dan mode kehidupan (diversitas
kultural). Namun, tiga bentuk diversitas tersebut di
atas boleh dikatakan merupakan dimensi biodiversitas yang utama.
Biodiversitas
juga mengacu pada macam struktur ekologi, fungsi atau proses pada semua level di atas. Biodiversitas terjadi pada skala spasial yang
mulai dari tingkat lokal ke regional dan global.
Biodiversitas dapat pula
dikelompokkan ke dalam: diversitas komposisional, struktural dan
fungsi
Diversitas komposisional mencakup apa yang dikenal
dengan diversitas spesies termasuk diversitas genetik dan ekosistem. Menjaga
diversitas genetik sangat penting bagi eksistensi diversitas spesies, sedangkan
menjaga diversitas ekosistem penting untuk menyediakan habitat yang diperlukan
untuk mengonservasi berbagai spesies.
Diversitas
struktural berkaitan dengan susunan spasial unit-unit fisik. Pada
level tegakan, diversitas struktural dapat dikarakterisasi dengan jumlah strata
dalam hutan, misalnya kanopi tumbuhan utama, subkanopi, semak, tumbuhan herba.
Pada level bentang alam, diversitas struktural dapat diukur dengan distribusi
kelas-kelas umur pada suatu hutan atau susunan spasial dari ekosistem yang
berbeda.
Diversitas
fungsional merupakan variasi dalam proses-proses ekologi, seperti
pendauran unsur hara atau aliran energi. Ini merupakan komponen yang paling
sulit untuk diukur dan dipahami.
Perlu dipahami bahwa ketiga komponen
diversitas tersebut saling berkaitan. Misalnya, perubahan dalam diversitas
komposisional dan struktural, mengakibatkan perubahan dalam proses-proses
ekologi.
Ahli ekologi memberdakan biodiversitas
pada skala spasial pada tiga kategori: alpha, beta dan gamma . Diversitas alpha
adalah diversitas di dalam suatu habitat. Diversitas beta merupakan
diversitas di antara habitat, sedangkan diversitas gamma merupakan
diversitas di antara geografi
(diversitas skala geografi).
Diversitas genetik
Diversitas genetik terdapat dalam
empat level organisasi: di antara spesies, di antara populasi, di dalam
populasi dan di dalam individu.
Diversitas di antara spesies sudah
cukup jelas, sungguhpun kita sering tidak berpikir bahwa perbedaan di antara
spesies sebagai manifestasi dari diversitas genetik karena kita dapat membedakan
spesies dengan mudah tanpa mengetahui komposisi gennya.
Diversitas genetik di antara populasi
dari suatu spesies juga sering sangat
besar. Di dunia pertanian misalnya ada berbagai macam varietas (padi, jagung),
meskipun ini hasil seleksi buatan. Di spesies pohon perbedaan antara populasi
pada spesies yang sama (dikenal dengan
istilah provenans) sering besar.
Dalam populasi kebanyakan populasi
alami, perbedaan genetik di antara individu sering juga besar. Akhirnya
diversitas genetik terdapat di dalam suatu individu bilamana ada dua alel untuk
gen yang sama (perbedaan konfigurasi DNA yang menduduki lokus yang sama pada
suatu khromosom).
Di masa lalu hanya sedikit perhatian
diberikan pada diversitas genetik pada populasi alami, sungguhpun ini sangat
krusial bagi kelestarian dari bentuk-bentuk biologi, perkembangan diversitas
spesies (evolusi) dan berfungsinya biosfer, ekosistem serta komunitas biologi.
Bersarnya diversitas di dalam suatu
spesies tergantung pada jumlah individu, kisaran penyebaran geografinya,
tingkat isolasi dari populasi dan sistem genetiknya.
Peran penting juga dilakukan oleh
proses-proses seleksi alami dan antropogenik, serta juga faktor-faktor yang
berpengaruh pada perubahan spasial dan temporal pada komposisi genetik dari
spesies atau populasi.
Diversitas genetik penting bagi
kemampuan spesies dan populasi beradaptasi terhadap perubahan kondisi
lingkungan dan karena itu merupakan persyaratan bagi kelangsungan hidupnya.
Pada spesies yang berkembang biak
secara seksual, setiap populasi lokal mengandung kombinasi gen tertentu. Jadi,
suatu spesies merupakan kumpulan populasi yang berbeda secara genetik satu sama
lain. Perbedaan genetik ini diwujudkan
sebagai perbedaan di antara populasi
dalam sifat morfologi, fisiologi, kelakuan, dan sejarah hidup (life history).
Dengan kata
lain, sifat-sifat genetik (genotipe) mempengaruhi sifat-sifat yang
diekspresikan (fenotipe).
Seleksi alami pada awalnya bekerja
pada level fenotipik, memihak kepada atau tidak menguntungkan untuk sifat-sifat
yang diekspresikan (fenotipe). Lukang gen (gene
pool) – agregat total gen pada suatu populasi pada suatu waktu, akan
berubah ketika organisme dengan fenotipe
yang kompatibel dengan lingkungan akan lebih mampu bertahan hidup dalam jangka
lama dan akan berkembang biak lebih banyak dan meneruskan gen-gennya lebih
banyak pula ke generasi berikutnya.
Besarnya diversitas genetik dalam
populasi lokal sangat bervariasi. Banyak kegiatan konservasi peduli dengan
penjagaan diversitas genetik tumbuhan atau hewan. Populasi kecil yang berbiak secara aseksual dan terisolasi,
sering memiliki diversitas genetik yang kecil di antara individu, sedangkan
pada populasi besar dan berbiak secara seksual sering memiliki variasi yang
besar. Dua faktor utama yang bertanggung kepada jawab adanya variasi ini,
yaitu cara bereproduksi (seksual atau
aseksual) dan ukuran populasi.
Cara reproduksi
Pada populasi seksual, gen
direkombinasi pada setiap generasi, menghasilkan genotipe baru. Kebanyakan
keturunan spesies seksual mewarisi separuh gennya dari induk betina dan
separuhnya lagi dari induk jantan, susunan genetiknya dengan demikian berbeda
dengan kedua induknya atau dengan individu yang lain di dalam populasi.
Adanya mutasi yang menguntungkan, yang
pada awalnya muncul pada suatu individu dapat direkombinasi dalam kurun waktu tertentu pada populasi seksual.
Sebaliknya, keturunan individu aseksual secara genetik identik dengan induknya.
Satu-satunya sumber kombinasi gen dalam populasi aseksual adalah mutasi
(perubahan dalam material genetik yang diwariskan ke keturunannya). Mutasi mungkin terjadi spontan (kekeliruan
dalam replikasi material genetik) atau terjadi karena pengaruh faktor eksternal
(misal radiasi dan bahan kimia tertentu). Mutasi terjadi di dalam gen yang
terdapat pada molekul DNA- deoxyribonucleic acid.
Populasi aseksual mengakumulasi
variasi genetiknya hanya pada laju mutasi genya. Mutasi yang menguntungkan pada
individu aseksual yang berbeda tidak mungkin mengalami rekombinasi gen dan
muncul pada suatu individu seperti layaknya pada populasi seksual. Kombinasi
gen yang menguntungkan akan lebih besar pada populasi seksual daripada
populasi aseksual.
Ukuran populasi
Dalam jangka panjang, diversitas
genetik akan lebih lestari dalam populasi besar daripada dalam populasi kecil.
Melalui efek damparan genetik (genetic
drift- perubahan dalam lukang gen dari suatu populasi kecil yang
berlangsung semata-mata karena proses kebetulan), suatu sifat genetik dapat
hilang dari populasi kecil dengan cepat.
Sebagai contoh, populasi memiliki dua
atau lebih bentuk gen (dinamakan alel). Tergantung alel mana suatu individu
mewarisi, suatu fenotipe tertentu akan dihasilkan. Bila populasi tetap
berukuran kecil dalam jangka waktu lama, mereka mungkin kehilangan salah satu
alel dari setiap gen karena proses kebetulan. Kehilangan alel terjadi karena
eror sampling. Ketika beberapa individu kawin, mereka bertukar gen. Bayangkan
awalnya separuh populasi memiliki satu bentuk gen tertentu, dan separuhnya
populasi yang lain memiliki bentuk gen yang lain. Karena kebetulan, dalam
populasi kecil pertukaran gen dapat mengakibatkan semua individu pada generasi
berikutnya memiliki alel yang sama. Satu-satunya cara bagi populasi ini
mengadung variasi dari gen ini lagi adalah melalui mutasi gen atau imigrasi
individu dari populasi lain. Meminimalkan kehilangan diversitas genetik pada
populasi kecil merupakan problem utama yang dihadapi dalam upaya konservasi.
Diversitas spesies (taksonomi)
- Prokaryot :
5.500 spesies terdiri dari bakteri
- Eukaryot :
-
kerajaan tumbuhan (plantae) : lumut-lumutan (17.000
spesies), pakuan, cycad, konifer (750 spesies), ginko, tumbuhan berbunga
(250.000 spesies),
- kerajaan hewan : karang (5.000 spesies),
coleonterata (9.000 spesies), echinoderm (6.100 spesies), artoprod (750.000
spesies), ikan (19.000 spesies), amfibi (4.000 spesies), reptil (6.300
spesies), burung (9.000 spesies), mamal (4.100 spesies)
- Prostista dan jamur: 47.000
spesies.
Diversitas ekosistem (biogeografik)
Diversitas spesies ditentukan tidak
hanya oleh jumlah spesies di dalam komunitas biologi, misalnya kekayaan spesies
(species richness), tetapi juga oleh
kelimpahan relatif individu (relative
abundance) dalam komunitas.
Kelimpahan spesies merupakan jumlah individu
per spesies dan kelimpahan relatif mengacu pada kemerataan distribusi individu
di antara spesies dalam suatu komunitas.
Dua komunitas mungkin sama-sama kaya
dalam spesies, tetapi berbeda dalam kelimpahan relatif. Misalnya, dua komunitas
mungkin masing-masing mengandung 10 spesies dan 500 individu, tetapi pada
komunitas yang pertama semua spesies
sama-sama umum (misal, 50 individual untuk setiap spesies), sementara pada
komunias yang kedua satu spesies secara
signifikan jumlahnya lebih banyak daripada
empat spesies yang lain. Maka komunitas pertama dikatakan memiliki kelimpahan
relatif yang lebih tinggi daripada komunitas kedua.
Komponen diversitas spesies ini
merespons berbeda pada kondisi habitat yang berbeda. Suatu wilayah yang tidak
memiliki variasi habitat yang luas biasanya miskin spesies, tetapi beberapa
spesies yang mampu menduduki wilayah ini mungkin berlimpah karena kompetisi
dengan spesies lain untuk sumberdaya akan berkurang.
Tren dalam kekayaan spesies mungkin
mengindikasikan kondisi masa lalu dan sekarang dari suatu wilayah. Kontinen
antartika memiliki sedikit spesies karena lingkungannya yang keras, tetapi
pulau-pulau kecil di tengah samudra
miskin akan spesies karena sulit dicapai dari lokasi lain.
Gradien global juga berpengaruh pada
kekayaan spesies. Gradien yang paling nyata adalah garis lintang; terdapat
lebih banyak spesies di daerah tropis daripada di daerah temperit.
Faktor-faktor ekologis berperan dalam perbedaan ini. Temperatur lebih tinggi,
kepastian iklim, dan musim tumbuh yang lebih lama menciptakan habitat yang
lebih kondusif sehingga menghasilkan diversitas spesies yang lebih besar. Hutan hutan hujan yang
paling beragam, padang rumput tropis lebih beragam daripada padang rumput
temperit.
Faktor lain yang berpengaruh pada
kekayaan spesies pada suatu area adalah jarak atau barier yang memisahkan area
tersebut dengan sumber spesies. Probabilitas bahwa spesies akan mencapai suatu pulau di
samudra atau lembah terisolasi adalah kecil. Binatang terutama yang tidak
terbang kemungkinanannya juga kecil mencapai area seperti ini.
Berdasarkan pengalaman tumbuhan dan
hewan pada suatu wilayah berbeda dengan wilayah lain. Mengapa terjadi ?
Mengapa spesies yang sama tidak dijumpai pada suatu wilayah meskipun kondisinya
cocok untuk berkembang?
Kondisi genografis di seluruh dunia
yang memiliki kondisi lingkungkan yang sama mampu menghasilkan tipe biota yang
sama. Situasi ini secara efektif
memisahkan biosfer ke dalam biom – komunitas ekologi yang memiliki kondisi
iklim dan fitur geologi yang sama yang mendukung spesies dengan strategi hidup
dan adaptasi yang sama.
Hutan hujan tropis merupakan salah
satu tipe bioma terestrial, ini terletak pada beberapa tempat di bumi di mana
kondisi iklim dan geologi menghasilkan lingkungan yang mirip. Bioma hutan hujan
tropis mengandung komunitas biologi yang secara umum sama, tetapi
spesiesnya tidak sama dari satu hutan
tropis ke hutan tropis yang lain.
Tetapi, setiap hutan tropis akan mengandung organisme yang secara
ekologis ekuivalen, yaitu spesies berbeda
tetapi memiliki siklus hidup serupa dan cara beradaptasi yang mirip pada kondisi lingkungan.
Penyebaran hewan dan tumbuhan yang
unik pada berbagai bioma tidak dapat hanya dijelaskan melalui faktor iklim dan
zonasi lintang. Peristiwa geologis seperti damparan kontinen dan kondisi
iklim masa lalu harus dipertimbangkan juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar