Rabu, 08 April 2015

ORGANISME EKOSISTEM PERAIRAN

ORGANISME EKOSISTEM PERAIRAN
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK) :
Mahasiswa mampu mengaplikasikan ”Indeks Perbandingan Sekuensial” dalam mendeteksi tingkat keanekaragaman hewan bentos dalam suatu ekosistem perairan .
DASAR TEORI :
Ekosistem merupakan suatu sistem di alam dimana terdapat hubungan timbal balik antara organisme dengan organisme lainnya, juga dengan lingkungannya. Ekosistem sifat­nya tidak tergantung ukuran tetapi ditekankan pada kelengkapan komponennya. Berda­sarkan atas habitatnya, ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat (terestrial) dan eko­sistem perairan (akuatik). Di dalam suatu ekosistem perairan, kita dapat mengenal kompo­nen-komponennya berdasarkan cara hidupnya yaitu bentos, perifiton, plankton, nekton dan neuston. Salah satu komponen yang memiliki variasi organisme cukup banyak dalam suatu perairan adalah bentos.
Cairns et al (1971) mengembangkan suatu metode yang sederhana, tetapi cukup baik untuk mengestimasi keanekaragaman biologis secara relatif, yang disebut “Sequential Comparison Index” (S.C.I). (Persoone & De Pauw, 1978). Indeks keanekaragaman ini dalam bahasa Indonesia disebut Indeks Perbandingan Sekuensial (I.P.S). Menurut ahli tersebut di atas bahwa indeks ini dapat memenuhi keperluan untuk menilai secara cepat akibat adanya pencemaran terhadap ekosistem, misalnya sungai, kolam danau dan laut. Cara ini tidak me­merlukan keterampilan untuk mengidentifikasi hewan-hewan dalam komunitas, sehingga dapat menghemat waktu dan pekerjaan.
Untuk mendapatkan data kuantitatif maupun kualitatif, mengenai jenis-jenis hewan yang hidup dalam suatu perairan, hewan tersebut dapat ditangkap dengan menggunakan kombinasi berbagai macam cara. Mulai dari penangkapan dengan tangan, pinset, jala ma­upun alat-alat lainnya. Dalam praktikum ini akan dilakukan pengambilan cuplikan bentos untuk tujuan studi kuantitatif dengan menggunakan alat pengeruk yang disebut Eickman Crab.
PRKATIKUM 5
KEANEKARAGAMAN BENTOS DI PERAIRAN BERDASARKAN
INDEKS PERBANDINGAN SEKUENSIAL
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Untuk mengetahui keragaman bentos dalam ekosistem perairan berdasarkan In­deks Perbandingan      Sekuensial
2. Mengenalkan dan melatih keterampilan mahasiswa dalam menggunakan peralatan yang berhubungan dengan keragaman bentos dalam perairan.
B. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan sebagai benkut :
1.
Formalin 4 %
7. Baskom
2.
Alkohol 70%
8. Baki Plastik
3.
Botol Sampel
9.                    Pinset
4.
Eickman Crab
10. Hand Sprayer
5.
Ayakan (Mess)
11. Petridish
6.
Kaos Tangan (Karet)
12. Mikroskop Stereo

C. CARA KERJA
Cara Pengambilan Sampel :
1.              Bukalah kedua belahan pengeruk Eickman Crab hingga menganga dan kaitkan kawat penahannya pada tempat kaitan yang terdapat pada bagian atas alat tersebut.
2.              Masukkan pengeruk secara vertikal dan perlahan-lahan kedalam air hingga me­nyentuh dasar perairan.
3.              Kemudian jatuhkan logam pembeban sepanjang tali pemegangnya sehingga ke­dua belahan Eickman Crab akan menutup, dan lumpur serta hewan yang terdapat di dasar perairan akan terhimpun dalam kerukan.
4.              Tariklah perlahan-lahan Eickman ke atas dan isinya ditumpahkan kedalam baskom yang sudah disediakan.
5.              Sampel kemudian diayak sambil disiram air sehingga lumpur keluar dan sampah­sampah di buang. Seleksilah hewan bentos yang di jumpai dengan cermat, kemu­dian masukkan kedalam botol sampel yang berisi formalin 4 %. Beri label masing­masing botol sampel.
6.              Lakukanlah pengambilan sampel beberapa kali pada tempat yang berbeda.
Cara kerja di Laboratonum :
1.              Ambillah sampel yang sudah diawetkan. Tumpahkan kedalam petridish dan secara acak diambil satu persatu dengan pinset dan diletakkan pada petridish yang lain sambil diurutkan.
2.              Sampel yang diurutkan dibandingkan mulai antara no.1 dengan no. 2, no.2 dengan no.3 dan seterusnya, kemudian dilihat apakah sejenis atau tidak.                                         
3.              Pengamatan dilakukan dibawah mikroskop stereo. Jenis yang Dianggap sama di­beri kode yang sama dan ini berarti tergolong se”Run”. Hal ini dilakukan tidak pe­duli jenis apapun, asal serangkaian sampel tadi dianggap sama.
4. Lakukan pengamatan sampai semua sampel habis, catat semua data anda dalam buku kerja, kemudian lakukanlah perhitungan indeks keanekaragaman bentos tadi dengan menggunakan :
Indeks Perbandingan Sekuensial
S.C.I (I.P.S) = N Runs x N Taksa
N Specimen
Contoh :
Misalnya sampel yang diperoleh terdiri dari 10 spesimen kemudian diatur ber­urutan secara acak, yang terdiri dari jenis A, B, C dan D. Sampel tersebut akhir­nya membentuk urutan sebagai berikut :
A A B C C C A C C D
Jadi run pertama = A A, run kedua = B, run ketiga = C C C, run keempat = A, run kelima = C C dan run keenam = D. Jumlah semua run sama dengan jum-lah semua garis bawah. Dari sampel tersebut diperoleh data sebagai berikut :
- Jumlah Run                         = 6
- Jumlah Spesimen = 10
- Jumlah Taksa                    = 4
- Jadi S.C.I                           = 6/10 x 4 = 2,4
Pada suatu ekosistem yang masih baik, dalam arti belum tercemar, pengambilan sampel yang baik berkisar atara 250 atau lebih spesimen, yang diperlukan untuk men­dapatkan indeks yang baik.
Dengan jumlah spesimen yang cukup tadi, hasil perhitungannya akan menjadi konstan, meskipun cara penentuan Indeks dicoba berulang-ulang. Sequential Compa­rison Index (S.C.I = I.P.S) ini baik digunakan untuk mikro invertebrata maupun makro invertebrata.
D.         HASIL DAN PEMBAHASAN
Buatlah seluruh data hasil pengamatan yang diperoleh dalam bentuk tabel, dis­kuskanlah dengan teman kelompoknya untuk membuat pembahasan hasil pengama­an dan tariklah kesimpulan bila memungkinkan. Bila mengalami kesusahan mintalah petunjuk dari dosen dan asisten yang mengawas praktikum di laboratorium.

Tidak ada komentar: