teknologi pengendalian hama
Tanaman tidak terhindar dari gangguan hama
dan penyakit. Karena itu prinsip pokok dan prioritas teknologi pengendalian hama atau penyakit :
a. Pengendalian hayati dilakukan secara maksimal dengan memanfaatkan musuh-musuh alamihama
(parasitoid, predator, patogen) dengan cara :
-. memasukkan
-. memelihara
-. memperbanyak
-. melepaskan musuh alami
-. mengurangi penggunaan pestisida organik sintetik yang berspektrum lebar atau menggunakan pestisida selektif.
b. Ekosistem pertanian dikelola dengan cara :
-. menggunakan bibit yang baik dan sehat
-. sanitasi kebun
-. pemupukkan berimbang
-. penggiliran tanaman yang baik
-. penggunaan tanaman perangkap
c. Pestisida digunakan secara selektif berdasarkan hasil pemantauan dan analisis ekosistem.
HAMA :
1. Ulat Palpita (Palpita Unionalis Kuhn) :
-. Ordo : Lepidoptera
-. Family : Pyralidae
-. Stadium hama yang merusak tanaman melati adalah larva (ulat).
-. Pengendalian : potong bagian tanaman yang terserang berat dan semprotkan dengan insektisida yang sesuai seperti Decis 2,5 EC ; Perfekthion 400 E dan Curacron 500 EC.
2. Penggerek bunga (Hendecasis duplifascials):
-. Ordo : Lepidoptera
-. Family : Pyralidae
-. Gejalanya menggerek atau melubangi bunga hingga gagal mekar. kuntum yang diserang menjadi rusak dan kadangkala terjadi infeksi sekunder oleh cendawan hingga menyebabkan bunga busuk.
-. Pengendalian : disemprot dengan insektisida Decis 2,5 EC; Cascade 50 EC dan Lannate L.
3. Thrips (Thrips sp)
-. Ordo : Thysanoptera
-. Family : Thripidae
-. Bersifat pemangsa segala jenis tanaman (polifag).
-. Gejala : menyerang dengan cara mengisap cairan permukaan daun terutama daun-daun muda (pucuk).
-. Pengendalian : mengurangi ragam jenis tanaman inang disekitar kebun melati dan semprotkan insektisida : Mesurol 50 WP, Pegasus 500 SC atau Dicarzol 25 SP.
4. Sisik Pseudococcus (pseudococcus longispinus)
-. Ordo : Pseudococcidae
-. Family : Homoptera
-. Ciri : hidup secara berkelompok pada tangkai tunas dan permukaan daun bagian bawah hingga menyerupai sisik berwarna abu-abu atau kekuning-kuningan.
-. Gejala : menyerang tanaman dengan cara mengisap cairan sel tanaman dan mengeluarkan cairan madu.
-. Pengendalian : semprot dengan Bassa 500 EC atau Nogos 50 EC.
5. Ulat Nausinoe (Nausinoe geometralis)
-. Ordo : Lepidoptera
-. Family : Pyralidae
-. Ciri : ngengat berwarna coklat dengan panjang badan 12 mm dan panjang rentang sayap lebih kurang 24 mm berwarna coklat dan berbintik-bintik transparan.
-. Gejala : menyerang daun tanaman melati indentik / sama dengan serangan ulat P. Unionalis.
6.Hama Lain :
-. Kutu Putih ( Dialeurodes citri)
-. Kutu Tempurung (Scale insects)
-. Ciri : bergerombol menempel pada cabang, ranting dan pucuk tanaman melati lalu mengisap cairan sel, sehingga proses fotosintesis (metabolism) terganggu.
-. Pengendalian : semprot dengan Perfekthion 400 EC, Decis 2,5 EC.
PENYAKIT :
1. Hawar Daun
-. Penyebab : Cendawan / jamur Rhizcotonia solani Kuhn.
-. Gejala : menyerang daun yang letaknya dekat permukaan tanah.
2. Hawar Benang (Thread Blight)
-. Penyebab : Jamur Marasmiellus scadns (mass)
-. Gejala : menyerang bagian bawah cabang tanaman melati.
3. Hawar Bunga ( Flower Blight)
-. Penyebab : cendawan Curvularia sp, Fusarium sp dan Phoma sp.
-. Gejala : bunga busuk, berwarna coklat muda dan kadang-kadang bunga berguguran.
4. Jamur Upas
-. Penyebab : Jamur Capnodium salmonicolor. Menyerang batang dan cabang tanaman yang berkayu.
-. Gejala : Pembusukkan yang tertutup oleh lapisan jamur berwarna merah jambu pada bagian tanaman terinfeksi apnodium sp dan Meliola jasmini Hansf.et Stev. Serangan ini adalah permukaan atas daun tertutup oleh kapang jelaga berwarna hitam merata.
5. Bercak Daun
-. Penyebab : Jamur pestaloita sp
-. Gejala : bercak2 berwarna coklat sampai kehitam-hitaman pada daun.
6. Karat Daun (Pust)
-. Penyebab : Ganggang Hijau Parasit (Cephaleuros Virescens Kunze)
-. Gejala : pada permukaan daun yang terserang tampak bercak2 kemerahan dan berbulu menyerang daun-daun yang tua
7. Antraknosa
-. Penyebab : Jamur Colletotrichum gloesporoides
-. Gejala : terbentuk bintik-bintik kecil berwarna kehitam-hitaman. Bintik tersebut membesar dan memanjang berwarna merah jambu, terutama pada bagian daun. Serangan berat dapat menyebabkan mati ujung (die back),
8. Penyakit Lainnya
-. Busuk bunga oleh bakteri Erwinia tumafucuens.
-. Bintil akar oleh nematoda Meloidogyne incognito menyebabkan abnormilitas perakaran tanaman.
-. Virus kerdil penyebab terhambatnya pertumbuhan tanaman melati, belang-belang daun dan kadang-kadang seluruh ranting dan pucuk jadi kaku.
a. Pengendalian hayati dilakukan secara maksimal dengan memanfaatkan musuh-musuh alami
-. memasukkan
-. memelihara
-. memperbanyak
-. melepaskan musuh alami
-. mengurangi penggunaan pestisida organik sintetik yang berspektrum lebar atau menggunakan pestisida selektif.
b. Ekosistem pertanian dikelola dengan cara :
-. menggunakan bibit yang baik dan sehat
-. sanitasi kebun
-. pemupukkan berimbang
-. penggiliran tanaman yang baik
-. penggunaan tanaman perangkap
c. Pestisida digunakan secara selektif berdasarkan hasil pemantauan dan analisis ekosistem.
HAMA :
1. Ulat Palpita (Palpita Unionalis Kuhn) :
-. Ordo : Lepidoptera
-. Family : Pyralidae
-. Stadium hama yang merusak tanaman melati adalah larva (ulat).
-. Pengendalian : potong bagian tanaman yang terserang berat dan semprotkan dengan insektisida yang sesuai seperti Decis 2,5 EC ; Perfekthion 400 E dan Curacron 500 EC.
2. Penggerek bunga (Hendecasis duplifascials):
-. Ordo : Lepidoptera
-. Family : Pyralidae
-. Gejalanya menggerek atau melubangi bunga hingga gagal mekar. kuntum yang diserang menjadi rusak dan kadangkala terjadi infeksi sekunder oleh cendawan hingga menyebabkan bunga busuk.
-. Pengendalian : disemprot dengan insektisida Decis 2,5 EC; Cascade 50 EC dan Lannate L.
3. Thrips (Thrips sp)
-. Ordo : Thysanoptera
-. Family : Thripidae
-. Bersifat pemangsa segala jenis tanaman (polifag).
-. Gejala : menyerang dengan cara mengisap cairan permukaan daun terutama daun-daun muda (pucuk).
-. Pengendalian : mengurangi ragam jenis tanaman inang disekitar kebun melati dan semprotkan insektisida : Mesurol 50 WP, Pegasus 500 SC atau Dicarzol 25 SP.
4. Sisik Pseudococcus (pseudococcus longispinus)
-. Ordo : Pseudococcidae
-. Family : Homoptera
-. Ciri : hidup secara berkelompok pada tangkai tunas dan permukaan daun bagian bawah hingga menyerupai sisik berwarna abu-abu atau kekuning-kuningan.
-. Gejala : menyerang tanaman dengan cara mengisap cairan sel tanaman dan mengeluarkan cairan madu.
-. Pengendalian : semprot dengan Bassa 500 EC atau Nogos 50 EC.
5. Ulat Nausinoe (Nausinoe geometralis)
-. Ordo : Lepidoptera
-. Family : Pyralidae
-. Ciri : ngengat berwarna coklat dengan panjang badan 12 mm dan panjang rentang sayap lebih kurang 24 mm berwarna coklat dan berbintik-bintik transparan.
-. Gejala : menyerang daun tanaman melati indentik / sama dengan serangan ulat P. Unionalis.
6.
-. Kutu Putih ( Dialeurodes citri)
-. Kutu Tempurung (Scale insects)
-. Ciri : bergerombol menempel pada cabang, ranting dan pucuk tanaman melati lalu mengisap cairan sel, sehingga proses fotosintesis (metabolism) terganggu.
-. Pengendalian : semprot dengan Perfekthion 400 EC, Decis 2,5 EC.
PENYAKIT :
1. Hawar Daun
-. Penyebab : Cendawan / jamur Rhizcotonia solani Kuhn.
-. Gejala : menyerang daun yang letaknya dekat permukaan tanah.
2. Hawar Benang (Thread Blight)
-. Penyebab : Jamur Marasmiellus scadns (mass)
-. Gejala : menyerang bagian bawah cabang tanaman melati.
3. Hawar Bunga ( Flower Blight)
-. Penyebab : cendawan Curvularia sp, Fusarium sp dan Phoma sp.
-. Gejala : bunga busuk, berwarna coklat muda dan kadang-kadang bunga berguguran.
4. Jamur Upas
-. Penyebab : Jamur Capnodium salmonicolor. Menyerang batang dan cabang tanaman yang berkayu.
-. Gejala : Pembusukkan yang tertutup oleh lapisan jamur berwarna merah jambu pada bagian tanaman terinfeksi apnodium sp dan Meliola jasmini Hansf.et Stev. Serangan ini adalah permukaan atas daun tertutup oleh kapang jelaga berwarna hitam merata.
5. Bercak Daun
-. Penyebab : Jamur pestaloita sp
-. Gejala : bercak2 berwarna coklat sampai kehitam-hitaman pada daun.
6. Karat Daun (Pust)
-. Penyebab : Ganggang Hijau Parasit (Cephaleuros Virescens Kunze)
-. Gejala : pada permukaan daun yang terserang tampak bercak2 kemerahan dan berbulu menyerang daun-daun yang tua
7. Antraknosa
-. Penyebab : Jamur Colletotrichum gloesporoides
-. Gejala : terbentuk bintik-bintik kecil berwarna kehitam-hitaman. Bintik tersebut membesar dan memanjang berwarna merah jambu, terutama pada bagian daun. Serangan berat dapat menyebabkan mati ujung (die back),
8. Penyakit Lainnya
-. Busuk bunga oleh bakteri Erwinia tumafucuens.
-. Bintil akar oleh nematoda Meloidogyne incognito menyebabkan abnormilitas perakaran tanaman.
-. Virus kerdil penyebab terhambatnya pertumbuhan tanaman melati, belang-belang daun dan kadang-kadang seluruh ranting dan pucuk jadi kaku.
BAB XI
|
|||||
SUPERORDO
NEUROPTEROIDEA
|
|||||
|
|||||
·
Superordo Neurepteroidea merupakan salah satu bagian
dari Divisi Endopterygota, yang mempunyai persamaan holometabola dan larvanya
jarang mirip dewasa.
|
|||||
·
Secara anatomi, larva terspesialisasi untuk makan,
sedangkan imago untuk reproduksi dan penyebaran.
|
|||||
·
Larva dan imago dipengaruhi oleh tekanan dan respon
yang selektif (=phenotypes), yaitu terhenti pada stadium pupa.
|
|||||
|
|||||
|
|||||
|
|||||
|
|||||
|
|||||
|
|||||
|
|||||
|
|||||
|
|||||
|
|||||
|
|||||
|
|||||
|
|||||
|
|||||
|
|||||
ORDO NEUROPTERA
|
|||||
·
Serangga-serangga ini adalah serangga yang bertubuh
lunak dengan empat sayap yang berselaput tipis yang memiliki sangat banyak
rangka sayap yang melintang dan cabang-cabang ekstra rangka-rangka sayap
longitudinal.
|
|||||
·
Sayap
depan dan belakang memiliki bentuk dan kerangka sayap serupa dan biasanya
diletakkan seperti atap diatas tubuh pada waktu istirahat.
|
|||||
·
Tipe alat mulut mandibulata.
|
|||||
·
Antena panjang dan terdiri dari banyak ruas.
|
|||||
·
Tarsi lima ruas dan tidak memiliki sersi.
|
|||||
·
Kebanyakan larva sebagai pemangsa.
|
|||||
·
Habitat larvanya berbeda-beda, tergantung jenisnya
beberapa kelompok aktif pada tanaman (=arboreal), contohnya aphid lions
yang terlihat bebas dan sering melakukan kamuflase dengan reruntuhan/puing,
beberapa hidup di tanah (=geophiles), contohnya ant-lions yang
dikenal membuat lubang jebakan untuk mangsanya, dan sebagian lagi ada yang
hidup di air (family Sisyridae), contohnya yang bersifat parasit pada freshwater
sponges.
|
|||||
·
Neuroptera yang dewasa terdapat pada berbagai tempat.
|
|||||
·
Serangga ini pada saat pupa mempunyai mandibel besar,
yang berfungsi untuk merobek kokon sehingga serangga dewasa dapat
muncul.
|
|||||
·
Serangga
dewasa adalah penerbang yang agak lemah, aktif pada tanaman,
kadang-kadang ditemukan pada tempat terang/bercahaya.
|
|||||
·
Kebanyakan yang dewasa bersifat sebagai pemangsa.
|
|||||
·
Beberapa spesies dari serangga ini meletakkan telur seperti
benang, peletakkan telur tersebut dapat menghindari pemangsaan oleh serangga
lain dan diperkirakan dapat menghindari kanibalisme.
|
|||||
·
Beberapa famili yang sering dijumpai adalah, Sialidae,
Corydalidae, dan lain-lain.
|
|||||
·
Perbedaan antara Megaloptera, Raphidioptera dan
Neuroptera
|
|||||
|
Ciri-ciri
|
Megaloptera
|
Raphidioptera
|
Neuroptera
|
|
|
Habitat (L)
|
Akuatik
|
Terrestrial
|
Sebagian besar terrestrial
|
|
|
Kebiasaan makan (L)
|
Predator
|
Predator
|
Predator (1 family parasit)
|
|
|
Alat mulut (L)
|
Umum - md
|
Umum - md
|
Menghisap (md+mx)
|
|
|
Sistem pencernaan(L)
|
Holotropik
|
Holotropik
|
Blind midgut (meconium)
|
|
|
Insang (L)
|
Sepasang - abd
|
Jarang/tidak ada
|
Biasanya tdk ada
|
|
|
Pupasi (L)
|
Terbuat dari tanah
|
Terbuat dari tanah
|
Kokon sutera (tabung malpigi)
|
|
|
Tipe pupa (P)
|
Eksarata/decticous
|
Eksarata/decticous
|
Eksarata/decticous
|
|
|
Imago
|
Sebagian besar tidak makan
|
Predator
|
Predator
|
|
|
Anal lobe (I)
|
+
|
-
|
-
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
ORDO COLEOPTERA (kumbang/beetles)
|
|
|
·
Salah satu ciri khas dari ordo ini adalah memiliki
empat sayap dengan pasangan sayap depan menebal, seperti kulit, atau keras
dan rapuh, dan biasanya bertemu dalam satu garis lurus dibawah tengah
punggung dan menutupi sayap-sayap belakang.
|
·
Sayap-sayap belakang berselaput tipis, dan biasanya
lebih panjang dari sayap depan, dalam keadaan istirahat terlipat dibawah
sayap depan.
|
·
Sayap depan kumbang disebut elitra yang bertindak
sebagai selubung pelindung.
|
·
Tipe mulut adalah pengunyah dan mandibel sangat bagus
berkembang, tetapi beberapa (Curculionidae) dengan cranium yang memanjang
membentuk moncong, beberapa dengan mandibel yang berlekuk/beralur (=blood
channel), mirip dengan adaptasi yang terlihat pada Neuroptera (sucking-like),
dan beberapa dengan maksila yang memanjang (Meloidae tertentu); fungsi untuk
menghisap.
|
·
Banyak kumbang yang dapat menghasilkan bunyi walaupun
tidak sebagus dari ordo Orthoptera.
|
·
Bunyi dihasilkan dari aktivitas makan dan terbang,
memukulkan beberapa bagian tubuh pada subtrat dan dihasilkan oleh alat
penghasil suara.
|
·
Dalam pengklasifikasian, coleoptera lebih dekat
berkerabat dengan Neuropteroidea primitif (Megaloptera, Raphidioptera, dan
Neuroptera), dan mirip dengan Orthopteroidea (Dermaptera). Coleoptera terbagi
kedalam 4 subordo, yaitu :
|
a.
Achostemata (termasuk Micromalthus), total 3 family
|
b.
Myxophaga, total 4 family
|
c.
Adephaga, total 8 family
|
d.
Polyphaga, total kurang lebih 138 family
|
·
Beberapa famili dari serangga ini yang sering dijumpai
adalah, Carabidae, Cicindelidae, Hydrophilidae dan lain-lain.
|
Subordo Adephaga
|
·
Anggota-anggota subordo ini memiliki koksa-koksa
belakang yang membagi-bagi sternum abdomen pertama yang keliatan.
|
·
Batas dari posterior sternum ini tidak meluas secara
sempurna melewati abdomen, tetapi dihentikan oleh-oleh koksa- koksa belakang.
|
·
Hampir semuanya mempunyai antena yang berbentuk rambut,
mempunyai sutura-sutura notopleura dan kebanyakan bersifat pemangsa.
|
·
Famili ini termasuk yang terbesar pada Adephaga (lebih
dari 30 ribu spesies), sebagian besar anggotanya bersifat predator, baik
larva maupun dewasanya dan pada serangga lain, beberapa snail-specialists.
|
·
Larva dan imagonya sangat aktif, meski beberapa
mendiami lubang, misalnya tiger beetles.
|
·
Dalam kehidupannya ada yang bersifat diurnal dan
nocturnal, baik diurnal maupun nocturnal merupakan strategi pencarian mangsa.
|
·
Untuk perlindungan dirinya, banyak spesies mempunyai
pertahanan kimia yang dihasilkan dari kelenjar abdomen.
|
·
Misalnya ada kelompok (bombardier beetles) yang
menghasilkan bahan kimia yang teremisi secara eksplosive dari daerah anal
yang mengeluarkan asap, ini dikeluarkan oleh kelenjar (prekursor) yang
mempunyai reservoir, vestibule (enzym interjected) yang menghasilkan
quinon panas (kira-kira 100 °C).
|
·
Larva dan imago dari Dytiscidae hidup di air (akuatik),
tetapi imago penerbang aktif dan tertarik pada cahaya.
|
·
Selain itu keduanya bersifat predator pada sebagian
besar serangga, beberapa pada moluska, amfibi, dan ikan.
|
·
Larva mempunyai
lubang (hollow) pada bagian mandibel yang seperti sabit (pencernaan
ekstra oral), pada saat mereka menyerang seekor korban mereka menghisap
keluar cairan-cairan tubuh melalui lubang-lubang di dalam mandibel tersebut.
|
·
Larva menerima gas melalui spirakel caudal dan insang
abdomen, untuk beberapa spesies menerima gas melalui integumen.
|
·
Pada serangga
dewasa, permukaan caudalnya end-up yang digunakan
untuk mengambil gelembung udara pada rongga perut (cavity) subelytra,
mereka mengisinya pada waktu ke permukaan.
|
·
Tungkai bertipe natatorial, baik pada larva maupun
imago, yang berkembang baik pada tungkai metathoraks imago.
|
·
Larva bersifat
akuatik hidup di dasar air (bottom dwellin) dan abbomial appendaes,
berpasangan seperti pada larva Mealoptera.
|
·
Imago hidup di permukaan air dan berkelompok (grearious).
|
·
Larva dan imago bersifat predator, larva makan berbagai
hewan akuatik yang kecil dan seringkali kanibalistik.
|
·
Imago makan serangga-serangga yang jatuh di atas
permukaan air dan kadang-kadang saprofag pada hewan yang membusuk.
|
·
Larva mempunyai mandibel sicle-like, seperti
Dytiscidae.
|
·
Pertukaran gas pada larva melalui insang abdomen.
|
·
Pada imago terdapat antena yang termodifikasi membentuk
organ Johnston yang berkembang baik, untuk mendeteksi gerakan permukaan air.
|
·
Imago mempunyai mata
majemuk yang terbagi menjadi pasangan dorsal (aerial)
dan pasangan ventral (submarine).
|
·
Pasangan dorsal berfungsi untuk menemukan mangsa,
sedankan pasangan ventral untuk menghindari predator.
|
·
Gerakan berenang imago tak menentu (erratic),
yang disebabkan tungkai yang pendek, tungkai mesothoraks dan metathoraks
termodifikasi, tetapi ini merupakan suatu strategi untuk menghindari
predator.
|
Subordo Polyphaga
|
·
Pada subordo ini sternum abdomen pertama yang kelihatan
tidak terbagi olehh kosa-koksa belakang dan batas posteriornya meluas secara
sempurna melewati abdomen.
|
·
Trokhanter belakang biasanya kecil, muncul menuju garis
tengah seperti pada Adephaga dan sutura notopleura tidak ada.
|
·
Serangga ini mempunyai fase larva dan imago di air
(akuatik), untuk serangga dewasa bisa meninggalkan air dan mendekati cahaya.
|
·
Larvanya bersifat
predator,utuk kelompok terutama pada larva Diptera, sedangkan imagonya
bersifat omnivora, pemakan bangkai.
|
·
Pertukaran gas pada larva, sebagian besar melalui
filamen lateral abdomen (insang), seperti pada Megaloptera.
|
·
Serangga dewasa jarang menggantungkan kepalanya ke
bawah (kebalikan Dytiscidae).
|
·
Antena pada permukaan lapisan air menghidrofusi
rambut-rambut pada ujung antena, antena "memegang gelembung dan
mendorongnya ke venter thoraks dan abdomen, kemudian ke lubang subelytra.
|
·
Venter akan terlihat berkilau seperti logam ketika
"memegang" gelembung udara.
|
·
Sebagai fungsi respiratori, antena yang berujung (clubbed),
palpi maksila menjadi lebih panjang, yang digunakan sebagai alat sensor,
mirip antena jenis filiform.
|
·
Serangga
dewasa berenang dengan menggerakkan tungkai-tungkainya yang
berlawanan secara bergantian, berbeda dengan Dytiscidae yang menggerakan
tungkai-tungkai yang berlawanan secara simultan seperti pada katak.
|
Family Staphylinidae (rove beetles)
|
·
Dalam karakteristiknya mempunyai persamaan dengan
Dermaptera, pendek, elytra berbentuk kerucut dan memotong di bagian atasnya,
tetapi mempunyai lipatan kompleks pada sayap metathoraks.
|
·
Staphylinidae sangat aktif dengan abdomen yang
fleksibel.
|
·
Larva dan imago bersifat predator atau saprofag,
populasinya sangat berlimpah pada sampah dedaunan, tanaman yang membusuk,
kayu yang membusuk, dan lain-lain, atau ada juga yang berasosiasi dengan
fungi.
|
·
Kehadirannya di tempat-tempat lembab dan tanaman membusuk
mungkin berhubungan dengan pengendalian biologis dari lalat-lalat tertentu,
misalnya onion maggot.
|
·
Dalam famili Staphylinidae ada subfamili yang
semiakuatik, yang diketahui dapat meluncur di atas permukaan melalui sekresi
bahan kimia dari kelenjar abdomen yang mereduksi tegangan permukaan air.
|
·
Kemampuan ini digunakan untuk pergerakan yang cepat dan
berguna dalam menghindari predator.
|
·
Pertahanan lainnya adalah dengan menghasilkan senyawa
kimia yang menyebabkan panas pada kulit manusia.
|
·
Sebagian besar kumbang termasuk kedalam famili ini, dan
bahkan sebagian besar serangga, pada kelompok hewan, pada famili ini terdapat
genus terbesar dengan anggota lebih dari 1500 spesies.
|
·
Secara ekologi, famili ini terbagi atas 3 kelompok,
yaitu serangga fitofag, pemakan kotoran hewan (agen daur ulang), dan untuk
beberapa merupakan spesies termitophilous dan myrmecophilous.
|
·
Serangga yang bersifat fitofag, mempunyai larva berbentuk
"C", tipe scarabaeiform, yang disebut tempayak atau grubs.
|
·
Larva ini seringkali menjadi hama pada ladang berumput,
seperti di lapangan golf, atau hidup pada kayu yang membusuk.
|
·
Kumbang berperan sebagai stadium awal polinasi,
sehingga dianggap sebagai polinator original.
|
·
Di Australia, digunakan sebagai kontrol biologi untuk
mengatasi kotoran hewan yang berlimpah di peternakan.
|
·
Perilaku serangga scarabid dalam kehidupan
menjadikannya disakralkan masyarakat Mesir kuno, yang dihubungkan dengan Ra
(dewa matahari).
|
·
Serangga dewasa akan mengunyah sepotong tinja, dibuat
sebuah bola, dan menggelindingkannya, bentuknya yang seperti bola tersebut
dihubungkan dengan matahari.
|
·
Kegiatan peletakan telur oleh serangga dewasa, oleh
orang Mesir melihat hal tersebut sebagai pola siklus alam.
|
·
Spesies termitophilous dan myrmecophilous, biasanya
ditemukan hidup di sarang-sarang atau lubang-lubang vertebrata atau di dalam
sarang-sarang semut atau rayap.
|
·
Larva bersifat subteranian atau hidup pada kayu
membusuk, sedangkan dewasanya pada dedaunan, kayu, dan pada beberapa jenis
tertarik dengan cahaya.
|
·
Larva dan dewasanya bersifat fitofag, beberapa larva
merupakan hama pada benih yang baru ditanam dan akar tanaman, misalnya pada
tanaman kentang, dan ada juga yang bersifat predator, terutama yang hidup
dalam kayu.
|
·
Larva bertubuh keras (larva hard – bodied),
bertangkai pendek, head capsul dan mandibel berkembang baik, larva bertipe
elateriform, atau untuk famili ini larvanya disebut juga wireworms.
|
·
Serangga dewasa dapat membalik dan meloncat, mekanisme
“clicking” ini terjadi dengan melakukan gerakan tulang belakang
prosternal secara tiba-tiba kelubang mesosternal, sedangkan posisi normalnya
penjepit memegang prosternal pada tepi lubang, dan ketika jepitan dilepaskan,
lompatan dimulai.
|
·
Ketika berputar tubuhnya condong ke kanan, untuk
menghindari predator. Perilaku ini menghemat energi menjadi lebih efesien
sekitar 50% - 60% dan energi otot dikonversikan kedalam energi kinetik.
|
·
Satu genus dari famili Elateridae ada yang bersifat bioluminescence
baik pada larva maupun imagonya.
|
·
Serangga ini mempunyai traceated fat body cells
dan reflector cells. Organ ini sel penghasil cahaya, mengontrol
pemancaran cahaya oleh pengontrolan suplai udara ke organ-organ tersebut.
|
·
Ketika berada di tanah, imago biasanya bercahaya pada 2
spots pada pronotum (hijau kekuningan), sedangkan 1 spots ventral pada dasar
abdomen (merah) digunakan sebagai landing light.
|
·
Cahaya yang dihasilkan lebih intens daripada pada
fireflies, (kunang-kunang, family Lampyridae).
|
·
Larva dan imago biasanya pada dedaunan, serangga dewasa
dari banyak spesies melaui musim dingin dalam kelompok yang sangat banyak.
|
·
Serangga yang bersifat predator, aktif mencari mangsa
pada serangga kecil dan bertubuh lunak, misalnya aphids, hal ini sangat
berguna dalam pengendalian.
|
·
Contoh klasik dari kontrol biologis dari kumbang
coccinellidae adalah diimpornya Rodolia cardinalis dari Australia
(1888) untuk mengendalikan cottony cushion scale ( Icerya purchasi)
yang menghancurkan industri jeruk di California.
|
·
Untuk spesies fitofag, banyak yang menjadi hama kebun
yang merusak, seperti Mexican bean beetles. Beberapa
spesies ada yang bersifat mycetofagus (pada mildews).
|
·
Sebagian besar spesies imago yang memakan aphid
beragregasi melewati musim dingin, mengikuti sinkronisasi siklus hidup dengan
siklus hidup aphid.
|
·
Untuk pertahanannya, dewasa umumnya berpura-pura mati
yang dihubungkan dengan reflex bleeding yang berhubungan dengan
pertahanan kimiawi.
|
·
Famili Tenebrionidae lebih dari 1500 spesies, dengan
habitat yang hampir sama dengan Elateridae, yaitu larva di subteranian atau
pada kayu yang membusuk, sedangkan imago di tanah atau kayu dan beberapa
tertarik pada cahaya.
|
·
Serangga ini beradaptasi dengan baik pada habitat
xeric, dengan hard-bodied, elytra bersatu, beberapa dengan sayap
metathorak tereduksi atau tidak ada sama sekali, dan sistem cryptonephridial
berkembang baik.
|
·
Secara ekologis, kumbang tanah memiliki kemampuan untuk
menyimpan air.
|
·
Kelenjar abdomennya mengeluarkan alomon interspesifik,
quinon berwarna dan baunya tidak enak.
|
·
Karakteristik posturnya sesuai untuk pertahanan
misalnya pada Eleodes dengan headstand.
|
·
Serangga ini juga mengsekresikan feromon intraspesifik,
sekresi kimiawi sebagai feromon agregasi.
|
·
Larva berkembang pada masa telur belalang, atau
beberapa hidup di dalam sarang-sarang lebah liar pada tahapan larvanya,
dimana mereka makan telur-telur lebah dan makanan yang disimpan (provisions)
di dalam ruangan-ruangan dengan telur-telur.
|
·
Serangga ini mengalami hypermetamorfosis, dengan
instar-instar larva yang berlainan dan sangat berbeda bentuknya.
|
·
Instar larva yang pertama, bertungkai panjang dan
aktif, disebut triungulin, berbentuk seperti campodeiform, mencari telur
belalang atau sarang lebah kemudian berganti kulit.
|
·
Pada jenis yang berkembang di sarang lebah biasanya
triungulin memanjat pada sebuah bunga dan dirinya ditempelkan pada seekor
lebah, sehingga terjadi perpindahan (phoresy), terutama parasitoid lebah.
|
·
Pada satu grup, dewasa mempunyai
maksila yang termodifikasi (galea), membentuk tabung penghisap untuk makan
pada nektar.
|
·
Strategi pertahanan – cantharidin (alomon)
|
a. Lytta
vesicatoria (= the green spanishfly)
|
b. Blistering = iritasi
jaringan epitel
|
c. cantharidin
sebagai aphprodisiac
|
d. reflex bleeding
(konsentrasi cantharidin dalam darah sangat tinggi) – terutama dari tibiotarsal
joints
|
e. aposomatic
coloration
|
f. cantharidin
microcosmos
|
i. alomon
(pertahanan)
|
ii. sebagai feromon
agregasi
|
iii. feromon seks
(tidak ada hingga saat perkawinan)
|
iv. kairomon
(menarik serangga tertentu yang makan pada hemolimfe dari blister beetles)
|
Family Cerambycidae
|
·
Larva dan imago bersifat fitofag atau saprofag.
|
·
Larva pada kayu mati (xylofag), beberapa merupakan hama
hutan minor.
|
·
Imago ditemukan pada kayu (gelondongan), sering
tertarik pada kayu yang segar/baru dipotong, dan pada bunga, banyak yang
berambut dan berfungsi sebagai polinator seperti pada banyak Scarabaeidae.
|
·
Serangga dewasa berwarna-warni untuk spesies
diurnal sedangkan untuk spesies nocturnal, warna tidak menarik, banyak
spesies nocturnal yang tertarik pada cahaya.
|
·
Larva dan imago bersifat fitofag, banyak anggotanya
yang merupakan spesies hama serius (terutama larva).
|
·
Perilaku satu grup (subfamily Hispinae), mengumpulkan
dedaunan.
|
·
Famili Curculionidae merupakan famili terbesar dalam
Ordo Coleoptera, anggotanya lebih dari 60 ribu spesies.
|
·
Larva dan imago bersifat
fitofag, banyak yang memiliki inang spesifik, dan banyak juga yang merupakan
hama penting, seperti cotton – boll weevil, rice dan maize
weevil, alfalfa weevil, dan lain-lain.
|
·
Permukaan kumbang membantu pertumbuhan fungi, algae,
lichenes, liverworts, mosses, kumbang ini merupakan inang untuk
protozoa, rottifers, nematoda dan mites.
|
|
ORDO STREPSIPTERA
|
·
Strepsiptera adalah serangga-serangga kecil, kebanyakan
bersifat parasit pada serangga-serangga lain.
|
·
Jantan hidup bebas
dan bersayap, sedangkan yang betina tidak bersayap dan seringkali tidak
bertungkai, dan pada jenis yang parasitik mereka tidak meninggalkan inangnya.
|
·
Serangga yang jantan terlihat agak seperti kumbang,
dengan mata yang menonjol.
|
·
Antena seringkali memiliki juluran yang menonjol pada
beberapa ruas.
|
·
Sayap-sayap depan menyusut membentuk struktur seperti
gada yang meneyerupai halter diptera, sayap-sayap belakang besar dan seperti
selaput, seperti kipas dan memiliki kerangka sayap yang menyusut.
|
·
Serangga betina dewasa jenis yang hidup bebas mempunyai
kepala yang jelas, dengan antena terdiri dari 4-5 ruas, tipe mulut mengunyah
dan mata majemuk.
|
·
Ruas-ruas tubuh sangat tidak jelas, kepala dan toraks
bersatu.
|
·
Betina dengan tip pada ujung anterior (chepalothoraks),
pharate pada kutikula larva instar terakhir.
|
·
Serangga jantan pada waktu muncul, mencari dan
mengawini seekor betina yang tidak pernah meninggalkan inangnya, keberadaan
betina diketahui imago jantan dari ketertarikannya melalui feromon seks.
|
·
Inseminasi yang terjadi bizarre (ganjil/ aneh),
karena jantan berkopulasi dengan ujung kepala betina (melalui brood passage).
|
·
Larva disebut Triungulin, mempunyai mata dan tungkai
yang berkembang bagus dan merupakan serangga yang aktif.
|
·
Mereka mencari dan menempati tubuh inangnya
(phoresy).
|
·
Pada inangnya larva berganti kulit dan menjadi satu
tahapan seperti cacing yang tidak bertungkai dan makan didalam rongga tubuh
inangnya.
|
·
Serangga jantan pada waktu muncul meninggalkan inangnya
dan terbang berkeliling, serangga betina tetap tinggal didalam tubuh
inangnya.
|
·
Sesudah yang muda dihasilkan yang betina mati.
|
·
Larva dan imago betina merupakan true endoparasit dari
serangga lain, dengan inang primer pada Hymenoptera dan Hemiptera, inang lain
yang diketahui, yaitu Orthoptera dan Thysanura
|
·
Jenis dari Orthoptera, Hemiptera, Homoptera,
Hymenoptera dan Thysanura bertindak sebagai inang.
|
·
Famili yang sering dijumpai dari serangga ini adalah,
Mengeidae, Stylopidae, Elenchidae dan lain-lain.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar