RINGKASAN BIOLOGI
BIOGEOGRAFI
KATA PENGANTAR
Puja
dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME atas terselesaikannya
ringkasan Biologi “Biogeografi”.
Ringkasan
ini kami buat berdasarkan buku-buku penunjang yang kami miliki. Dan untuk
mempermudahnya kami juga menyertakan gambar-gambar yang berhubungan dengan
biogeografi.
Kami
juga berterima kasih kepada guru Biologi sekaligus pembimbing kami yaitu Bu
Titin. Semoga ringkasan ini nantinya bermanfaat bagi kita semua terutama para
pembacanya.
Dan
demi perbaikan hasil ringkasan ini, untuk itu saran dan kritik tetap kami
nantikan.
Penulis
PENDAHULUAN
Biogeografi
adalah ilmu yang mempelajari tentang penyebaran organisme di muka bumi.
Biogeografi terbagi atas :
1.
Zoografi (Biogeografi Hewan)
2.
Fitografi (Biogeografi Tumbuhan)
Studi
tentang penyebaran spesies menunjukkan bahwa spesies-spesies berasal dari satu
tempat, namun selanjutnya menyebar ke berbagai daerah. Organisme tersebut
mengadakan diferensiasi selanjutnya menjadi subspesies baru dan spesies yang
cocok terhadap daerah yang ditempatinya.
Salah
satu dasar mempelajari biogeografi adalah bahwa setiap hewan dan tumbuhan
muncul atau mengalami evolusi sekali saja pada masa lampau. Suatu tempat
tertentu asal suatu jenis disebut pusat asal usul. Orang yang pertama kali
mengemukakan adanya hubungan antara makhluk hidup dengan daerah / wilayah
tertentu di permukaan bumi adalah Alfred Russel Wallace.
Pada
tahun 1800-an ia menerbitkan buku yang mengungkapkan adanya pola penyebaran
makhluk hidup di bumi. Wallace membagi bumi menjadi 6 wilayah biogeografi
karena masing-masing wilayah memiliki tumbuhan dan hewan yang khas dan unik.
Setiap
wilayah geografis tersebut memiliki rintangan berupa kondisi alam sebagai hasil
dari penyatuan atau pemisahan benua pada masa silam. Akibat dari adanya
rintangan tersebut , makhluk hidup terhalang dan tidak dapat melakukan
penyebaran ke daerah di seberangnya.
BAB I
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEBARAN ORGANISME
Sawar
atau barrier / penghalang adalah
keadaan ekologis atau fisis yang mencegah atau menghalangi terjadinya
penyebaran dan perkawinan suatu organisme atau makhluk hidup di dunia. Sawar
atau barrier tersebut dapat berupa fisik maupun lingkungan.
a. Sawar / penghalang fisik
Meliputi : Lautan,
padang pasir, pegunungan, dan lembah.
Contoh : - Lautan merupakan penghalang bagi hewan darat
yang tidak dapat terbang.
- Pegunungan
yang tinggi merupakan penghalang bagi hewan yang biasa hidup di lembah.
b. Sawar / penghalang lingkungan
Meliputi : Iklim
yang tidak sesuai atau keadaan ekologi yang tidak menguntungkan, misalnya
keberadaan organisme lain yang menjadi pesaing dalam mencari makanan dan tempat
tinggal.
Contoh : - Penyusutan jumlah populasi harimau Jawa,
Sumatra, dan Bali karena :
1.
Perluasan lahan untuk kepentingan kehidupan manusia
2.
Bencana alam
3.
Iklim yang tidak sesuai
4.
Kurangnya makanan
Selain
itu, penyebaran organisme dari satu daerah ke daerah lain sering juga terhalang
oleh isolasi geografi. Isolasi geografi menyebabkan perbedaan susunan flora dan
fauna di dua tempat. Sebagai contoh yaitu terjadinya 14 spesies burung Finch di
Kepulauan Galapagos.
Isolasi
geografi dalam jangka waktu yang lama menyebabkan terjadinya isolasi reproduksi
yaitu sawar yang menghambat terjadinya reproduksi pada populasi yang simpatrik.
Organisme-organisme yang memiliki ciri-ciri morfologi, fisiologi, dan perilaku
yang hampir sama dan berada dalam satu lingkungan yang sama tetapi tidak
melakukan perkawinan disebut organisme simpatrik.
BAB II
PERSEBARAN HEWAN
A. Zoografi
Wilayah persebaran hewan pertama kali diperkenalkan oleh Salater (1858)
dan diperluas oleh Wallace (1876), Newbigin (1950), Beaufort (1951), dan
Darlington (1957) yang menyusun dan menjelaskannya dengan cara yang lebih
modern.
Persebaran hewan terbatas pada daerah-daerah tertentu karena adanya
berbagai barrier atau karena sejarah tempat asalnya pada zaman dahulu. Satuan
tersbesar distribusi hewan disebut wilayah persebaran hewan. Wilayah persebaran
hewan yang satu dengan lainnya dipisahkan oleh laut, gunung, padang pasir, dan
iklim. Alfred Russel Wallace dalam ekspedisinya pada abad 18 menyimpulkan bahwa
pada masa silam telah terbentuk pola penyebaran hewan dalam 6 kelompok daerah
yang disebut zoografi dunia.
B. Daerah Zoografi
Secara garis besar penyebaran hewan-hewan di 6 daerah zoografi adalah
sebagai berikut :
1. Australian
Wilayah
ini meliputi :
Australia,
Selandia Baru, Irian, Maluku, dan pulau-pulau lain di sekitarnya.
Contoh hewan :
Kanguru, trenggiling, koala, kasuari, burung
cendrawasih, kiwi, kura-kura, kucing, buaya, ikan paru-paru.
2. Oriental
Wilayah
ini meliputi : Filipina, Kep. Formosa, Ceylon, dan Benua Asia
berikut kepulauan-kepulauannya yang dekat seperti Sumatra, Jawa, Sulawesi, dan
Kalimantan.
Contoh
hewan : Gajah, orangutan, harimau, kera, badak, burung
merak, siamang, gibon, unggas hutan.
3. Wilayah Ethiopia
Meliputi wilayah :
Afrika
sebelah selatan Gunung Sahara, Madagasar, Arab bagian selatan.
Hewan khas :
Gorilla,
simpanse, badak Afrika, zebra, jerapah, kucing, anjing, antelope, unta, ayam
mutiara, singa, kuda nil.
4. Wilayah
Neartik
Meliputi wilayah :
Amerika
Utara, seluruh daerah Greenland.
Hewan khas :
Bison,
caribou, kalkun, musk-ox, salamander, mockingbird, tikus air, anjing prairi.
5. Wilayah Neotropik
Meliputi wilayah :
Amerika
bagian tengah dan selatan, dataran rendah Meksiko, dan Hindia Barat.
Hewan khas :
Tapir,
burung kolibri, kelelawar penghisap darah, orangutan, kuda, sejenis babi.
6. Wilayah Paleartik
Meliputi wilayah :
Peg.
Himalaya, Afghanistan, Persia, Afrika, Inggris, dan Jepang.
Hewan khas :
Bison,
landak, babi hutan, sapi, domba, rusa kecil, keledai, burung rabin, dan sejenis
burung magpie.
BAB III
PERSEBARAN HEWAN DI INDONESIA
Fauna
di Indonesia mencerminkan posisinya diantara Benua Asia (Oriental) dan Benua
Australia (Australian). Antara kedua daerah persebaran hewan itu dipisahkan
oleh garis Wallace yaitu garis yang memisahkan wilayah Oriental (Sumatra, Jawa,
Kalimantan) dengan wilayah Australian (Sulawesi, Irian, Maluku, Nusa Tenggara
Barat dan Timur).
Untuk itu daerah
persebaran hewan di Indonesia menurut garis Wallace dibagi menjadi 2 daerah,
yaitu :
1. Daerah Bagian Timur
Meliputi : Irian, Maluku,
Sulawesi, Nusa Tenggara, termasuk Papua Nugini, dan Kepulauan Aru.
Hewan
khas : Kasuari, burung nuri, cendrawasih, parkit, kanguru, wallabi, komodo,
anoa, babi rusa.
2. Daerah Bagian Barat
Meliputi
:
Sumatra,
Dataran Sunda, Kalimantan, Jawa, dan Bali.
Badak bercula
satu, monyet, sapi, gajah, kera, macan tutul, burung pita bergaris.
Selain
garis Wallace, di Kepulauan Indonesia terdapat garis pembagi lain yang membujur
dari arah utara ke selatan yaitu garis Webber, yang meliputi Teluk Aru sampai
Kepulauan Maluku. Menurut Webber, Sulawesi merupakan daerah peralihan yang
dihuni oleh hewan-hewan yang memiliki sifat peralihan, misalnya babi rusa,
anoa, maleo, dan tarsius spectrum.
BAB IV
RADIASI ADAPTIF
Radiasi
adaptif atau adaptasi yang menyebar adalah peristiwa satu spesies yang dapat
menghasilkan spesies baru sebagai akibat dari adanya peristiwa adaptasi.
Contoh :
ü Adanya 14 spesies
burung Finch yang ada di Kepulauan Galapagos. Burung Finch berasal dari satu
spesies yang sama yang berasal di Daratan Amerika Selatan, karena suatu hal
mereka berimigrasi. Tempat tinggal yang mereka tempati itu menyebabkan sedikit
perbedaan yaitu pada paruhnya. Bentuk paruh antara burung finch pemakan biji
yang berada di tanah atau pohon berbeda satu sama lainnya.
ü Adanya
bermacam-macam spesies kerbau di Indonesia. Mereka hidup di lingkungan yang
berbeda-beda, misalnya kerbau liar (bos
saurus) hidup di hutan, bubalus
bubalis hidup di rawa dan bos
javanicus (banteng) hidup di Jawa.
Radiasi
adaptif merupakan proses terbentuknya berbagai jenis organisme dari suatu
populasi melalui proses adaptasi dan seleksi.
BAB V
PERSEBARAN TUMBUHAN
Persebaran
tumbuhan ditentukan oleh letak geologis, geografis, dan faktor fisik yang lain
misalnya ketinggian, letak garis lintang, serta curah hujan. Sistem bioma
merupakan salah satu sistem untuk mempelajari persebaran tumbuhan dan sistem
bioma menekankan dinamika komunitas yang berhubungan dengan iklim dan faktor
lingkungan lainnya.
A. Iklim
Berdasarkan letak terhadap garis lintang, maka bumi dibagi menjadi
beberapa iklim, yaitu :
- Daerah tropik berada diantara 23,50 LU
dan 23,50 LS. Daerah ini hanya memiliki dua musim yaitu
penghujan dan kemarau.
- Daerah temperata berada diantara garis lintang
23,50 dan 660. Daerah ini memiliki empat musim yaitu
panas, gugur, semi, dan dingin (salju).
- Daerah kutub berada pada garis lintang lebih dari
660.
B. Ketinggian
Ketinggian juga penting, elevasi yang tinggi sering menghasilkan suhu
lebih rendah dan curah hujan tinggi. Pegunungan juga dapat mempengaruhi daerah
sekitar dengan jalan melindungi daratan dari gerakan udara lembab, seperti
halnya pegunungan Himalaya melindungi gurun Gobi dari hujan Monsoon.
C. Bioma
Berbagai macam bioma yang ada
di dunia, antara lain :
1. Tundra
Artinya
daratan tanpa pohon. Terdapat di wilayah paling utara Skandinavia, Rusia,
Siberia, dan Kanada.
Ciri-ciri lingkungan :
ü Dingin, kering
ü Penetrasi sinar
matahari sedikit atau tidak ada pada musim-musim tertentu
ü Suhu rendah –400
(tanah beku)
ü Pada musim panas
salju meleleh, hanya pada lapisan tanah sebelah atas menjadi cair sedang
lapisan bawah tetap beku dan dinamakan permafrost.
Tumbuhan
yang tersebar dan hidup di hutan ini adalah lumut sphagnum, lumut kerak, dan
berbagai jenis rumput. Terdapat pula tanaman berbiji semusim, yaitu musim
pertumbuhannya pendek (sekitar 60 hari) dan berbunga serempak. Selain itu juga
terdapat tumbuhan bunga seperti strawberry.
2. Taiga (Hutan Konifer)
Terdapat di belahan bumi
sebelah utara, misalnya di Rusia, dan Eropa Utara, serta Kanada dan Alaska.
Ciri-ciri lingkungan :
ü Musim dinginnya
panjang disertai dengan salju.
ü Penetrasi sinar
matahari lebih tinggi daripada di Tundra.
ü Musim panas lebih
panjang dan lebih panas daripada di Tundra, salju di lapisan atas tanah pada
musim ini mencair sehingga dapat ditumbuhi pohon.
ü Curah hujan
rata-rata 400 – 600 mm/tahun.
ü Suhu sangat rendah mencapai –60 0C.
ü Tanah asam dan
pedrolid (kurang subur).
Tumbuhan
yang tersebar dan hidup di hutan ini terdiri atas anggota-anggota kelompok
pohon jarum, seperti cemara, pinus, pohon spruce, alder, dan bir. Selain itu
terdapat herba semak.
3. Hutan Gugur (Hutan Desidua)
Terdapat
di Amerika Serikat bagian Timur, Eropa Barat, dan beberapa di Asia seperti
Korea dan Jepang Utara.
Ciri-ciri lingkungan :
ü Memiliki empat
musim (panas, dingin, semi, dan musim gugur).
ü Curah hujan merata
sepanjang tahun (75 – 100 cm/tahun).
ü Suhu udaranya :
! Dingin pada musim
dingin
! Panas pada musim
panas panjang
! Sejuk pada musim
semi dan gugur
Pohon-pohonnya
tidak begitu rapat dan jumlah spesiesnya antara 10 – 20 spesies. Tumbuhan yang
ada terutama mapel, oak, beech, elu, hikori, sikamor, dan elm yang selalu
meranggas (menggugurkan daun-daunnya) selama musim dingin.
4. Padang Rumput
Terdapat di Eropa (Hongaria,
Rusia Selatan), Asia, Amerika Utara dan Selatan. Afrika Tengah dan Selatan.
Ciri-ciri lingkungan :
ü Curah hujan rendah (25
– 30 cm/tahun).
ü Suhu udara 100 – 30
0C.
ü Porositasnya rendah
sehingga tidak mampu menyimpan air.
Vegetasi
klimaks yang dominan adalah jenis rumput yang diselingi oleh tumbuhan perdu.
Padang rumput tersebut mempunyai nama yang berbeda-beda di beberapa tempat,
antara lain :
ü Stepa (di Rusia
Selatan)
ü Puzta (di Hongaria)
ü Prairi (Amerika
Utara)
ü Pampa (Argentina /
Amerika Selatan)
ü Savana (Afrika)
5. Hutan Hujan Tropis
Terdapat di Indonesia, Costa
Rica, Amazon, Kongo.
Ciri-ciri lingkungan :
ü Curah hujan paling tinggi
(200 – 225 cm/tahun).
ü Suhu rata-rata
mencapai 25 0C.
ü Musim hujan dan
musim kemarau merata sepanjang tahun.
ü Intensitas
penyinaran tinggi.
ü Siang dan malam
sama panjang.
Jenis
tumbuhan sangat banyak dan komunitasnya sangat kompleks. Tumbuhan tumbuh dengan
subur, rapat, tinggi serta banyak cabang dengan daun yang lebat sehingga
membentuk tudung atau kanopi. Tumbuhan khas adalah kelompok liana, anggrek,
rotan, dan epifit.
6. Padang
Pasir (Gurun)
Terdapat
di Asia Kecil, Afrika Utara dan Selatan, Amerika Selatan dan Barat, China, dan
Mongolia.
Ciri-ciri lingkungan :
ü Curah hujan rendah
(25 cm/tahun) dan mempunyai kecepatan evaporasi yang tinggi.
ü Suhu udara mencapai
0 0C sampai 40 0C, gersang, panas, sangat terik, dan penguapan tinggi.
ü Diberi nama yang
berbeda-beda seperti :
! Gurun atau setengah
gurun (RRC, Arab, Australia)
! Sahara (Afrika
Utara)
! Kalahari (Afrika
Selatan)
! Atakama (Amerika
Selatan)
Tumbuhan
yang hidup seperti kaktus, tumbuhan xerofita (jenis tumbuhan yang tahan pada
kondisi kurang air), dan tumbuhan efemera (tumbuhan yang pada waktu hujan cepat
tumbuh, cepat berbunga, dan memiliki biji yang dorman). Umumnya tumbuhan yang
hidup di padang pasir mempunyai ciri-ciri seperti memiliki daun berduri atau
tidak berdaun sama sekali, memiliki jaringan batang yang menyimpan air dan
perakaran yang panjang dan lebat.
7. Bioma Berdasarkan Altitude Mirip dengan Bioma
Berdasarkan Latitude
Urutan
bioma dari dataran rendah ke dataran tinggi mirip dengan urutan bioma dari
daerah tropik ke daerah kutub. Altitude (ketinggian dari permukaan laut) dan
latitude (letak garis lintang) merupakan faktor fisik yang mendukung persebaran
tumbuhan di muka bumi.
Daerah khatulistiwa merupakan
daerah yang kaya akan keanekaragaman hayati. Di daerah ini, dijumpai hutan
hujan tropik, terdiri dari tumbuhan berdaun lebar yang hijau terus sepanjang
tahun. Pada daerah yang terletak lebih dari 66 0LU atau LS terdapat
daerah yang 6 bulan sekali mendapatkan cahaya matahari. Wilayah ini merupakan
daerah kutub utara/selatan. Jenis tumbuhan yang ada adalah tumbuhan berdaun
jarum dan terdapat padang lumut yang disebut Tundra.
Gambaran
penyebaran bioma secara horizontal (berdasarkan latitude) tersebut. Ternyata
mirip dengan gambaran penyebaran secara vertikal (berdasarkan altitude).
Indonesia terletak di daerah khatulistiwa memiliki pola penyebaran vertikal
yang mirip dengan pola penyebaran horizontal di atas. Pola penyebaran vertikal
ini dimulai dari wilayah pantai hingga ke puncak Jaya Wijaya di Irian Jaya.
8. Bioma Air Tawar
Air
tawar memiliki sifat salinitas (kadar garam) rendah. Bioma air tawar dibedakan
menjadi ekosistem lentik (yang airnya tenang), misalnya danau, kolam, rawa, dan
ekosistem lotik (yang airnya mengalir), misalnya sungai.
Tumbuhan
yang menghuni lingkungan perairan tawar ada yang berukuran besar
(makrohidrofita), ada yang berukuran kecil (mikrohidrofita), yaitu ganggang.
Tumbuhan biji di ekosistem air tawar misalnya teratai dan eceng gondok.
Tumbuhan yang berukuran mikroskopis misalnya ganggang biru, ganggang hijau, dan
diatom. Kehidupan yang subur terdapat pada zona fotik, yaitu daerah yang dapat
ditembus cahaya.
Pembagian
bioma air tawar :
Secara
fisik bioma air tawar dibagi menjadi beberapa daerah, yaitu :
a.
Litoral (daerah tepi)
Daerah
air yang dangkal sehingga cahaya matahari dapat menembus sampai ke dasar.
Contoh
organisme yang hidup : tumbuhan berakar, fitoplankton.
b.
Limnetik (daerah tengah)
Daerah
terbuka yang dapat ditembus cahaya matahari.
Contoh
organisme yang hidup : fitoplankton, neuston.
c.
Profundal (daerah dasar)
Daerah
yang tidak dapat ditembus cahaya matahari dan tidak ada tumbuhan yang dapat
hidup.
9. Bioma Air Laut
Bioma air laut kurang
terpengaruh oleh perubahan iklim dan cuaca. Air laut memiliki ciri khas yaitu
kadar garam yang tinggi (35 per mil). Pada perbatasan antara laut dan darat
terdapat daerah pasang surut. Karena hempasan gelombang maka pada tepi laut
terdapat gundukan pasir. Di belakang gundukan pasir terdapat hutan pantai.
Tumbuhan yang hidup di daerah pantai harus menyesuaikan diri dengan hempasan
gelombang. Biasanya terdapat tumbuhan menjalar dengan geragih yang panjang.
Pada pantai yang landai
biasanya terdapat daerah pasang surut yang berlumpur. Daerah ini membentuk
hutan yang disebut mangrove. Tumbuhan
yang hidup di hutan ini misalnya Avicennia, Rhizophora, Achantus, Cerbera,
Bruguiera, dan Ceriops. Semua pohon di daerah mangrove mempunyai akar yang
khas. Ada yang berakar jangkar untuk menahan pengaruh pasang surut.
Di
muara sungai dikenal ekosistem pantai lumpur terutama di Jawa, Sumatra,
Kalimantan, dan Irian. Jenis-jenis tumbuhan yang mendominasi adalah avicennia
dan Sonneratia. Di pantai selatan Jawa, Bali dan NTT, pantai barat Sumatra dan
Kepulauan Maluku terdapat ekosistem pantai batu. Pada umumnya jenis vegetasinya
adalah ganggang laut, yaitu eucheuma, sargassum dan gellidium. Di perairan
jernih terbentuk terumbu karang seperti yang ada di Bunaken, Teluk Cendrawasih
dan Kepulauan Natuna yang tergolong kelas dunia.
BAB VI
FLORA MALESIANA
Malesiana
meliputi Indonesia, Malaysia, Filipina, Papua Nugini dan Solomon.
Malesiana :
ü Merupakan suatu
kawasan botani dunia.
ü Memperlihatkan
pemusatan keanekaragaman tumbuhan yang tinggi.
ü Floranya banyak
didominasi tumbuhan yang berupa pohon-pohon yang aktif melakukan fotosintesis.
Flora Malesiana
terdiri dari :
1. Raflesia Arnoldi
Tumbuhan Raflesia tumbuhan di akar atau batang sejenis tumbuhan pemanjat
yaitu Tetrasigma.
2. Sukun
Sukun di Indonesia tersebar di Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Sulawesi. Tumbuhan
ini juga terdapat di Malaysia dan Filipina.
Tidak hanya itu, hutan hujan tropis di Malesiana didominasi oleh pohon
dari familia Dipterocarpaceae
merupakan tumbuhan tertinggi dan membentuk kanopi di hutan. Tumbuhan yang
termasuk famili Dipterocarpaceae misalnya keruing (dipterocarpus spp), meranti (shorea
spp), ramin (gonystylus bancanus),
dan kamper (dryobalanus).
Hutan Dipterocarpaceae terdapat di ketinggian 0 – 800 m dari permukaan
laut di Sumatra dan Kalimantan. Hutan ini dicirikan dengan pepohonan yang
berbatang lurus dengan tinggi 30 – 50 m, bahkan ada yang mencapai 60 m. Hutan
di Indonesia, Malaysia dan Filipina yang merupakan bioma hutan hujan tropis
dicirikan dengan kanopi yang rapat dan banyak tumbuhan liana (tumbuhan yang
memanjat).
DAFTAR PUSTAKA
Ngatin Baseri, Sri. 1994. BIOLOGI 3B. Jakarta :
tanpa penerbit.
Pratiwi, dkk. 2000. BIOLOGI SMU Jilid 3.
Jakarta : Erlangga.
Syamsuri, Istamar, dkk. BIOLOGI 2000. Jakarta :
Erlangga.
S, Danang. 1999. LKS Kharisma BIOLOGI Kelas 3.
Jakarta : CV. HK Mj. Solo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar