Selasa, 07 April 2015

biogeografi

RINGKASAN BIOLOGI
BIOGEOGRAFI
KATA PENGANTAR


Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME atas terselesaikannya ringkasan Biologi “Biogeografi”.
Ringkasan ini kami buat berdasarkan buku-buku penunjang yang kami miliki. Dan untuk mempermudahnya kami juga menyertakan gambar-gambar yang berhubungan dengan biogeografi.
Kami juga berterima kasih kepada guru Biologi sekaligus pembimbing kami yaitu Bu Titin. Semoga ringkasan ini nantinya bermanfaat bagi kita semua terutama para pembacanya.
Dan demi perbaikan hasil ringkasan ini, untuk itu saran dan kritik tetap kami nantikan.


Penulis





PENDAHULUAN


Biogeografi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyebaran organisme di muka bumi. Biogeografi terbagi atas :
1.      Zoografi (Biogeografi Hewan)
2.      Fitografi (Biogeografi Tumbuhan)
Studi tentang penyebaran spesies menunjukkan bahwa spesies-spesies berasal dari satu tempat, namun selanjutnya menyebar ke berbagai daerah. Organisme tersebut mengadakan diferensiasi selanjutnya menjadi subspesies baru dan spesies yang cocok terhadap daerah yang ditempatinya.
Salah satu dasar mempelajari biogeografi adalah bahwa setiap hewan dan tumbuhan muncul atau mengalami evolusi sekali saja pada masa lampau. Suatu tempat tertentu asal suatu jenis disebut pusat asal usul. Orang yang pertama kali mengemukakan adanya hubungan antara makhluk hidup dengan daerah / wilayah tertentu di permukaan bumi adalah Alfred Russel Wallace.
Pada tahun 1800-an ia menerbitkan buku yang mengungkapkan adanya pola penyebaran makhluk hidup di bumi. Wallace membagi bumi menjadi 6 wilayah biogeografi karena masing-masing wilayah memiliki tumbuhan dan hewan yang khas dan unik.





Setiap wilayah geografis tersebut memiliki rintangan berupa kondisi alam sebagai hasil dari penyatuan atau pemisahan benua pada masa silam. Akibat dari adanya rintangan tersebut , makhluk hidup terhalang dan tidak dapat melakukan penyebaran ke daerah di seberangnya.





BAB I
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEBARAN ORGANISME


Sawar atau barrier / penghalang adalah keadaan ekologis atau fisis yang mencegah atau menghalangi terjadinya penyebaran dan perkawinan suatu organisme atau makhluk hidup di dunia. Sawar atau barrier tersebut dapat berupa fisik maupun lingkungan.
a.      Sawar / penghalang fisik
Meliputi    :    Lautan, padang pasir, pegunungan, dan lembah.
Contoh     :    -    Lautan merupakan penghalang bagi hewan darat yang tidak dapat terbang.
                      -    Pegunungan yang tinggi merupakan penghalang bagi hewan yang biasa hidup di lembah.
b.      Sawar / penghalang lingkungan
Meliputi    :    Iklim yang tidak sesuai atau keadaan ekologi yang tidak menguntungkan, misalnya keberadaan organisme lain yang menjadi pesaing dalam mencari makanan dan tempat tinggal.
Contoh     :    -    Penyusutan jumlah populasi harimau Jawa, Sumatra, dan Bali karena :
1.      Perluasan lahan untuk kepentingan kehidupan manusia
2.      Bencana alam
3.      Iklim yang tidak sesuai
4.      Kurangnya makanan
Selain itu, penyebaran organisme dari satu daerah ke daerah lain sering juga terhalang oleh isolasi geografi. Isolasi geografi menyebabkan perbedaan susunan flora dan fauna di dua tempat. Sebagai contoh yaitu terjadinya 14 spesies burung Finch di Kepulauan Galapagos.
Isolasi geografi dalam jangka waktu yang lama menyebabkan terjadinya isolasi reproduksi yaitu sawar yang menghambat terjadinya reproduksi pada populasi yang simpatrik. Organisme-organisme yang memiliki ciri-ciri morfologi, fisiologi, dan perilaku yang hampir sama dan berada dalam satu lingkungan yang sama tetapi tidak melakukan perkawinan disebut organisme simpatrik.


BAB II
PERSEBARAN HEWAN


A.    Zoografi
Wilayah persebaran hewan pertama kali diperkenalkan oleh Salater (1858) dan diperluas oleh Wallace (1876), Newbigin (1950), Beaufort (1951), dan Darlington (1957) yang menyusun dan menjelaskannya dengan cara yang lebih modern.
Persebaran hewan terbatas pada daerah-daerah tertentu karena adanya berbagai barrier atau karena sejarah tempat asalnya pada zaman dahulu. Satuan tersbesar distribusi hewan disebut wilayah persebaran hewan. Wilayah persebaran hewan yang satu dengan lainnya dipisahkan oleh laut, gunung, padang pasir, dan iklim. Alfred Russel Wallace dalam ekspedisinya pada abad 18 menyimpulkan bahwa pada masa silam telah terbentuk pola penyebaran hewan dalam 6 kelompok daerah yang disebut zoografi dunia.



B.     Daerah Zoografi
Secara garis besar penyebaran hewan-hewan di 6 daerah zoografi adalah sebagai berikut :
1.      Australian
Wilayah ini meliputi :
Australia, Selandia Baru, Irian, Maluku, dan pulau-pulau lain di sekitarnya.
Contoh hewan :
Kanguru,  trenggiling, koala, kasuari, burung cendrawasih, kiwi, kura-kura, kucing, buaya, ikan paru-paru.
2.      Oriental
Wilayah ini meliputi    : Filipina, Kep. Formosa, Ceylon, dan Benua Asia berikut kepulauan-kepulauannya yang dekat seperti Sumatra, Jawa, Sulawesi, dan Kalimantan.
Contoh hewan             : Gajah, orangutan, harimau, kera, badak, burung merak, siamang, gibon, unggas hutan.
3.      Wilayah Ethiopia
Meliputi wilayah :
Afrika sebelah selatan Gunung Sahara, Madagasar, Arab bagian selatan.
Hewan khas :
Gorilla, simpanse, badak Afrika, zebra, jerapah, kucing, anjing, antelope, unta, ayam mutiara, singa, kuda nil.
4.      Wilayah Neartik
Meliputi wilayah :
Amerika Utara, seluruh daerah Greenland.
Hewan khas :
Bison, caribou, kalkun, musk-ox, salamander, mockingbird, tikus air, anjing prairi.
5.      Wilayah Neotropik
Meliputi wilayah :
Amerika bagian tengah dan selatan, dataran rendah Meksiko, dan Hindia Barat.
Hewan khas     :          
Tapir, burung kolibri, kelelawar penghisap darah, orangutan, kuda, sejenis babi.


6.      Wilayah Paleartik
Meliputi wilayah :
Peg. Himalaya, Afghanistan, Persia, Afrika, Inggris, dan Jepang.
Hewan khas :
Bison, landak, babi hutan, sapi, domba, rusa kecil, keledai, burung rabin, dan sejenis burung magpie.



BAB III
PERSEBARAN HEWAN DI INDONESIA


Fauna di Indonesia mencerminkan posisinya diantara Benua Asia (Oriental) dan Benua Australia (Australian). Antara kedua daerah persebaran hewan itu dipisahkan oleh garis Wallace yaitu garis yang memisahkan wilayah Oriental (Sumatra, Jawa, Kalimantan) dengan wilayah Australian (Sulawesi, Irian, Maluku, Nusa Tenggara Barat dan Timur).
Untuk itu daerah persebaran hewan di Indonesia menurut garis Wallace dibagi menjadi 2 daerah, yaitu :
1.      Daerah Bagian Timur
Meliputi            : Irian, Maluku, Sulawesi, Nusa Tenggara, termasuk Papua Nugini, dan Kepulauan Aru.
Hewan khas      : Kasuari, burung nuri, cendrawasih, parkit, kanguru, wallabi, komodo, anoa, babi rusa.


2.      Daerah Bagian Barat
Meliputi :
Sumatra, Dataran Sunda, Kalimantan, Jawa, dan Bali.

Badak bercula satu, monyet, sapi, gajah, kera, macan tutul, burung pita bergaris.
Selain garis Wallace, di Kepulauan Indonesia terdapat garis pembagi lain yang membujur dari arah utara ke selatan yaitu garis Webber, yang meliputi Teluk Aru sampai Kepulauan Maluku. Menurut Webber, Sulawesi merupakan daerah peralihan yang dihuni oleh hewan-hewan yang memiliki sifat peralihan, misalnya babi rusa, anoa, maleo, dan tarsius spectrum.


BAB IV
RADIASI ADAPTIF


Radiasi adaptif atau adaptasi yang menyebar adalah peristiwa satu spesies yang dapat menghasilkan spesies baru sebagai akibat dari adanya peristiwa adaptasi.
Contoh :
ü  Adanya 14 spesies burung Finch yang ada di Kepulauan Galapagos. Burung Finch berasal dari satu spesies yang sama yang berasal di Daratan Amerika Selatan, karena suatu hal mereka berimigrasi. Tempat tinggal yang mereka tempati itu menyebabkan sedikit perbedaan yaitu pada paruhnya. Bentuk paruh antara burung finch pemakan biji yang berada di tanah atau pohon berbeda satu sama lainnya.
ü  Adanya bermacam-macam spesies kerbau di Indonesia. Mereka hidup di lingkungan yang berbeda-beda, misalnya kerbau liar (bos saurus) hidup di hutan, bubalus bubalis hidup di rawa dan bos javanicus (banteng) hidup di Jawa.
Radiasi adaptif merupakan proses terbentuknya berbagai jenis organisme dari suatu populasi melalui proses adaptasi dan seleksi.


BAB V
PERSEBARAN TUMBUHAN


Persebaran tumbuhan ditentukan oleh letak geologis, geografis, dan faktor fisik yang lain misalnya ketinggian, letak garis lintang, serta curah hujan. Sistem bioma merupakan salah satu sistem untuk mempelajari persebaran tumbuhan dan sistem bioma menekankan dinamika komunitas yang berhubungan dengan iklim dan faktor lingkungan lainnya.
A.    Iklim
Berdasarkan letak terhadap garis lintang, maka bumi dibagi menjadi beberapa iklim, yaitu :
  1. Daerah tropik berada diantara 23,50 LU dan 23,50 LS. Daerah ini hanya memiliki dua musim yaitu penghujan dan kemarau.
  2. Daerah temperata berada diantara garis lintang 23,50 dan 660. Daerah ini memiliki empat musim yaitu panas, gugur, semi, dan dingin (salju).
  3. Daerah kutub berada pada garis lintang lebih dari 660.
B.     Ketinggian
Ketinggian juga penting, elevasi yang tinggi sering menghasilkan suhu lebih rendah dan curah hujan tinggi. Pegunungan juga dapat mempengaruhi daerah sekitar dengan jalan melindungi daratan dari gerakan udara lembab, seperti halnya pegunungan Himalaya melindungi gurun Gobi dari hujan Monsoon.


C.     Bioma
Berbagai macam bioma yang ada di dunia, antara lain :
1.      Tundra
Artinya daratan tanpa pohon. Terdapat di wilayah paling utara Skandinavia, Rusia, Siberia, dan Kanada.
Ciri-ciri lingkungan :
ü  Dingin, kering
ü  Penetrasi sinar matahari sedikit atau tidak ada pada musim-musim tertentu
ü  Suhu rendah –400 (tanah beku)
ü  Pada musim panas salju meleleh, hanya pada lapisan tanah sebelah atas menjadi cair sedang lapisan bawah tetap beku dan dinamakan permafrost.
Tumbuhan yang tersebar dan hidup di hutan ini adalah lumut sphagnum, lumut kerak, dan berbagai jenis rumput. Terdapat pula tanaman berbiji semusim, yaitu musim pertumbuhannya pendek (sekitar 60 hari) dan berbunga serempak. Selain itu juga terdapat tumbuhan bunga seperti strawberry.
2.      Taiga (Hutan Konifer)
Terdapat di belahan bumi sebelah utara, misalnya di Rusia, dan Eropa Utara, serta Kanada dan Alaska.


Ciri-ciri lingkungan :
ü  Musim dinginnya panjang disertai dengan salju.
ü  Penetrasi sinar matahari lebih tinggi daripada di Tundra.
ü  Musim panas lebih panjang dan lebih panas daripada di Tundra, salju di lapisan atas tanah pada musim ini mencair sehingga dapat ditumbuhi pohon.
ü  Curah hujan rata-rata 400 –  600 mm/tahun.
ü  Suhu  sangat rendah mencapai –60 0C.
ü  Tanah asam dan pedrolid (kurang subur).
Tumbuhan yang tersebar dan hidup di hutan ini terdiri atas anggota-anggota kelompok pohon jarum, seperti cemara, pinus, pohon spruce, alder, dan bir. Selain itu terdapat herba semak.
3.      Hutan Gugur (Hutan Desidua)
Terdapat di Amerika Serikat bagian Timur, Eropa Barat, dan beberapa di Asia seperti Korea dan Jepang Utara.
Ciri-ciri lingkungan :
ü  Memiliki empat musim (panas, dingin, semi, dan musim gugur).
ü  Curah hujan merata sepanjang tahun (75 – 100 cm/tahun).
ü  Suhu udaranya :
!  Dingin pada musim dingin
!  Panas pada musim panas panjang
!  Sejuk pada musim semi dan gugur


Pohon-pohonnya tidak begitu rapat dan jumlah spesiesnya antara 10 – 20 spesies. Tumbuhan yang ada terutama mapel, oak, beech, elu, hikori, sikamor, dan elm yang selalu meranggas (menggugurkan daun-daunnya) selama musim dingin.
4.      Padang Rumput
Terdapat di Eropa (Hongaria, Rusia Selatan), Asia, Amerika Utara dan Selatan. Afrika Tengah dan Selatan.
Ciri-ciri lingkungan :
ü  Curah hujan rendah (25 – 30 cm/tahun).
ü  Suhu udara 100 – 30 0C.
ü  Porositasnya rendah sehingga tidak mampu menyimpan air.
Vegetasi klimaks yang dominan adalah jenis rumput yang diselingi oleh tumbuhan perdu. Padang rumput tersebut mempunyai nama yang berbeda-beda di beberapa tempat, antara lain :
ü  Stepa (di Rusia Selatan)
ü  Puzta (di Hongaria)
ü  Prairi (Amerika Utara)
ü  Pampa (Argentina / Amerika Selatan)
ü  Savana (Afrika)


5.      Hutan Hujan Tropis
Terdapat di Indonesia, Costa Rica, Amazon, Kongo.
Ciri-ciri lingkungan :
ü  Curah hujan paling tinggi (200 – 225 cm/tahun).
ü  Suhu rata-rata mencapai 25 0C.
ü  Musim hujan dan musim kemarau merata sepanjang tahun.
ü  Intensitas penyinaran tinggi.
ü  Siang dan malam sama panjang.
Jenis tumbuhan sangat banyak dan komunitasnya sangat kompleks. Tumbuhan tumbuh dengan subur, rapat, tinggi serta banyak cabang dengan daun yang lebat sehingga membentuk tudung atau kanopi. Tumbuhan khas adalah kelompok liana, anggrek, rotan, dan epifit.
6.      Padang Pasir (Gurun)
Terdapat di Asia Kecil, Afrika Utara dan Selatan, Amerika Selatan dan Barat, China, dan Mongolia.
Ciri-ciri lingkungan :
ü  Curah hujan rendah (25 cm/tahun) dan mempunyai kecepatan evaporasi yang tinggi.
ü  Suhu udara mencapai 0 0C sampai 40 0C, gersang, panas, sangat terik, dan penguapan tinggi.
ü  Diberi nama yang berbeda-beda seperti :
!  Gurun atau setengah gurun (RRC, Arab, Australia)
!  Sahara (Afrika Utara)
!  Kalahari (Afrika Selatan)
!  Atakama (Amerika Selatan)
Tumbuhan yang hidup seperti kaktus, tumbuhan xerofita (jenis tumbuhan yang tahan pada kondisi kurang air), dan tumbuhan efemera (tumbuhan yang pada waktu hujan cepat tumbuh, cepat berbunga, dan memiliki biji yang dorman). Umumnya tumbuhan yang hidup di padang pasir mempunyai ciri-ciri seperti memiliki daun berduri atau tidak berdaun sama sekali, memiliki jaringan batang yang menyimpan air dan perakaran yang panjang dan lebat.
7.      Bioma Berdasarkan Altitude Mirip dengan Bioma Berdasarkan Latitude
Urutan bioma dari dataran rendah ke dataran tinggi mirip dengan urutan bioma dari daerah tropik ke daerah kutub. Altitude (ketinggian dari permukaan laut) dan latitude (letak garis lintang) merupakan faktor fisik yang mendukung persebaran tumbuhan di muka bumi.
Daerah khatulistiwa merupakan daerah yang kaya akan keanekaragaman hayati. Di daerah ini, dijumpai hutan hujan tropik, terdiri dari tumbuhan berdaun lebar yang hijau terus sepanjang tahun. Pada daerah yang terletak lebih dari 66 0LU atau LS terdapat daerah yang 6 bulan sekali mendapatkan cahaya matahari. Wilayah ini merupakan daerah kutub utara/selatan. Jenis tumbuhan yang ada adalah tumbuhan berdaun jarum dan terdapat padang lumut yang disebut Tundra.
Gambaran penyebaran bioma secara horizontal (berdasarkan latitude) tersebut. Ternyata mirip dengan gambaran penyebaran secara vertikal (berdasarkan altitude). Indonesia terletak di daerah khatulistiwa memiliki pola penyebaran vertikal yang mirip dengan pola penyebaran horizontal di atas. Pola penyebaran vertikal ini dimulai dari wilayah pantai hingga ke puncak Jaya Wijaya di Irian Jaya.
8.      Bioma Air Tawar
Air tawar memiliki sifat salinitas (kadar garam) rendah. Bioma air tawar dibedakan menjadi ekosistem lentik (yang airnya tenang), misalnya danau, kolam, rawa, dan ekosistem lotik (yang airnya mengalir), misalnya sungai.
Tumbuhan yang menghuni lingkungan perairan tawar ada yang berukuran besar (makrohidrofita), ada yang berukuran kecil (mikrohidrofita), yaitu ganggang. Tumbuhan biji di ekosistem air tawar misalnya teratai dan eceng gondok. Tumbuhan yang berukuran mikroskopis misalnya ganggang biru, ganggang hijau, dan diatom. Kehidupan yang subur terdapat pada zona fotik, yaitu daerah yang dapat ditembus cahaya.


Pembagian bioma air tawar :
Secara fisik bioma air tawar dibagi menjadi beberapa daerah, yaitu :
a.      Litoral (daerah tepi)
Daerah air yang dangkal sehingga cahaya matahari dapat menembus sampai ke dasar.
Contoh organisme yang hidup : tumbuhan berakar, fitoplankton.
b.      Limnetik (daerah tengah)
Daerah terbuka yang dapat ditembus cahaya matahari.
Contoh organisme yang hidup : fitoplankton, neuston.
c.       Profundal (daerah dasar)
Daerah yang tidak dapat ditembus cahaya matahari dan tidak ada tumbuhan yang dapat hidup.
9.      Bioma Air Laut
      Bioma air laut kurang terpengaruh oleh perubahan iklim dan cuaca. Air laut memiliki ciri khas yaitu kadar garam yang tinggi (35 per mil). Pada perbatasan antara laut dan darat terdapat daerah pasang surut. Karena hempasan gelombang maka pada tepi laut terdapat gundukan pasir. Di belakang gundukan pasir terdapat hutan pantai. Tumbuhan yang hidup di daerah pantai harus menyesuaikan diri dengan hempasan gelombang. Biasanya terdapat tumbuhan menjalar dengan geragih yang panjang.
          Pada pantai yang landai biasanya terdapat daerah pasang surut yang berlumpur. Daerah ini membentuk hutan yang disebut mangrove. Tumbuhan yang hidup di hutan ini misalnya Avicennia, Rhizophora, Achantus, Cerbera, Bruguiera, dan Ceriops. Semua pohon di daerah mangrove mempunyai akar yang khas. Ada yang berakar jangkar untuk menahan pengaruh pasang surut.
Di muara sungai dikenal ekosistem pantai lumpur terutama di Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Irian. Jenis-jenis tumbuhan yang mendominasi adalah avicennia dan Sonneratia. Di pantai selatan Jawa, Bali dan NTT, pantai barat Sumatra dan Kepulauan Maluku terdapat ekosistem pantai batu. Pada umumnya jenis vegetasinya adalah ganggang laut, yaitu eucheuma, sargassum dan gellidium. Di perairan jernih terbentuk terumbu karang seperti yang ada di Bunaken, Teluk Cendrawasih dan Kepulauan Natuna yang tergolong kelas dunia.


BAB VI
FLORA MALESIANA


Malesiana meliputi Indonesia, Malaysia, Filipina, Papua Nugini dan Solomon.
Malesiana :
ü  Merupakan suatu kawasan botani dunia.
ü  Memperlihatkan pemusatan keanekaragaman tumbuhan yang tinggi.
ü  Floranya banyak didominasi tumbuhan yang berupa pohon-pohon yang aktif melakukan fotosintesis.
Flora Malesiana terdiri dari :
1.      Raflesia Arnoldi
Tumbuhan Raflesia tumbuhan di akar atau batang sejenis tumbuhan pemanjat yaitu Tetrasigma.

2.      Sukun
Sukun di Indonesia tersebar di Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Sulawesi. Tumbuhan ini juga terdapat di Malaysia dan Filipina.
Tidak hanya itu, hutan hujan tropis di Malesiana didominasi oleh pohon dari familia Dipterocarpaceae merupakan tumbuhan tertinggi dan membentuk kanopi di hutan. Tumbuhan yang termasuk famili Dipterocarpaceae misalnya keruing (dipterocarpus spp), meranti (shorea spp), ramin (gonystylus bancanus), dan kamper (dryobalanus).
Hutan Dipterocarpaceae terdapat di ketinggian 0 – 800 m dari permukaan laut di Sumatra dan Kalimantan. Hutan ini dicirikan dengan pepohonan yang berbatang lurus dengan tinggi 30 – 50 m, bahkan ada yang mencapai 60 m. Hutan di Indonesia, Malaysia dan Filipina yang merupakan bioma hutan hujan tropis dicirikan dengan kanopi yang rapat dan banyak tumbuhan liana (tumbuhan yang memanjat).


DAFTAR PUSTAKA


Ngatin Baseri, Sri. 1994. BIOLOGI 3B. Jakarta : tanpa penerbit.
Pratiwi, dkk. 2000. BIOLOGI SMU Jilid 3. Jakarta : Erlangga.
Syamsuri, Istamar, dkk. BIOLOGI 2000. Jakarta : Erlangga.
S, Danang. 1999. LKS Kharisma BIOLOGI Kelas 3. Jakarta : CV. HK Mj. Solo.



Tidak ada komentar: