DAUR KARBON DALAM EKOSISTEM
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK) :
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan hubungan
keterkaitan antara produsen
dan konsumen di dalam siklus karbon pada ekosistem perairan.
DASAR
TEORI :
Karbon
di alam selain dalam bentuk bahan organik, umumnya dalam bentuk gas dan batuan karbonat yang dapat dimanfaatkan oleh
tumbuhan. Karbon melalui proses fotosintesis
tumbuhan akan diubah menjadi senyawa organik yang dapat dipergunakan oleh organisme lainnya. Tumbuhan sebagai pemakai utama
karbon akan memanfaatkannya melalui
proses siklus materi karbon dan akan kembali lagi ke atmosfer atau air sebagai
CO2 sebagai
hasil suatu proses metabolisme. Konsentrasi karbon dioksida (CO2) yang tinggi akan mempengaruhi tumbuhan dalam mengabsorbsi air & unsur
hara. Unsur karbon mempunyai
kemampuan saling mengikat antar sesamanya yang merupakan dasar untuk terbentuknya keragaman dan ukuran molekuler, dan tanpa
proses ini kehidupan tidak akan ada.
Produsen darat (tumbuhan) umumnya mendapatkan CO2 dari atmosfir, sedangkan produsen dalam air memanfaatkan CO2 yang terlarut (sebagai bikarbonat, HCO3). Kelarutan
karbondioksida (CO2)
dalam air berbeda dengan oksigen (O2), karena gas ini bereaksi secara kimiawi dalam air. Contohnya adalah apabila di
dalam air laut karbondioksida bereaksi
dengan air menghasilkan asam karbonat, yang kemudian terdissosiasi menjadi ion hidrogen dan bikarbonat dan pada akhirnya ion
bikarbonat terdisosiasi lagi menjadi ion hidrogen
dan karbonat.
Sebagai akibat reaksi diatas ialah terjadinya produksi
atau absorbsi hidrogen bebas, sehingga
jumlah hidrogen dalam suatu larutan merupakan tolok ukur keasaman. Lebih banyak ion H+
berarti lebih asam suatu larutan dan lebih sedikit ion H+
berarti lebih basa, dengan
kata lain larutan basa lebih banyak mengandung ion OH.
Salah satu cara untuk melihat hubungan produsen dan
konsumen dalam pemakaian dan produksi karbon dalam air dapat dilakukan dengan
Uji Bromtimol Biru. Brom-Thymol Biru
merupakan suatu larutan indikator yang berwarna biru dalam larutan basa dan
kuning dalam larutan asam. Gas
karbondioksida akan membentuk asam jika dilarutkan dalam air. Perubahan warna pada perlakuan disebabkan oleh
perubahan kandungan karbondioksida
yang ada dalam air. Kadar karbondioksida akan berkurang apabila terjadi proses
fotosintesis oleh tumbuhan.
Sebaliknya kadar karbondioksida akan meningkat kalau terjadi proses respirasi.
Waktu yang diperlukan brom timol biru untuk berubah menjadi kuning bervariasi pada setiap individu. Brom timol biru sering digunakan untuk menguji kandungan gas karbon dioksida. Indikator ini akan berubah warna dari biru menjadi hijau kemudian menjadi kuning ketika bercampur dengan sejumlah karbon dioksida yang berbeda. Reaksi yang dihasilkan ini melalui dua tahap. Tahap yang pertama, karbon dioksida akan bereaksi dengan air dalam larutan dan menghasilkan asam karbonat. Tahap yang kedua, asam ini tercampur dengan brom timol biru dan menyebabkan warna birunya berubah menjadi kuning. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut.
CO2 + H2O ----> H2CO3 (Asam karbonat)
Tingkatan dan laju perubahan warna pada indikator
menunjukkan banyaknya karbon dioksida yang diembuskan dan laju respirasi.
Semakin cepat warna berubah dan semakin kuat warna kuningnya
menunjukkan semakin kuat konsentrasi asamnya. Larutan asam
yang kuat merupakan petunjuk tingkatan karbon dioksida yang tinggi dalam air.
Air kapur bisa juga digunakan
untuk menguji keberadaan asam karbonat, air kapur atau
yang dikenal dengan larutan kalsium hidroksik digunakan untuk menguji kandungan
gas
karbon dioksida. Indikat ini akan berubah inenjadi keruh jika mengandung
larutan asam
karbor dan membentuk kalsium karbonat, yaitu sebuah benda padat putih sejenis
kapur
yang tidak larut. Ini merupakan pembentukan kalsium karbonat yang mengubah
larutan menjadi keruh. Persamaan reaksin adalah sebagai berikut.
Ca(OH)2 + H2 CO3 ------->
CaC03 + 2H2O
kalsium hidroksida + asam karbonat ----->
kalsium karbonat + air
Tidak ada komentar:
Posting Komentar