Sabtu, 11 April 2015

PERBANDINGAN SISTEM SKELETON PADA HEWAN VERTEBRATA


BAB I
   A.      Pengertian Skeleton
Kerangka (Dari skeletos Yunani = "kering-tubuh", "mumi") adalah bagian tubuh yang membentuk struktur pendukung dari suatu organisme . Ada dua jenis kerangka yang berbeda: exoskeleton , yang merupakan kulit terluar yang stabil dari suatu organisme, dan endoskeleton , yang membentuk struktur pendukung di dalam tubuh
PISCES
    A.    Kelas Agnatha
          Yang termasuk kelas ini adalah Ostracoderma yang merupakan Agnatha purba yang telah punah, sedang yang masih hidup adalah sub kelas Cylostomata. Ciri khusus dari Cylostomata adalah memiliki tubuh yang bulat panjang dan silindris bagian ekornya pipih. Mulut terletak vetro-anteriol dan merupakan mulut penghisap, pada pinggiran mulut terdapat papil daging atau tentakel pada sebuah median terdapat sebuah saku rongga hidung. Tulang tempurung kepala dan archus viceralis (tempat insang ) berupa tulang rawan, terdapat notochord yang di lengkapi oleh archus neuralis yang tidak sempurna sebagai sebagai wakil vertebrata (Jasin, 1991).
            Kerangka tubuh terdapat notochord yang ada selama hidup sebagai skeleton aksial, terbungkus oleh jaringan ikat keras. Notochord terdapat sebagai sumbu tubuh yang berupa batang silindris dari bahan gelatin yang terbungkus oleh jaringan ikat. Bagian skeleton lainnya yang berupa tulang rawan yaitu :
1.      Tulang tempurung kepala yang meliputi tulang cranium dan capsula sensoris.
2.      Tulang rawan lingualis yang kuat dan tulang cincin rawan sekitar saluran buccalis.
3.      Sekelompok tulang rawan archus viceralis yang menyokong bagian insang.
4.      Bentuk archus yang terdapat di atas notochord seolah-olah seperti archus neuralis pada vertebrata.
  
      B.     Kelas Chondrichthyes
             Kelas ini merupakan kelas dimana ikan-ikan yang memiliki mulut dengan mulut ventral yang disokong oleh rahang dan vertebralisnya ini sempurna yang terpisah satu sama lain sehingga mudah membengkokkan tubuhnya. Skeletonnya terdiri atas tulang rawan. Salah satu contoh ikan yang masuk pada kelas ini yaitu ikan hiu Squalus bawah acanthias, ikan pari Raja sp dan Chimaera sp (Brotowidjoyo, 1989).
            Pada ikan hiu Squalus acanthias otak dan organ-organ sensori dibungkus dan dilindungi oleh kondrokranium. Dibawahnya ada skeleton visceral yang terdiri dari rahang bawah dan lengkung-lengkung insang. Selain itu skeletonnya berupa tulang rawan tanpa tulang keras, tulang cranium bergabung dengan capsula sensori, terdapat notochord dengan banyak bervertebrae yang sempurna daan terpisah satu sama lain. Vertebrae 2 macam yaitu batang dan ekor, masing-masing dengan lengkung-lengkung natural. Hanya vertebra kaudal yang berisi lengkung-lengkung haemal. Sirip-sirip disokong oleh tulang rawan dan bagian distal diperkuat dengan jari-jari keratin serta ada sabuk-sabuk pectoral dan pelvik yang berturut-turut menyokong sirip-sirip pektoral dan pelvik (Brotowidjoyo, 1989).
       C.     Kelas Osteichthyes (Kelas Ikan Bertulang Keras)
            Pada kelas pisces ini, memiliki skeleton sebagian atau seluruhnya bertulang menulang. Kondrokranium (cranium tulang rawan) dilengkapi oleh tulang dermal untuk membentuk tengkorak majemuk. Mulut terletak di ujung dan bergigi rahang tumbuh dengan baik dan bersendi pada tulang tempurung kepala dan mempunyai dua sacci olfactorius yang umumnya berhubungan dengan rongga mulut. Skeleton terutama berupa tulang keras, kecuali beberapa jenis yang sebagian bertulang rawan dan bentuk vertebrae bermacam-macam, pina caudalis biasanya homocercal serta sisa-sisa notochord masih tampak (Brotowidjoyo, 1989).
            Sisik dan sirip merupakan exeskeleton sedangkan endoskeleton terdiri atas tulang tempurung kepala, columna vertebralis, cingulum pectoralis dan tulang-tulang kecil tambahan yang menyokong sirip (Jasin, 1991).
            Tulang tempurung kepala terdiri atas cranium sebagai tempat otak, capsula untuk tempat beberapa pasang organon sensoris (olfactory, optic, auditory) dan skeleton viceralis yang merupakan bagian pembantuk tulang rahang dan penyokong lidah insang untuk mekanisme. Tengkorak (tempurung) melekat dekat sekali dengan columna vertebralis. Oleh karena itu, ikan tidak bias memutar kepalanya dan giginya biasa terdapat pada tulang premaxillary dentary, vomer dan tulang palatina (Jasin, 1991).
            Pada embryo dan ikan yang masih muda, cranium berupa tulang rawan, akhirnya sebagian besar akan diganti oleh tulang-tulang rawan yang mendapat tambahan tulang membran sebagai hasil penulangan jaringan ikat pada masa embryo.
            Tujuh pasang archus yang masuk skeleton viceralis yang pertama adalah tulang rawan dan yang terakhir adalah tulang keras. Bagian atas (platoquadrate) dari archus mandibularis menempel pada tulang cranium dan masing-masing setengah dari rahang atas dibentuk oleh dua tulang membran (premaxillae dan maxillae). Rahang bawah yang yang primitive (tulang rawan Meckel) pada masing-masing sisi disusun oleh 3 tulang yaitu dentary, angular dan articular menggantung pada tulang quadratnyang menempel pada cranium. Archus hyoid sebagian menyokong lidah. Empat archus Branchialis masing-masing menanggung seberkas insang pada lengkung sebelah luar dan sisir dari pada sebelah dalam pada batas bagian dalam pharynx. Sisir-sisir itu untuk mencegah kerusakan pembuluh darah dari benda-benda keras. Pada archus yang terakhir terdapat gigi pharynx, tapi tidak berinsang (Jasin, 1991).
            Columna vertebralis merupakan ruas-ruas yang sama, masing-masing terdiri atas beberapa bagian :
1.      Centrum dimana masih terdapat sisa-sisa chorda, masing-masing terdiri atas bagian-bagian.
2.      Archus neuralis merupakan suatu lengkung di atas centrum bersama-sama dengan sesamanya akan membentuk suatu saluran tempat sumsum (medulla spinalis).
3.      Diatas archus neuralis mencuat tonjolan runcing yang disebut Prosessus spinosus dorsalis atau spina neuralis.
4.      Pada ruas dada dan perut terdapat dua tonjolan cabang ke bawah dan menjadi rusuk yaitu processus spinosus ventralis. Pada ekor sebelah bawah cenrum terdapat archus haemalis sebagai tempat arteri dan vena caudalis dan selanjutnya archus mempunyai tonjolan ke bawah yaitu Processus spinosus haemalis.
Ikan tidak mempunyai tulang dada, cingulum pectoralis terdiri atas tulang scapula, coracoid dan clavicula. Pada cingulum pectoralis ini melekat sirip pectoralis (pinna pectorans). Cingulum pelvicus tidak ada, sehingga pina pelvicus melekat pada tulang pubis dan pada cingulum terdapat ligament, tapi tidak ada hubungannya dengan columna vertebralis (Jasin, 1991).
  
BAB II
AMPHIBIA

             Amphibia adalah vertebrata yang secara tipikal dapat hidup baik dalam air tawar dan di darat. Sebagian besar mengalami metamorfosis dari berudu (akuatis dan bernapas dengan insang) ke dewasa (amfibius dan bernapas dengan paru-paru), namun beberapa jenis amfibia tetap mempunyai insang selama hidupnya (Brotowidjoyo, 1989).
            Rangka katak tersusun atas endoskeleton yang di sokong oleh bagian-bagian yang lunak. Fungsi rangka adalah untuk melindungi bagian-bagian tubuh yang vital, melekatnya otot daging yang berguna untuk bergerak dan berjalan. Pada fase cebong (berudu) tulang-tulang masih lunak. Kemudian pada fase dewasa menjadi keras. Tapi sambungan-sambungan tulang masih tetap lunak, dengan permukaan yang licin. Tempurung kepala, vertebrae dan sternum merupakan skeleton axiale sedang kaki merupakan skeleton appendiculare (Jasin, 1991). Tempurung kepala besar serta pipih terdiri atas :
1.      Cranium yang sempit
2.      Beberapa pasang capsula sensoris dari hidung capsula pendengar dan capsula yang besar untuk mata.
3.      Tulang-tulang rahang, os hyoid dan tulang rawan dari larynx (skeleton visceral). Bagian atap cranium sebagian besar tersusun oleh os fronto parientalis os nasalis menutupi capsula nasalis, os prootic sebagai pelindung bagian dalam dari telinga, sedang disebelah posteriornya kita jumpai os exooccipicondylus occipitalis. Kedua condylus tertanam kokoh pada vertebrae yang pertama dan memungkinkan kepala dapat digerakkan ke suatu arah. Diantara condylus terdapat lubang yang besar yang disebut foramen magnum. Melalui foramen ini terhubunglah otak dengan sumsum tulang belakang (nervecord).
Masing-masing tulang rahang atas (archus maxillaries) yang terdiri atas premaxillaris, maxillae yang bergigi dan os quadrato jugularis. Semua bagian tersebut bersatu dengan cranium. Rahang bawah (archus mandibularis) pada masing-masing setengah bagian tersusun atas batang tulang rawan (mento mackelian) sebelah anterior, bersambung dengan os dentary dan os angulosplenial. Tulang rawan yang terakhir mempunyai hubungan sendi dengan tulang rawan quadrate pada cranium.
Tulang punggung bersambung dengan kepla dan extrimitas berfungsi menyokong tubuh dan melindungi sumsum, terdiri atas 9 columna vertebralis dan urostyl yang silindris, masing-masing vertebrae merupakan suatu segmen pendek yang fleksibel seperti vertebrae pada vertebrata lainnya. Tiap-tiap vertebrae terdiri atas centrum atau corpus yang memiliki lengkung atas (archus neuralis) sebagai tempat sumsum. Pada sebelah atasnya terdapat cuatan neuralis terdapat processus articularis yang menyebabkan vertebrae dapat sedikit bergerak dan tidak mempunyai costae (tulang rusuk) (Jasin, 1991).
Tempat tumpuan extremitas anterior berupa cingulum cranialis (pectoral girdle) yang berbentuk seperti rangka yang melingkari alat-alat dalam thorax. Cingulum cranialis ini melekat pada vertebrae dengan otot daging. Masing-masing setengahnya terdiri atas tulang rawan lebar. Tumpuan extremitas posterior berupa cingulum posterior (pelvic girdle) merupakan persatuan tulang yang mempunyai bentuk yang terdiri atas os illium sebelah anterior, os ischium sebelah posterior dan os pubis sebelah ventral.
Dua pasang extremitas ukurannya berbeda tetapi mempunyai bagian-bagian tulang yang mirip dan dapat dibandingkan sebagai berikut :
Extremitas anterior                                               
·         Humerus                                     
·         Radio-ulna menjadi satu
·         Carpus
·         Metacarpus
·         Phalangus
Extremitas posterior
·         Femur
·         Tabia-fibula menjadi satu
·         Tarsus
·         Meta tarsus
·         Phalangus
Selain pada katak contoh skeleton pada kodok hijau juga hampir menyerupai dimana tengkorak terdiri atas cranium kecil, tulang muka yang lebar, pipih serta tulang orbital besar dan rahang sangat lebar. Columna vetebralis terdiri dari 10 elemen yang pertama disebut tulang atlas, yang ke-9 tulang sacral dan ke-10 tulang urostil (yang sangat memanjang). Semua vertebrae, kecuali pertama, ke-9 dan ke-10 mempunyai prosessus transversal yang panjang yang disebut rusuk. Ada tulang dada (sternum) yang dihubungkan dengan sabuk pectoral (sabuk dada). Skeleton kaki depan terdiri atas humerus, radio-ulna, kapal, metacarpal, falang. Dan skeleton kaki belakang terdiri dari femur, tibio-fibula, tarsal dan falang (Brotowidjoyo, 1989).
BAB III
REPTILIA

            Reptilia adalah vertebrata dengan kulit kering dan tertutp oleh sisik-sisik atau papan-papan epidermal dimana tengkorak biasanya sedikit tertekan lateral dengan sebuah kondil oksipital. Sabuk-sabuk badan (girdle) tumbuh baik (kecuali pada ular yang tereduksi atau bahkan hilang sama sekali). Vertebrae terbagi dengan jelas menjadi 5 bagian yaitu servikal, dada (toraks), lumbar, sakral dan ekor (kaudal) (Wikipedia, 2010).
           Skeleton aksialis terdiri atas tempurung kepala dan vertebrae. Tempurung kepala ada yang bermoncong panjang merupakan tulang yang keras pada hewan yang dewasa. Rahang bawah yang panjang bersendi pada tulang quadrat yang telah bersatu dengan tulang cranium dan bagian ventral dari cranium merupakan plat yang keras. Columna vertebralis terdiri atas 5 type yakni cervix, thorax, lumbal, sacrum dan cauda. Pada buaya di cervix terdapat tulang rusuk pendek yang bebas (costae cervicalis) sedangkan pada thorax dan sternum dihubungkan oleh costae thoracalis dengan peluasan tulang-tulang rawan.
           Kelas reptilian terbagi atas 4 ordo yaitu :
1.      Ordo Chelonia
Reptilia dengan skeleton yang sebagian bermodifikasi menjadi karapaks (perisai dorsal) dan plastron (perisai ventral). Rahang-rahang tidak bergigi tetapi berzat tanduk. Kedua bagian perisainya ini digabungkan pada bagian lateral bawah dan dibungkus oleh kulit dengan lapisan zat tanduk yang sangat tebal. Tulang quadrat pada cranium mempunyai hubungan bebas dengan rahang bawah sehingga rahang bawah mudah digerakkan serta tulang ruang belakang thorax dan tulang costae (rusuk) biasanya menjadi satu dengan perisai (Jasin, 1991).
Contoh dari ordo ini yaitu kura-kura berlukis Chrysemys picta, kura-kura air tawar Chelydra serpentine, penyu Caretta sp.
2.      Ordo Squamata
a.       Subordo Lacertilia (Sauria)
Tubuhnya panjang,mandibula bersatu dibagian anterior. Tulang quadrat berkontak dengan pterigoid sehingga terbukanya mulut terbatas (tidak seperti ular).  Contoh bengkarung (kadal Lacerta sp), tokek Hemidactylus turcicus, Sphaerodactylus sp, bunglon Agama sp, komodo Varanus komodoensis, Kamelion Chameleon chameleon.
b.      Subordo Ophidia (Ular)
Tubuh tidak memiliki extremitas walaupun sisanya ditekankan pada spesies tertentu. Mandibula (rahang bawah) terikat seluruhnya pada ligament, gigi bulat panjang. Tengkorak lemah, karena bagian-bagian tulangnya dapat bergerak satu diatas lainnya. Contoh ular weling Lampropeltis bovlii, ular cobra Naya tripudont, ular sawah Phyton molurus.
3.      Ordo Crocodilia
       Merupakan reptilia besar dengan tulang rusuk abdominal, rahangnya kuat dan mempunyai gigi yang tumpul. Kaki pendek dengan jari-jari berselaput tebal, ekor panjang. Contoh Crododylus americanus, Aligator sp.

4.      Ordo Rhynchocephalia
Yang masih hidup sampai sekarang mempunyai bentuk seperti kadal dimana memiliki tulang rahang yang mudah digerakkan, columna certebralisnnya adalah amphicoel dan memiliki costae abdominalis. Contoh yang masih hidup sampai sekarang adalah Tautara Sphenodon punctatum.

BAB IV
AVES

   Skeleton pada aves bila dibandingkan dengan reptilia dan mamalia merupakan tulang yang berongga dan ringan. Hal ini merupakan modifikasi untuk terbang. Tulang tempurungnya pada hewan yang masih muda akan terpisah antara satu dengan yang lainnya namun setelah tua akan bersenyawa menjadi satu. Tulang tempurung kepala terdiri atas kotak otak yang bulat, rongga mata dan rahang yang terproyeksi ke luar (sebagai paruh), rahang bawah bersendi dengan tulang quadrat yang mudah digerakkan. Persendian antara tulang kepala dan leher dengan sebuah system condylus (condylus ocipitalis) (Jasin, 1991).
Leher tersusun atas kurang lebih 16 vertebrae cervicalis, yang masing-masing mempunyai persendian bentuk sadel sehingga mudah untuk gerak dalam menggambil makanan dan lain-lain. Columna vertebralis bagian truncus bersenyawa menjadi satu, sedang bagian thorax mempunyai persendian dengan costae. Sisa vertebrae lainnya menjadi tulang senyawa synsacrum tempat menempelnya tulang velvicus. Tidak memiliki vertebrae lumbalis. Empat vertebrae caudalis menjadi satu dan terkenal sebagai pygostyl yang menyebabkan bulu ekor dapat digerakkan (Jasin, 1991).
Tulang thorax melindungi alat-alat bagian dalam dan merupakan bagian yang menyokong pada mekanisme terbang. Dalam mekanisme ini terjadi peluasan dan kontraksi rongga tubuh guna pernapasan. Tulang yang menggambil bagian dalam hal ini yaitu :
1.      Tulang vertebrae sebelah dorsal
2.      Tulang costae yang pipih sebelah lateral
3.      Tulng sternum sebelah ventral yang mempunyai tonjolan sebelah median yang disebut carina sebagai tempat melekatnya musculus pectolaris guna keperluan terbang. Carina hanya terdapat pada jenis burung-burung yang terbang .

BAB V
MAMALIA

           Skeleton sebagian besar terdiri atas tulang keras dan tulang rawan pada permukaan sambungan-sambungan dan pada bagian tertentu. Disamping tulang rawan terdapat tulang membrane dan kandang-kandang terdapat tondon yang berisi sel-sel tulang yang terkenal sebagai ossmoidus. Sebagai contoh yang terkenal adalah tulang tempurung lutut (patella), tulang mata kaki (kemiri) (Jasin, 1991).
         Tulang tempurung kepala keras dan merupakan suatu kontak yang tersusun atas bagian tulang yang bersenyawa pada bagian sutura. Bagian fasial terdapat nostril di sebelah dorsal dan sepasang orbita sebagai tempat biji mata dan disebelah ventral terdapat plat dengan ditepi tulang rahang atas yang mengandung gigi. Pada permukaan sebelah posterior terdapat lubang foramen magnum yang dilalui oleh medulla spinalis yang berhubungan dengan otak. Disebelah kanan kiri foramen magnum  terdapat condyllus occipitalis yang merupakan sendi yang berhubungan vertebrae pertama atau atlas. Rahang bawah mengandung gigi terdiri atas sebuah tulang yang bersendi dengan tulang squamosa pada cranium (Jasin, 1991),
         Columna vertebralis terbagi atas 5 bagian yaitu :
1.Vertebrae cervicalis
2. Vertebrae thoracalis yang memiliki hubungan dengan costa
3. Vertebrae lumbalis
4.Vertebrae sacralis
5.Vertebrae caudalis.
Cingulum pelvicus berupa tulang pinggul yang menempel secara kokoh pada sacrum dan masing-masing setengah tulang pinggul itu terdiri atas os ischium (sebelah posterior), os illium dan os public (sebelah ventral). Pertemuan ketiga tulang ini membentuk mangkokkan yang terkenal sebagai acetabulum bersatu secara senyawa di bawah vertebrae (Jasin, 1991).
Masing-masimg extremitas caudalis terdiri atas femur sebagai tungkai atas, crus sebagai tungkai bawah yang terdiri atas tibia dan fibula, pes (kaki) terdiri atas ossa tarsalia (tulang pergelangan tangan), ossa metacarpalia (telapak kaiki) dan phalangus (ruas jari-jari). Jari ada yang bertufucula (cakar) dan berunggula (teracak) (Jasin, 1991).


DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjoyo, Mukayat.,1989. Zoologi Dasar. Erlangga. Jakarta.
Jasin, Maskoeri., 1991. Zoologi Vertebrata Untuk Perguruan Tinggi. Sinar Wijaya. Surabaya.

Wikipedia, 2010. Vertebrata. http://www. Wikipedia.org.









Tidak ada komentar: