Jumat, 03 April 2015

kampung tua bitombang, Kab.Kep. Selayar, Provinsi Sulawesi Selatan



KAMPUNG TUA BITOMBANG PENUH BUDAYA



1. Gambar lokasi
     Kampung Bitombang, yang berada di pedalaman Pulau Selayar. Kampung Bitombang terkenal dengan konstruksi rumahnya yang berdiri di atas tiang-tiang kayu setinggi belasan meter mengikuti bentuk topografi tanah yang curam. Konstruksi yang sangat unik, rasanya tidak mungkin rumah dapat berdiri hanya dengan tiang-tiang yang ditumpangkan di tanah. Tidak hanya itu, rumah-rumah ini tahan sampai kurang lebih 90 tahun, konon katanya, tinggi rumah tersebut berhubungan dengan umur penghuninya. Pemandangan yang bisa dilihat dari rumah sungguh sangat indah.


     inilah rumah penduduk yang mempunyai kontruksi bangunan unik. Keunikan dari rumah ini jelas nampak, yaitu :
1. Posisi tiang yang menjulang tinggi ke atas berkisar             5-10  m.
2. Kedudukan tiang bertopang pada atas batu alami yang       memiliki tekstur kuat dan besar.
3. Kayu yang digunakan sangat kuat dan tahan akan               pelapukan, kayu ini beumur kisaran 50-100 tahun. 






2. Gambar perumahan warga
3. Gambar tari pakarena gantarang
     Selain memiliki bangunan yang unik, di sana juga memiliki tarian adat yang khas, namanya tari gantarang. Tari Pakarena adalah tarian tradisional dari Sulawesi Selatan yang diiringi oleh 2 (dua) kepala drum (gandrang) dan sepasang instrument alat semacam suling (puik-puik)[1]. Selain tari pakarena yang selama ini dimainkan oleh maestro tari pakarena Maccoppong Daeng Rannu (alm) di kabupaten Gowa, juga ada jenis tari pakarena lain yang berasal dari Kabupaten Kepulauan Selayar yaitu “Tari Pakarena Gantarang”. Disebut sebagai Tari Pakarena Gantarang karena tarian ini berasal dari sebuah perkampungan yang merupakan pusat kerajaan di Pulau Selayar pada masa lalu yaitu Gantarang Lalang Bata. Tarian yang dimainkan oleh kurang lebih empat orang penari perempuan ini pertama kali ditampilkan pada abad ke 17 tepatnya tahun 1903 saat Pangali Patta Raja dinobatkan sebagai Raja di Gantarang Lalang Bata.

     Tidak ada data yang menyebutkan sejak kapan tarian ini ada dan siapa yang menciptakan Tari Pakarena Gantarang ini namun masyarakat meyakini bahwa Tari Pakarena Gantarang berkaitan dengan kemunculan Tumanurung. Tumanurung merupakan bidadari yang turun dari langit untuk untuk memberikan petunjuk kepada manusia di bumi. Petunjuk yang diberikan tersebut berupa symbol – simbol berupa gerakan kemudian di kenal sebagai Tari Pakarena Gantarang. Hal ini hampir senada dengan apa yang dituturkan oleh salah seorang pemain Tari Pakarena Makassar Munasih Nadjamuddin. Wanita yang sering disama Mama Muna ini mengatakan bahwa Tari Pakarena berawal dari kisah perpisahan penghuni botting langi (Negeri Kayangan) dengan penghuni lino (bumi) zaman dahulu. Sebelum berpisah, botting langi mengajarkan kepada penghuni lino mengenai tata cara hidup, bercocok tanam hingga cara berburu lewat gerakan-gerakan tangan, badan dan kaki. Gerakan inilah yang kemudian menjadi tarian ritual ketika penduduk di bumi menyampaikan rasa syukur pada penghuni langit.
     Tak mengherankan jika gerakan dari tarian ini sangat artistik dan sarat makna, halus bahkan sangat sulit dibedakan satu dengan yang lainnya. Tarian ini terbagi dalam 12 bagian. Setiap gerakan memiliki makna khusus. Posisi duduk, menjadi pertanda awal dan akhir Tarian Pakarena. Gerakan berputar mengikuti arah jarum jam, menunjukkan siklus kehidupan manusia. Sementara gerakan naik turun, tak ubahnya cermin irama kehidupan. Aturan mainnya, seorang penari Pakarena tidak diperkenankan membuka matanya terlalu lebar. Demikian pula dengan gerakan kaki, tidak boleh diangkat terlalu tinggi. Hal ini berlaku sepanjang tarian berlangsung yang memakan waktu sekitar dua jam. Tari Pakarena Gantarang diiringi alat music berupa gendang, kannong-kannong, gong, kancing dan pui-pui. Sedangkan kostum dari penarinya adalah, baju pahang (tenunan tangan), lipa’ sa’be (sarung sutra khas Sulawesi Selatan), dan perhiasan-perhiasan khas Kabupaten Selayar. Tahun 2007, Tari Pakarena Gantarang mewakili Sulawesi Selatan dan Indonesia pada Acara Jembatan Budaya 2007 Indonesia–Malaysia di Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC).

4. Gambar penari pakarena gantarang

Selain tradisi tari di Desa Bitombang ini juga memiliki ciri khas bela diri sendiri yang di sebut "Pamancak". Pamanca' adalah adu silat antara dua atau sekelompok orang. Silat yang digunakan adalah silat tradisional. Pesilatnya menggunakan pakaian tradisional berupa sarung dan patonro (penutup kepala). Agar silat tampak lebih alami, sebelum bersilat, para pesilat meneguk dulu ballo' tala', minuman keras khas Jeneponto yang terbuat dari buah tala'(lontar).
Musik berirama dari gendang dan gong mengiringi sepanjang adu silat berlangsung.
                                     5. Gambar aksi pamanca
Untuk mencapai lokasi Bitombang ini hanya berjarak 7 km dari kota Benteng,dan hanya 30 menit dengan berkendara roda 2 dan 4. Untuk para traveller dijamin menemukan 'new world" di Desa kecil ini. Di tunggu kedatangannya.


NB:
Info lengkap hub : Ahmad Ashar Abbas. S,Si
Nomor Handphone : 085696704965
Facebook                : Ahmad Al-cantara
Email                      : Abbasahmad326@gmail.com













Tidak ada komentar: