Sabtu, 04 April 2015

sistem eksresi hewan




PERBANDINGAN SISTEM EKSKRESI PADA HEWAN


Ahmad Ashar Abbas



Anatomi Perbandingan Hewan
Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Hasanuddin


Sistem Ekskresi pada Ikan
Ikan mempunyai alat ekskresi berupa sepasang ginjal opistonefros yang berbentuk memanjang dan berwarna kemerah-merahan. Beberapa jenis ikan, seperti ikan mas, saluran ginjal dan saluran kelenjar kelaminnya bersatu, disebut saluran urogenital yang terletak di belakang anus. Ikan-ikan lain mempunyai kloaka.
Alat ekskresi ikan berupa ginjal opistonefros yaitu merupakan tipe ginjal yang paling primitive. Pada ginjal ini, tulbulus-tubulus bagian anterior telah lenyap, beberapa tubulus bagian tengah berhubungan dengan testis serta terdapat konsentrasi dan pelipatgandaan tubulus di bagian posterior.
Sumber : Buku Biologi untuk SMU, Hartini Etik Widayati, Intan Pariwara

Organ uropoetica terdiri atas :
-          Ren yang terjadi dari mesonephros
-          Ureter yang terjadi dari ductus mesonephridicus
-          Vesica urinaria
-          Sinus urogenitalis
Ada sepasang ren yang memanjang dinding dorsal abdomen, kanan dan kiri dari linea mediana. Ureter ialah saluran keluar dari ren. Pada suatu tempat ia membesar dan membentuk vesica urinaria. Ureter bermuara ke dalam sinus urogenitalis. Sinus urogenitalis bermuara keluar melalui porus urogenitalis yang terdapat caudal dari anus, cranial dari pangkal pinna analis. Suatu kandung yang terisi hawa terdapat di sebelah ventral dari ren. Kandung ini ialah panjang dan disebut pneumatocyst. Ia berhubungan dengan esophagus dengan ductus pneumaticus. Pneumatocyst berguna untuk mengurangi berat jenis ikan. Pada Cyprinus pneumatocyst terbagi menjadi bagian cranial dan bagian caudal.

Ginjal pada ikan yang hidup di air tawar dilengkapi sejumlah glomelurus yang jumlahnya lebih banyak. Sedangkan ikan yang hidup di air laut memiliki sedikit glomelurus sehingga penyaringan sisa hasil metabolisme berjalan lambat.
Sistem eksresi ikan seperti juga pada vertebrata lain, yang mempunyai banyak fungsi antara lain untuk regulasi kadar air tubuh, menjaga keseimbangan garam dan mengeliminasi sisa nitrogen hasil dari metabolisme protein. Alat pengeluaran ikan terdiri dari:
• Insang yang mengeluarkan CO2 dan H2O
• Kulit ; kelenjar kulitnya mengeluarkan lendir sehingga tubuhnya licin untuk
memudahkan gerak di dalam air.
• Sepasang ginjal (sebagian besar) yang mengeluarkan urine.
Berkembang dua tipe ginjal pada ikan, yaitu;
• Pronefros,
Ginjal pronefros adalah yang paling primitif, meski terdapat pada p
Ierkembangan
embrional sebagian besar ikan, tetapi saat dewasa tidak fungsional, fungsinya akan
digantikan oleh mesonephros. Perkecualian pada ikan‘hagfish’(Myxine) dan lamprey.
• Mesonefros
Ginjal ikan bertipe mesonefros, berfungsi seperti opistonefros pada embrio emniota. Keduanya mirip, perbedaan prinsip adalah kaitannya dengan sistem peredaran darah, tingkat kompleksitas, dan pada efisiensinya. Jumlah glomerulus ikan air tawar lebih banyak dan diameternya lebih besar dibandingkan dengan ikan laut.
Sistem Ekskresi pada Amfibi
Ginjal tipe mesonefroid dan saluran-saluran kemih yang disebut saluran-saluran Wolff (atau saluran-saluran mesonefros). Saluran-saluran itu langsung membawa secret ke kloaka, walaupun ada juga kandung kemih di sebelah sisi ventral kloaka itu.


Alat ekskresi pada katak ialah ginjal opistonefros yang dihubungkan dengan ureter di vesika urinaria. Berwarna merah kecokelatan serta terletak di kanan dan kiri tulang belakang. Alat ekskresi lainnya ialah kulit, paru-paru, dan insang. Pada katak jantan, saluran ginjal dan saluran kelaminnya bersatu, sedangkan katak betina tidak. Saat mengalami metamorfosis, amfibi mengubah ekskresi amonia menjadi urea. Hal ini terjadi saat larva berubah jadi berudu dan hewan darat dewasa. Seperti halnya ikan, ginjal pada katak juga berperan dalam pengaturan kadar air dalam tubuh.

Sistem Eksresi pada Reptil
            Sistem ekskresi pada reptil berupa ginjal, paru-paru,kulit dan kloaka. Kloaka merupakan satu-satunya lubang untuk mengeluarkan zat-zat hasil metabolisme. Reptil yang hidup di darat sisa hasil metabolismenya berupa asam urat yang dikeluarkan dalam bentuk bahan setengah padat berwarna putih. Reptil memiliki kandung kemih, tetapi kotoran atau ekskret bersifat semisolid (setengah keras) seperti pada burung, dan dikeluarkan langsung melalui kloaka bersama tinja.

Alat ekskresi pada Reptil berupa sepasang ginjal metanefros, kulit, dan paru-paru. Metanefros berfungsi setelah pronefros dan mesonefros yang merupakan alat ekskresi utama saat stadium embrio menghilang. Ginjal dihubungkan oleh ureter ke vesika urinaria yang bermuara langsung ke kloaka. Bentuk ureter menyempit di bagian posterior, ukurannya kecil, dan permukaannya beruang-ruang. Selain ginjal, reptile memiliki kelenjar kulit yang menghasilkan asam urat tertentu yang berguna untuk mengusir musuh. Pada jenis kura-kura tertentu terdapat sepasang vesika urinaria tambahan yang juga bermuara langsung ke kloaka dan berfungsi sebagai organ respirasi.
Pada kura-kura betina, alat respirasinya juga berperan membasahi tanah yang dipersiapkan untuk pembuatan sarang sehingga menjadikan tanah lebih lunak dan mudah digali. Hasil ekskresi reptile adalah asam urat. Dibandingkan Amfibi, Reptil hanya menggunakan sedikit air untuk membilas sampah nitrogen dari darah karena sebagian sisa metabolisme diekskresikan sebagai asam urat yang tidak beracun dalam bentuk pasta berwarna putih. Sisa air direabsorpsi oleh bagian tabung ginjal. Pada beberapa anggota Reptil, seperti buaya dan kura-kura air, selain mengekskresikan asam urat juga mengekskresikan amonia. Khusus pada kura-kura laut terjadi ekskresi garam dari sepasang kelenjar garam di kepala yang bermuara di sudut mata, sehingga sering terlihat seperti mengeluarkan air mata. Anggota lainnya, seperti ular, crocodilian, dan alligator tidak mempunyai vesika urinaria sehingga asam urat keluar bersama feses.


Sistem Ekskresi pada Aves
            Ginjal pada aves bertipe metanefros, berwarna coklat tua. Saluran ureter bermuara langsung pada kloaka. Tidak ada kandung kemih. Ekskret bersifat semisolid (mengadung urat).
Alat ekskresi burung berupa sepasang ginjal metanefros, burung tidak memilki vessika urinaria. Tubukus ginjal burung lebih banyak dari pada mamalia sehingga kecepatan metabolisme burung sangat tingi. Setiap 1mm3 jaringan korteks ginjal burung mengandung 100-150 tubulus ginjal. Tubulus ginjal ini membentuk lengkung Henle berukuran kecil. Sampah nitrogen diekskresikan sebagai asam urat yang dikeluarkan melalui kloaka sebagai kristal putih yang bercampur feses. Pada burung-burung laut seperti camar, urinnya mengandung asamurat dan garam. Halini disebkakarena burung laut meminum air laut dan memakan ikan laut yang banyak mengandung garam. Burung laut memiliki kelenjar untuk mengeluarkan garam yang terletak di atas mata. Sistem Ekskresi pada Aves

Alat ekskresi berupa sepasang ginjalmetanefros, kulit, dan paru-paru. Ginjal dihubungkan oleh ureter ke kloaka karena burung tidak memiliki vesika urinaria. Tabung ginjal burung lebih banyak dari mamalia karena kecepatan metabolisme burung sangat tinggi. Tiap 1 ml kubik jaringan korteks burung mengandung 100 sampai dengan 500 tabung ginjal yang membentuk lengkung Henle kecil. Air dalam tubuh disimpan melalui reabpsorpsi di tubulus. Di dalam kloaka juga terjadi reabsorpsi air yang menambah jumlah air dalam tubuh. Sampah nitrogen dibuang sebagai asam urat yang dikeluarkan lewat kloaka sebagai kristal putih yang bercampur feses.       Khusus pada burung laut, seperti camar, selain mengekskresikan asam urat juga mengekskresikan garam. Hal ini disebabkan karena meminum air gram dan makan ikan laut yang banyak mengandung garam. Burung laut memiliki kelenjar pengekskresi garam di atas mata. Larutan garam mengalir ke rongga hidung kemudian keluar lewat nares luar dan akhirnya garam menetes dari ujung paruh. Burung hampir tidak memiliki kelenjar kulit, tetapi memiliki kelanjar minyak yang terdapat pada tunggingnya. Kelenjar minyak berguna untuk meminyaki bulu-bulunya.
Sistem Ekskresi pada Mamalia
Pada mamalia sistem ekskresinya berupa ginjal, ginjal tertekan, berbentuk seperti biji kacang. Ruang median ginjal Yng disebut pelvis renalis berhubungan dengan kandung kemih melalui ureter. Dari kandung kemih itu keluar uretra yang bersatu dengan sinus genitalis (pada wanita) atau dengan vas deferens (pada jantan). Pada kelinci tidak terdapat kloaka.
Sebagai contoh sistem ekskresi pada mamalia yaitu manusia, Sistem ekskresi pada manusia meliputi alat-alat ekskresi, diantaranya berupa ginjal, kulit, paru-paru dan hati. Organ-organ tersebut mengeluarkan air, NH2, urea dan asam urat, kulit mengeluarkan air, urea dan garam tertentu dalam keringat, paru-paru mengeluarkan gas CO2 dan H2O, hati mengeluarkan zat warna empedu
A. Ginjal
1.Struktur ginjal
Ginjal terdiri dari 2 lapisan yaitu lapisan luar atau korteks dan lapisan dalam atau medula. Didalam ginjal terdapat satuan struktural dan pungsional terkecil yang disebut NEFRON. Nefronterdiri atas badan malpighi, yang tersusun oleh 6 lomeruhes dan kapsula (simpai) Bawman,tubulus kontortus proksimal, lengkung heule, tubulus kontortus distal dan tubulus kolektius.Semua bagian nefron terdapat di korteks ginjal, kecuali lengkung heule di medula ginjal. Bentukginjal seperti kacang merah, jumlahnya sepasang dan terletak di dorsal kiri dan kanan tulangbelakang di daerah pinggang. Berat ginjal diperkirakan 0,5% dari berat badan, dan panjangnya ±10 cm. Setiap menit 20-25% darah dipompa oleh jantung yang mengalir menuju ginjal.
Ginjal terdiri dari tiga bagian utama yaitu:
a. korteks (bagian luar)

b. medulla (sumsum ginjal)
c. pelvis renalis (rongga ginjal).
Bagian korteks ginjal mengandung banyak sekali nefron ± 100 juta sehingga permukaan kapilerginjal menjadi luas, akibatnya perembesan zat buangan menjadi banyak. Setiap nefron terdiriatas badan Malphigi dan tubulus (saluran) yang panjang. Pada badan Malphigi terdapatkaps kapsul Bowman yang bentuknya seperti mangkuk atau piala yang berupa selaput sel pipih. Kapsul Bowman membungkus glomerulus. Glomerulus berbentuk jalinan kapiler arterial. Tubulus padabadan Malphigi adalah tubulus proksimal yang bergulung dekat kapsul Bowman yang padadinding sel terdapat banyak sekali mitokondria. Tubulus yang kedua adalah tubulus distal
Pada rongga ginjal bermuara pembuluh pengumpul. Rongga ginjal dihubungkan
oleh ureter (berupa saluran) ke kandung kencing (vesika urinaria) yang berfungsi
sebagai tempat penampungan sementara urin sebelum keluar tubuh. Dari kandung
kencing menuju luar tubuh urin melewati saluran yang disebutur eretra.
B. Kulit
Struktur kulit dan fungsinya
1. Lapisan epidermis
Pada lapisan epidermis terdapat beberapa lapisan, yaitu:
a. Stratum korneum berupa zat tanduk (sel mati) dan selalu mengelupas. Terdapat dipermukaan kulit, tersusun dari sel-sel yang bersifat keras dan tahan dari air. Pada tempat-tempat tertentu lapisan mengalami penebalan, misalnya pada telapak tangan dan telapak kaki.
b. Stratum lusidum. Lapisan berwarna kuning, terletak setelah stratum korneum.
c. Stratum granulosum yang mengandung pigmen. Merupakan lapisan kulit berpigmen. Pada stratum granulosum terjadi akumulasi kratin yang menyebabkan sel-sel pada lapisan ini kehilangan nukleus yang akhirnya mati.
d.Stratum germinativum ialah lapisan yang selalu membentuk sel-sel kulit ke arah  luar.merupakan lapisan basal yang sel-selnya aktif membelah untuk membentuk sel-sel kulit baru ke arah luar. Lapisan ini memproduksi pigmen melanin.
2. Lapisan dermis
Terletak di bawah lapisan epidermis, lebih tebal dari lapisan epidermis. Terdapat bagian-
bagian pada lapisan ini, antara lain:
a.Pembuluh darah.
b.Folikel rambut.
Merupakan kantung yang mengelilingi akar rambut. Dari forikel akan tumbuh rambut
yang berwarna hitam, warna hitam disebabkan karena adanya melanin.
c.Kelenjar minyak (glandula sabacea).
d.Kelenjar keringat (glandula sudorifera)
C. Paru-paru
Selain sebagai alat pernafasan, paru-paru juga bergfungsi sebagai alat ekskresi, mengeluarkan zatsisa oksidasi.
D. Hati
Hati atau hepar merupakan organ terbesar dalam tubuhdan merupakan salah satu organ
terpenting dalam ekskresi.

Berikut ini merupakan perbedaan ketiga ginjal tersebut:
A. Tipe Protonefros
Ginjal tipe ini muncul pertama kali pada saat embrio, bentuknya bersegmen, dan letaknya jauh ke arah rongga tubuh. Setiap unit memiliki satu nefrostoma yang bermuara ke dalam selom, tidak memiliki glomerulus. Pada ikan dan amfibi hanya ada pada tingkat larva dan hilang saat dewasa. Sedangkan pada reptilia, aves dan mamalia tampak sementara pada embrio kemudian segera menghilang



B. Tipe Mesonefros
Ginjal tipe ini berkembang secara segmental di tengah rongga tubuh. Beberapa nefrostoma bermuara ke dalam selom. Ekskresi dilakukan oleh glomerulus. Pada ikan dan amfibi, ginjal tipe ini terus berfungsi hingga dewasa. Sedangkan pada reptil, aves dan mamalia, ginjal ini timbul setelah protonefros dan berfungsi hanya selama fase embrio kemudian menghilang, meskipun demikian, salurannya tetap ada dan berfungsi sebagai vas deferes.

C. Tipe Metanefros
Ginjal tipe ini tidak bersegmen, tidak memiliki nefrostoma dan jumlah glomerulusnya banyak. Ginjal ini dimiliki oleh reptil, aves dan mamalia dan berfungsi terus selama hidupnya.

Jadi, perbedaan mendasar dari ketiga tipe ginjal tersebut adalah SEGMEN yang dimiliki, jumlah NEFROSTOMA dan jumlah GLOMERULUS

Materi Referensi:
Buku Biologi SMA Jilid 2B
Ensiklopedi Biologi Jilid III



Daftar Pustaka

Buku Biologi SMA Jilid 2B

Djarubito Brotowidjoyo, Mukayat, 1989, Zoologi Dasar, Erlangga, Jakarta.

Etik Wildayanti, Hartini, Biologi untuk SMU, Intan Pariwara

Ensiklopedi Biologi Jilid III

http://emwan9.blogspot.com/2009/05/ekskresi-vertebrata.html

http://www.scribd.com/doc/22234575/Sistim-Ekskresi-Pada-Manusia

http://green-airil.blogspot.com//2009/04/anatomi-vertebrata.html

Jasin, Maskoeri, 1992, Zoologi Vertebrata, CV. Sinar Wijaya, Surabaya




Tidak ada komentar: