Selasa, 07 April 2015

teknologi pengendalian hama

teknologi pengendalian hama


Tanaman tidak terhindar dari gangguan hama dan penyakit. Karena itu prinsip pokok dan prioritas teknologi pengendalian hama atau penyakit :

a. Pengendalian hayati dilakukan secara maksimal dengan memanfaatkan musuh-musuh alami hama (parasitoid, predator, patogen) dengan cara :
-. memasukkan
-. memelihara
-. memperbanyak
-. melepaskan musuh alami
-. mengurangi penggunaan pestisida organik sintetik yang berspektrum lebar atau menggunakan pestisida selektif.

b. Ekosistem pertanian dikelola dengan cara :
-. menggunakan bibit yang baik dan sehat
-. sanitasi kebun
-. pemupukkan berimbang
-. penggiliran tanaman yang baik
-. penggunaan tanaman perangkap

c. Pestisida digunakan secara selektif berdasarkan hasil pemantauan dan analisis ekosistem.

HAMA :

1. Ulat Palpita (Palpita Unionalis Kuhn) :
-. Ordo : Lepidoptera
-. Family : Pyralidae
-. Stadium hama yang merusak tanaman melati adalah larva (ulat).
-. Pengendalian : potong bagian tanaman yang terserang berat dan semprotkan dengan insektisida yang sesuai seperti Decis 2,5 EC ; Perfekthion 400 E dan Curacron 500 EC.

2. Penggerek bunga (Hendecasis duplifascials):
-. Ordo : Lepidoptera
-. Family : Pyralidae
-. Gejalanya menggerek atau melubangi bunga hingga gagal mekar. kuntum yang diserang menjadi rusak dan kadangkala terjadi infeksi sekunder oleh cendawan hingga menyebabkan bunga busuk.
-. Pengendalian : disemprot dengan insektisida Decis 2,5 EC; Cascade 50 EC dan Lannate L.

3. Thrips (Thrips sp)
-. Ordo : Thysanoptera
-. Family : Thripidae
-. Bersifat pemangsa segala jenis tanaman (polifag).
-. Gejala : menyerang dengan cara mengisap cairan permukaan daun terutama daun-daun muda (pucuk).
-. Pengendalian : mengurangi ragam jenis tanaman inang disekitar kebun melati dan semprotkan insektisida : Mesurol 50 WP, Pegasus 500 SC atau Dicarzol 25 SP.

4. Sisik Pseudococcus (pseudococcus longispinus)
-. Ordo : Pseudococcidae
-. Family : Homoptera
-. Ciri : hidup secara berkelompok pada tangkai tunas dan permukaan daun bagian bawah hingga menyerupai sisik berwarna abu-abu atau kekuning-kuningan.
-. Gejala : menyerang tanaman dengan cara mengisap cairan sel tanaman dan mengeluarkan cairan madu.
-. Pengendalian : semprot dengan Bassa 500 EC atau Nogos 50 EC.

5. Ulat Nausinoe (Nausinoe geometralis)
-. Ordo : Lepidoptera
-. Family : Pyralidae
-. Ciri : ngengat berwarna coklat dengan panjang badan 12 mm dan panjang rentang sayap lebih kurang 24 mm berwarna coklat dan berbintik-bintik transparan.
-. Gejala : menyerang daun tanaman melati indentik / sama dengan serangan ulat P. Unionalis.

6. Hama Lain :
-. Kutu Putih ( Dialeurodes citri)
-. Kutu Tempurung (Scale insects)
-. Ciri : bergerombol menempel pada cabang, ranting dan pucuk tanaman melati lalu mengisap cairan sel, sehingga proses fotosintesis (metabolism) terganggu.
-. Pengendalian : semprot dengan Perfekthion 400 EC, Decis 2,5 EC.

PENYAKIT :

1. Hawar Daun
-. Penyebab : Cendawan / jamur Rhizcotonia solani Kuhn.
-. Gejala : menyerang daun yang letaknya dekat permukaan tanah.

2. Hawar Benang (Thread Blight)
-. Penyebab : Jamur Marasmiellus scadns (mass)
-. Gejala : menyerang bagian bawah cabang tanaman melati.

3. Hawar Bunga ( Flower Blight)
-. Penyebab : cendawan Curvularia sp, Fusarium sp dan Phoma sp.
-. Gejala : bunga busuk, berwarna coklat muda dan kadang-kadang bunga berguguran.

4. Jamur Upas
-. Penyebab : Jamur Capnodium salmonicolor. Menyerang batang dan cabang tanaman yang berkayu.
-. Gejala : Pembusukkan yang tertutup oleh lapisan jamur berwarna merah jambu pada bagian tanaman terinfeksi apnodium sp dan Meliola jasmini Hansf.et Stev. Serangan ini adalah permukaan atas daun tertutup oleh kapang jelaga berwarna hitam merata.

5. Bercak Daun
-. Penyebab : Jamur pestaloita sp
-. Gejala : bercak2 berwarna coklat sampai kehitam-hitaman pada daun.

6. Karat Daun (Pust)
-. Penyebab : Ganggang Hijau Parasit (Cephaleuros Virescens Kunze)
-. Gejala : pada permukaan daun yang terserang tampak bercak2 kemerahan dan berbulu menyerang daun-daun yang tua

7. Antraknosa
-. Penyebab : Jamur Colletotrichum gloesporoides
-. Gejala : terbentuk bintik-bintik kecil berwarna kehitam-hitaman. Bintik tersebut membesar dan memanjang berwarna merah jambu, terutama pada bagian daun. Serangan berat dapat menyebabkan mati ujung (die back),

8. Penyakit Lainnya
-. Busuk bunga oleh bakteri Erwinia tumafucuens.
-. Bintil akar oleh nematoda Meloidogyne incognito menyebabkan abnormilitas perakaran tanaman.
-. Virus kerdil penyebab terhambatnya pertumbuhan tanaman melati, belang-belang daun dan kadang-kadang seluruh ranting dan pucuk jadi kaku.


BAB XI
SUPERORDO NEUROPTEROIDEA

·         Superordo Neurepteroidea merupakan salah satu bagian dari Divisi Endopterygota, yang mempunyai persamaan holometabola dan larvanya jarang mirip dewasa.
·         Secara anatomi, larva terspesialisasi untuk makan, sedangkan imago untuk reproduksi dan penyebaran.
·         Larva dan imago dipengaruhi oleh tekanan dan respon yang selektif (=phenotypes), yaitu terhenti pada stadium pupa.

ORDO MEGALOPTERA (alderflies, fishflies, dobsonflies, heligramites)
  • Larva dari serangga Megaloptera bersifat akuatik, spesialisasi respirator.
  • Insang-insang di lateral abdomen dan dengan geraham-geraham normal, tidak memanjang dan berbentuk seperti sabit.
  • Pupanya mempunyai mandibel decticous sebgai fungsi pertahanan, dan tidak ada dalam kokon.
  • Fase dewasanya ditemukan pada tanaman di sekitar danau atau sungai, kadang-kadang terlihat pada cahaya.
  • Mereka tidak makan atau makan sedikit sekali, tetapi memiliki mandibel yang besar sekali, yang digunakan untuk perkawinan.
  • Sayap belakangnya lebih besar pada bagian dasar daripada sayap-sayap depan, dan daerah anal yang membesar ini terlipat seperti kipas pada waktu istirahat.
  • Rangka-rangka sayap longitudinal tidak mempunyai cabang-cabang dekat batas sayap. Mata tunggal mungkin ada atau tidak ada.

ORDO RAPHIDIOPTERA (snakeflies)
  • Fase larva biasanya ditemukan pada kulit kayu, batu, dan lain-lain.
  • Hal ini karena dewasanya meletakkan telur dalam kelompok-kelompok di celah-celah di dalam kulit kayu.
  • Larva makan terutama serangga-serangga kecil seperti aphid dan ulat-ulat.
  • Seperti pada Megaloptera, pupa mempunyai mandibel decticous, untuk pertahanan.
  • Serangga dewasa bersifat predator pada tanaman yang menyerang mangsa seperti ular, dengan bentuk kepala prognathus dan prothoraks yang memanjang (=rear back).

·         Serangga-serangga ini adalah serangga yang bertubuh lunak dengan empat sayap yang berselaput tipis yang memiliki sangat banyak rangka sayap yang melintang dan cabang-cabang ekstra rangka-rangka sayap longitudinal. 
·         Sayap depan dan belakang memiliki bentuk dan kerangka sayap serupa dan biasanya diletakkan seperti atap diatas tubuh pada waktu istirahat. 
·         Tipe alat mulut mandibulata. 
·         Antena panjang dan terdiri dari banyak ruas. 
·         Tarsi lima ruas dan tidak memiliki sersi.
·         Larva berbentuk compodeiform. 
·         Kebanyakan larva sebagai pemangsa.
·         Habitat larvanya berbeda-beda, tergantung jenisnya beberapa kelompok aktif pada tanaman (=arboreal), contohnya aphid lions yang terlihat bebas dan sering melakukan kamuflase dengan reruntuhan/puing, beberapa hidup di tanah (=geophiles), contohnya ant-lions yang dikenal membuat lubang jebakan untuk mangsanya, dan sebagian lagi ada yang hidup di air (family Sisyridae), contohnya yang bersifat parasit pada freshwater sponges.
·         Neuroptera yang dewasa terdapat pada berbagai tempat.
·         Serangga ini pada saat pupa mempunyai mandibel besar, yang berfungsi untuk merobek kokon sehingga serangga dewasa dapat muncul. 
·         Serangga dewasa adalah penerbang yang agak lemah, aktif pada tanaman, kadang-kadang ditemukan pada tempat terang/bercahaya. 
·         Kebanyakan yang dewasa bersifat sebagai pemangsa.
·         Beberapa spesies dari serangga ini meletakkan telur seperti benang, peletakkan telur tersebut dapat menghindari pemangsaan oleh serangga lain dan diperkirakan dapat menghindari kanibalisme.
·         Beberapa famili yang sering dijumpai adalah, Sialidae, Corydalidae, dan lain-lain.
·         Perbedaan antara Megaloptera, Raphidioptera dan Neuroptera

Ciri-ciri
Megaloptera
Raphidioptera
Neuroptera


Habitat (L)
Akuatik
Terrestrial
Sebagian besar terrestrial


Kebiasaan makan (L)
Predator
Predator
Predator (1 family parasit)


Alat mulut (L)
Umum - md
Umum - md
Menghisap (md+mx)


Sistem pencernaan(L)
Holotropik
Holotropik
Blind midgut (meconium)


Insang (L)
Sepasang - abd
Jarang/tidak ada
Biasanya tdk ada


Pupasi (L)
Terbuat dari tanah
Terbuat dari tanah
Kokon sutera (tabung malpigi)


Tipe pupa (P)
Eksarata/decticous
Eksarata/decticous
Eksarata/decticous


Imago
Sebagian besar tidak makan
Predator
Predator


Anal lobe (I)
+
-
-










ORDO COLEOPTERA (kumbang/beetles)
  • Ordo Coleoptera adalah ordo yang terbesar dari serangga dan dapat ditemui pada berbagai habitat, dapat beradaptasi dengan baik pada habitat subcortical (di bawah kulit kayu pepohonan) dan fungi.
  • Ordo ini mempunyai lebih dari 400 ribu spesies, lebih besar dari filum animalia, kira-kira 1 dari setiap 3 hewan adalah kumbang.
·         Salah satu ciri khas dari ordo ini adalah memiliki empat sayap dengan pasangan sayap depan menebal, seperti kulit, atau keras dan rapuh, dan biasanya bertemu dalam satu garis lurus dibawah tengah punggung dan menutupi sayap-sayap belakang. 
·         Sayap-sayap belakang berselaput tipis, dan biasanya lebih panjang dari sayap depan, dalam keadaan istirahat terlipat dibawah sayap depan. 
·         Sayap depan kumbang disebut elitra yang bertindak sebagai selubung pelindung.
·         Tipe mulut adalah pengunyah dan mandibel sangat bagus berkembang, tetapi beberapa (Curculionidae) dengan cranium yang memanjang membentuk moncong, beberapa dengan mandibel yang berlekuk/beralur (=blood channel), mirip dengan adaptasi yang terlihat pada Neuroptera (sucking-like), dan beberapa dengan maksila yang memanjang (Meloidae tertentu); fungsi untuk menghisap.
·         Banyak kumbang yang dapat menghasilkan bunyi walaupun tidak sebagus dari ordo Orthoptera. 
·         Bunyi dihasilkan dari aktivitas makan dan terbang, memukulkan beberapa bagian tubuh pada subtrat dan dihasilkan oleh alat penghasil suara.
·         Dalam pengklasifikasian, coleoptera lebih dekat berkerabat dengan Neuropteroidea primitif (Megaloptera, Raphidioptera, dan Neuroptera), dan mirip dengan Orthopteroidea (Dermaptera). Coleoptera terbagi kedalam 4 subordo, yaitu :
a.       Achostemata (termasuk Micromalthus), total 3 family
b.      Myxophaga, total 4 family
c.       Adephaga, total 8 family
d.      Polyphaga, total kurang lebih 138 family
·         Beberapa famili dari serangga ini yang sering dijumpai adalah, Carabidae, Cicindelidae, Hydrophilidae dan lain-lain.
Subordo Adephaga
·         Anggota-anggota subordo ini memiliki koksa-koksa belakang yang membagi-bagi sternum abdomen pertama yang keliatan.
·         Batas dari posterior sternum ini tidak meluas secara sempurna melewati abdomen, tetapi dihentikan oleh-oleh koksa- koksa belakang.
·         Hampir semuanya mempunyai antena yang berbentuk rambut, mempunyai sutura-sutura notopleura dan kebanyakan bersifat pemangsa.
Family Carabidae (ground beetles)
·         Famili ini termasuk yang terbesar pada Adephaga (lebih dari 30 ribu spesies), sebagian besar anggotanya bersifat predator, baik larva maupun dewasanya dan pada serangga lain, beberapa snail-specialists.
·         Larva dan imagonya sangat aktif, meski beberapa mendiami lubang, misalnya tiger beetles.
·         Anggota Carabidae mempunyai tiga kelompok ekologi, yaitu geofil, hidrofil, dan arboreal.
·         Dalam kehidupannya ada yang bersifat diurnal dan nocturnal, baik diurnal maupun nocturnal merupakan strategi pencarian mangsa.
·         Untuk perlindungan dirinya, banyak spesies mempunyai pertahanan kimia yang dihasilkan dari kelenjar abdomen.
·         Misalnya ada kelompok (bombardier beetles) yang menghasilkan bahan kimia yang teremisi secara eksplosive dari daerah anal yang mengeluarkan asap, ini dikeluarkan oleh kelenjar (prekursor) yang mempunyai reservoir, vestibule (enzym interjected) yang menghasilkan quinon panas (kira-kira 100 °C).
Family Dytiscidae (water tigers, kumbang penyelam predator)
·         Larva dan imago dari Dytiscidae hidup di air (akuatik), tetapi imago penerbang aktif dan tertarik pada cahaya.
·         Selain itu keduanya bersifat predator pada sebagian besar serangga, beberapa pada moluska, amfibi, dan ikan. 
·         Larva mempunyai lubang (hollow) pada bagian mandibel yang seperti sabit (pencernaan ekstra oral), pada saat mereka menyerang seekor korban mereka menghisap keluar cairan-cairan tubuh melalui lubang-lubang di dalam mandibel tersebut.
·         Larva menerima gas melalui spirakel caudal dan insang abdomen, untuk beberapa spesies menerima gas melalui integumen.
·         Pada serangga dewasa, permukaan caudalnya end-up yang digunakan untuk mengambil gelembung udara pada rongga perut (cavity) subelytra, mereka mengisinya pada waktu ke permukaan.
·         Tungkai bertipe natatorial, baik pada larva maupun imago, yang berkembang baik pada tungkai metathoraks imago. 
Family Gyrinidae (whirligig beetles)
·         Larva bersifat akuatik hidup di dasar air (bottom dwellin) dan abbomial appendaes, berpasangan seperti pada larva Mealoptera.
·         Imago hidup di permukaan air dan berkelompok (grearious).
·         Larva dan imago bersifat predator, larva makan berbagai hewan akuatik yang kecil dan seringkali kanibalistik. 
·         Imago makan serangga-serangga yang jatuh di atas permukaan air dan kadang-kadang saprofag pada hewan yang membusuk.
·         Larva mempunyai mandibel sicle-like, seperti Dytiscidae.
·         Pertukaran gas pada larva melalui insang abdomen.
·         Pada imago terdapat antena yang termodifikasi membentuk organ Johnston yang berkembang baik, untuk mendeteksi gerakan permukaan air.
·         Imago mempunyai mata majemuk yang terbagi menjadi pasangan dorsal (aerial) dan pasangan ventral (submarine).
·         Pasangan dorsal berfungsi untuk menemukan mangsa, sedankan pasangan ventral untuk menghindari predator.
·         Gerakan berenang imago tak menentu (erratic), yang disebabkan tungkai yang pendek, tungkai mesothoraks dan metathoraks termodifikasi, tetapi ini merupakan suatu strategi untuk menghindari predator.
Subordo Polyphaga
·         Pada subordo ini sternum abdomen pertama yang kelihatan tidak terbagi olehh kosa-koksa belakang dan batas posteriornya meluas secara sempurna melewati abdomen.
·         Trokhanter belakang biasanya kecil, muncul menuju garis tengah seperti pada Adephaga dan sutura notopleura tidak ada.
Family Hydrophilidae (water scavenger beetles)
·         Serangga ini mempunyai fase larva dan imago di air (akuatik), untuk serangga dewasa bisa meninggalkan air dan mendekati cahaya.
·         Larvanya bersifat predator,utuk kelompok terutama pada larva Diptera, sedangkan imagonya bersifat omnivora, pemakan bangkai.
·         Pertukaran gas pada larva, sebagian besar melalui filamen lateral abdomen (insang), seperti pada Megaloptera.
·         Serangga dewasa jarang menggantungkan kepalanya ke bawah (kebalikan Dytiscidae).
·         Antena pada permukaan lapisan air menghidrofusi rambut-rambut pada ujung antena, antena "memegang gelembung dan mendorongnya ke venter thoraks dan abdomen, kemudian ke lubang subelytra.
·         Venter akan terlihat berkilau seperti logam ketika "memegang" gelembung udara. 
·         Sebagai fungsi respiratori, antena yang berujung (clubbed),  palpi maksila menjadi lebih panjang, yang digunakan sebagai alat sensor, mirip antena jenis filiform.
·         Serangga dewasa berenang dengan menggerakkan tungkai-tungkainya yang berlawanan secara bergantian, berbeda dengan Dytiscidae yang menggerakan tungkai-tungkai yang berlawanan secara simultan seperti pada katak. 
Family Staphylinidae (rove beetles)
·         Dalam karakteristiknya mempunyai persamaan dengan Dermaptera, pendek, elytra berbentuk kerucut dan memotong di bagian atasnya, tetapi mempunyai lipatan kompleks pada sayap metathoraks.
·         Staphylinidae sangat aktif dengan abdomen yang fleksibel.
·         Larva dan imago bersifat predator atau saprofag, populasinya sangat berlimpah pada sampah dedaunan, tanaman yang membusuk, kayu yang membusuk, dan lain-lain, atau ada juga yang berasosiasi dengan fungi.
·         Kehadirannya di tempat-tempat lembab dan tanaman membusuk mungkin berhubungan dengan pengendalian biologis dari lalat-lalat tertentu, misalnya onion maggot.
·         Dalam famili Staphylinidae ada subfamili yang semiakuatik, yang diketahui dapat meluncur di atas permukaan melalui sekresi bahan kimia dari kelenjar abdomen yang mereduksi tegangan permukaan air.
·         Kemampuan ini digunakan untuk pergerakan yang cepat dan berguna dalam menghindari predator.
·         Pertahanan lainnya adalah dengan menghasilkan senyawa kimia yang menyebabkan panas pada kulit manusia.
Family Scarabaeidae (white grubs, scarab beetles)
·         Sebagian besar kumbang termasuk kedalam famili ini, dan bahkan sebagian besar serangga, pada kelompok hewan, pada famili ini terdapat genus terbesar dengan anggota lebih dari 1500 spesies.
·         Secara ekologi, famili ini terbagi atas 3 kelompok, yaitu serangga fitofag, pemakan kotoran hewan (agen daur ulang), dan untuk beberapa merupakan spesies termitophilous dan myrmecophilous.
·         Serangga yang bersifat fitofag, mempunyai larva berbentuk "C", tipe scarabaeiform, yang disebut tempayak atau grubs.
·         Larva ini seringkali menjadi hama pada ladang berumput, seperti di lapangan golf, atau hidup pada kayu yang membusuk.
·         Kumbang dewasanya makan pada dedaunan, bunga, dan lain-lain.
·         Kumbang berperan sebagai stadium awal polinasi, sehingga dianggap sebagai polinator original.
·           Serangga yang memakan kotoran hewan, lebih berperan sebagai agen daur ulang.
·           Di Australia, digunakan sebagai kontrol biologi untuk mengatasi kotoran hewan yang berlimpah di peternakan.
·           Perilaku serangga scarabid dalam kehidupan menjadikannya disakralkan masyarakat Mesir kuno, yang dihubungkan dengan Ra (dewa matahari).
·           Serangga dewasa akan mengunyah sepotong tinja, dibuat sebuah bola, dan menggelindingkannya, bentuknya yang seperti bola tersebut dihubungkan dengan matahari.
·           Kegiatan peletakan telur oleh serangga dewasa, oleh orang Mesir melihat hal tersebut sebagai pola siklus alam.
·         Spesies termitophilous dan myrmecophilous, biasanya ditemukan hidup di sarang-sarang atau lubang-lubang vertebrata atau di dalam sarang-sarang semut atau rayap.
Family Elateridae (wireworm, click beetles)
·         Larva bersifat subteranian atau hidup pada kayu membusuk, sedangkan dewasanya pada dedaunan, kayu, dan pada beberapa jenis tertarik dengan cahaya.
·         Larva dan dewasanya bersifat fitofag, beberapa larva merupakan hama pada benih yang baru ditanam dan akar tanaman, misalnya pada tanaman kentang, dan ada juga yang bersifat predator, terutama yang hidup dalam kayu.
·         Larva bertubuh keras (larva hard – bodied), bertangkai pendek, head capsul dan mandibel berkembang baik, larva bertipe elateriform, atau untuk famili ini larvanya disebut juga wireworms.
·         Serangga dewasa dapat membalik dan meloncat, mekanisme “clicking”  ini terjadi dengan melakukan gerakan tulang belakang prosternal secara tiba-tiba kelubang mesosternal, sedangkan posisi normalnya penjepit memegang prosternal pada tepi lubang, dan ketika jepitan dilepaskan, lompatan dimulai.
·         Ketika berputar tubuhnya condong ke kanan, untuk menghindari predator. Perilaku ini menghemat energi menjadi lebih efesien sekitar 50% - 60% dan energi otot dikonversikan kedalam energi kinetik.
·         Satu genus dari famili Elateridae ada yang bersifat bioluminescence baik pada larva maupun imagonya.
·         Serangga ini mempunyai traceated fat body cells dan reflector cells. Organ ini sel penghasil cahaya, mengontrol pemancaran cahaya oleh pengontrolan suplai udara ke organ-organ tersebut.
·         Ketika berada di tanah, imago biasanya bercahaya pada 2 spots pada pronotum (hijau kekuningan), sedangkan 1 spots ventral pada dasar abdomen (merah) digunakan sebagai landing light.
·         Cahaya yang dihasilkan lebih intens daripada pada fireflies, (kunang-kunang, family Lampyridae).
Family Coccinellidae (lady bugs, lady bird beetles)
·         Larva dan imago biasanya pada dedaunan, serangga dewasa dari banyak spesies melaui musim dingin dalam kelompok yang sangat banyak.
·         Serangga yang bersifat predator, aktif mencari mangsa pada serangga kecil dan bertubuh lunak, misalnya aphids, hal ini sangat berguna dalam pengendalian.
·         Contoh klasik dari kontrol biologis dari kumbang coccinellidae adalah diimpornya Rodolia cardinalis dari Australia (1888) untuk mengendalikan cottony cushion scale ( Icerya purchasi) yang menghancurkan industri jeruk di California.
·         Untuk spesies fitofag, banyak yang menjadi hama kebun yang merusak, seperti Mexican bean beetles. Beberapa spesies ada yang bersifat mycetofagus (pada mildews).
·         Sebagian besar spesies imago yang memakan aphid beragregasi melewati musim dingin, mengikuti sinkronisasi siklus hidup dengan siklus hidup aphid.
·         Untuk pertahanannya, dewasa umumnya berpura-pura mati yang dihubungkan dengan reflex bleeding yang berhubungan dengan pertahanan kimiawi.
Family Tenebrionidae (darkling beetles)
·         Famili Tenebrionidae lebih dari 1500 spesies, dengan habitat yang hampir sama dengan Elateridae, yaitu larva di subteranian atau pada kayu yang membusuk, sedangkan imago di tanah atau kayu dan beberapa tertarik pada cahaya.
·         Larva dan imago bersifat fitofag atau mycetofag, larva pada akar, kayu,atau fungi.
·         Sebagian spesies merupakan hama kosmopolitan pada butir padi.
·         Serangga ini beradaptasi dengan baik pada habitat xeric, dengan hard-bodied, elytra bersatu, beberapa dengan sayap metathorak tereduksi atau tidak ada sama sekali, dan sistem cryptonephridial berkembang baik.
·         Secara ekologis, kumbang tanah memiliki kemampuan untuk menyimpan air.
·         Kelenjar abdomennya mengeluarkan alomon interspesifik, quinon berwarna dan baunya tidak enak.
·         Karakteristik posturnya sesuai untuk pertahanan misalnya pada Eleodes dengan headstand.
·         Serangga ini juga mengsekresikan feromon intraspesifik, sekresi kimiawi sebagai feromon agregasi.
Family Meloidae (blister beetles)
·         Larva berkembang pada masa telur belalang, atau beberapa hidup di dalam sarang-sarang lebah liar pada tahapan larvanya, dimana mereka makan telur-telur lebah dan makanan yang disimpan (provisions) di dalam ruangan-ruangan dengan telur-telur.
·         Imago pada dedaunan, bersifat fitofag atau tidak makan.
·         Serangga ini mengalami hypermetamorfosis, dengan instar-instar larva yang berlainan dan sangat berbeda bentuknya.
·         Instar larva yang pertama, bertungkai panjang dan aktif, disebut triungulin, berbentuk seperti campodeiform, mencari telur belalang atau sarang lebah kemudian berganti kulit.
·         Pada jenis yang berkembang di sarang lebah biasanya triungulin memanjat pada sebuah bunga dan dirinya ditempelkan pada seekor lebah, sehingga terjadi perpindahan (phoresy), terutama parasitoid lebah.
·         Pada satu grup, dewasa mempunyai maksila yang termodifikasi (galea), membentuk tabung penghisap untuk makan pada nektar.
·         Strategi pertahanan – cantharidin (alomon)
a.  Lytta vesicatoria (= the green spanishfly)
b.  Blistering = iritasi jaringan epitel
c.  cantharidin sebagai aphprodisiac
d.  reflex bleeding (konsentrasi cantharidin dalam darah sangat tinggi) – terutama dari tibiotarsal joints
e.  aposomatic coloration
f.   cantharidin microcosmos
i.    alomon (pertahanan)
ii.   sebagai feromon agregasi
iii.  feromon seks (tidak ada hingga saat perkawinan)
iv.  kairomon (menarik serangga tertentu yang makan pada hemolimfe dari blister beetles)

Family Cerambycidae

·         Larva dan imago bersifat fitofag atau saprofag.
·         Larva pada kayu mati (xylofag), beberapa merupakan hama hutan minor.
·         Imago ditemukan pada kayu (gelondongan), sering tertarik pada kayu yang segar/baru dipotong, dan pada bunga, banyak yang berambut dan berfungsi sebagai polinator seperti pada banyak Scarabaeidae.
·         Serangga dewasa berwarna-warni untuk spesies diurnal sedangkan untuk spesies nocturnal, warna tidak menarik, banyak spesies nocturnal yang tertarik pada cahaya.
Family Chrysomelidae (leaf beetles)
·         Larva dan imago bersifat fitofag, banyak anggotanya yang merupakan spesies hama serius (terutama larva).
·         Perilaku satu grup (subfamily Hispinae), mengumpulkan dedaunan.
·         Beberapa serangga dewasa mempunyai kebiasaan mimic fecal pellets.
Family Curculionidae (weevils, snout beetles)
·         Famili Curculionidae merupakan famili terbesar dalam Ordo Coleoptera, anggotanya lebih dari 60 ribu spesies.
·         Larva dan imago bersifat fitofag, banyak yang memiliki inang spesifik, dan banyak juga yang merupakan hama penting, seperti cotton – boll weevil, rice dan maize weevil, alfalfa weevil, dan lain-lain.
·         Permukaan kumbang membantu pertumbuhan fungi, algae, lichenes, liverworts, mosses, kumbang ini merupakan inang untuk protozoa, rottifers, nematoda dan mites.

·         Strepsiptera adalah serangga-serangga kecil, kebanyakan bersifat parasit pada serangga-serangga lain. 
·         Jantan hidup bebas dan bersayap, sedangkan yang betina tidak bersayap dan seringkali tidak bertungkai, dan pada jenis yang parasitik mereka tidak meninggalkan inangnya.
·         Serangga yang jantan terlihat agak seperti kumbang, dengan mata yang menonjol. 
·         Antena seringkali memiliki juluran yang menonjol pada beberapa ruas. 
·         Sayap-sayap depan menyusut membentuk struktur seperti gada yang meneyerupai halter diptera, sayap-sayap belakang besar dan seperti selaput, seperti kipas dan memiliki kerangka sayap yang menyusut.
·         Imago jantan hidup bebas, hidupnya singkat, dan biasanya tidak makan.
·         Serangga betina dewasa jenis yang hidup bebas mempunyai kepala yang jelas, dengan antena terdiri dari 4-5 ruas, tipe mulut mengunyah dan mata majemuk. 
·         Betina-betina jenis yang parasitik biasanya tidak mempunyai mata, antena dan tungkai-tungkai. 
·         Ruas-ruas tubuh sangat tidak jelas, kepala dan toraks bersatu.
·         Betina dengan tip pada ujung anterior (chepalothoraks), pharate pada kutikula larva instar terakhir.
·         Serangga jantan pada waktu muncul, mencari dan mengawini seekor betina yang tidak pernah meninggalkan inangnya, keberadaan betina diketahui imago jantan dari ketertarikannya melalui feromon seks.
·         Inseminasi yang terjadi  bizarre (ganjil/ aneh), karena jantan berkopulasi dengan ujung kepala betina (melalui brood passage).
·         Larva disebut Triungulin, mempunyai mata dan tungkai yang berkembang bagus dan merupakan serangga yang aktif. 
·         Mereka mencari dan menempati tubuh inangnya (phoresy). 
·         Pada inangnya larva berganti kulit dan menjadi satu tahapan seperti cacing yang tidak bertungkai dan makan didalam rongga tubuh inangnya. 
·         Serangga jantan pada waktu muncul meninggalkan inangnya dan terbang berkeliling, serangga betina tetap tinggal didalam tubuh inangnya. 
·         Sesudah yang muda dihasilkan yang betina mati.
·         Larva dan imago betina merupakan true endoparasit dari serangga lain, dengan inang primer pada Hymenoptera dan Hemiptera, inang lain yang diketahui, yaitu Orthoptera dan Thysanura
·         Jenis dari Orthoptera, Hemiptera, Homoptera, Hymenoptera dan Thysanura bertindak sebagai inang. 
·         Famili yang sering dijumpai dari serangga ini adalah, Mengeidae, Stylopidae, Elenchidae dan lain-lain.


Tidak ada komentar: